"Cinta itu seperti air dan api, nekat untuk menyelam maka tahu bagaimana rasanya terhanyut dalam kerinduan. Nekat mendekati, maka tahu rasanya panas saat melihatnya dengan yang lain."_Arul.
Hari ini mereka akan berangkat ke kebun teh. Sesuai dengan rencana kemarin. Tepat pukul 06.30 mereka sudah berada di area sekolah. Hanya beberapa orang yang belum hadir.
"Hai semuanya, apakah sudah kumpul semua?" Bu Dikta bertanya.
"Bu, kayaknya Tika sama teman-temannya belum datang deh," sahut seseorang.
Bu Dikta celinga-celingu mencari sosok yang baru saja disebutkan. Wanita itu hanya melihat sosok Risa, tanpa adanya Tika dan Bella.
"Sa, mana teman kamu yang dua lagi?" tanya Bu Dikta.
Risa menggelengkan kepalanya. "Gak tau Bu, soalnya mereka gak ngabarin saya," jawabnya.
Tak lama orang yang mereka bicarakan datang. Semua tercengang melihat Tika.
"Woi Tika, lo mau holiday atau mau pindahan?" tegur Arul.
"Sibuk banget sih mulut lo," tungkasnya.
Arul tertawa melihat itu, tentu aksi itu dibantah oleh Ema. "Rul, gak boleh gitu lo. Dia, gitu-gitu teman lo," tegur Ema.
Arul pun tak mengganggu Tika lagi. Lelaki itu pergi dari tempatnya, bergabung bersama teman-temannya.
"Ya udah, ini udah pada kumpul semua kan?" tanya Bu Dikta memastikan.
"Udah Bu," jawab mereka serempak.
Mereka pun masuk ke bus satu persatu, ketika hendak masuk. Tika menatap sinis ke arah Ema. Aksi itu, tentu mendapatkan semprotan dari Ningrum.
"Ngapain lo ngeliatin kita kayak gitu? Mau copot mata lo?" sindir Ningrum. Tika langsung buang muka. Melanjutkan langkahnya.
Disepanjang perjalanan, mereka semua seru-seruan di dalam bus. Saling bernyanyi, dipandu oleh Arul dengan lambayan tangannya di atas.
Mendengar alunan merdu itu, membuat sebagian murid lainnya tertidur. Ada pula yang ikut berdiri, bernyanyi dengan begitu hebohnya. Alunan lagu Pemuja Rahasia oleh Shella on 7 bergema di dalam bus yang mereka tumpangi. Suara musiknya terdengar begitu merdu. Di situlah kehebohan tercipta.
Suara Arul mendominasi diantara yang lainnya. "Mungkin kau takkan pernah tau, betapa mudahnya kau untuk dikagumi..., mungkin kau takkan pernah sadar, betapa mudahnya kau untuk dicintai," nanyi Arul. Sontak semuanya ikut bernyanyi.
"Akulah orang yang akan selalu memujamu, akulah orang yang akan selalu mengintaimu," lanjut mereka.
Semuanya merasa gembira, melupakan segala luka. Hari ini adalah hari di mana mereka saling bergandengan. Jika biasanya ada yang bermusuhan, kali ini tidak ada. Semuanya akur begitu saja. Kebersamaan mengalahkan semuanya.
***
Waktu sudah menujukan pukul 08.30, akhirnya mereka tiba diperkebunan teh. Saat pertama kali turun, mereka semua disambut hangat oleh tumbuhan hijau yang bersejajar.
"Wow, indah banget," kagum mereka.
"Suasananya juga masih segar banget," ujar Ema. Tempat seperti ini lah yang Ema sukai.
Semuanya berkumpul, mendengarkan aba-aba dari Pak Badrol dan Bu Dikta.
Bu Dikta menepukan kedua tangannya, untuk memanggil para muridnya, agar mereka semua mendengar suara wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Kita Season 1 (End) Segera Terbit
Teen FictionMemiliki trauma yang berat, lalu disembuhkan dengan rasa kasih sayang. Bukan soal percintaan saja, tapi tentang persahabatan juga. Mereka yang memiliki mimpi, bekerja sama untuk meraihnya. Saling menompah satu sama lain, saling memahami dan menyayan...