"Belikan jus semangka."
Sekarang, selain menjadi tukang antar + menemani makan siang, Shana punya pekerjaan lain sebagai jastip! Setiap harinya ada saja yang dititip oleh Bhakti Aryseno saat Shana akan mengantar makan siang untuk pria itu. Hari ini titipannya adalah jus semangka, karenanya Shana harus terlebih dahulu mencari-cari penjual jus buah yang bersih dan menarik, sesuai kriteria Seno.
Pak Seno Dosbing :
Nggak pakai gula.Ponselnya kembali berdenting, kini ada tambahan reques dari pria itu.
Me :
Ada lagi nggak Pak?Pak Seno Dosbing :
Nggak adaPak Seno Dosbing :
Kamu tahu dimana beli kue pancong lumer?Kenapa dosennya sudah seperti orang ngidam saja? Tiba-tiba menanyai pancong lumer. Sungguh aneh.
Me :
Dekat rumah saya ada Pak
Tapi bukanya sore hehehe
Udah ada lagi nggak Pak? Saya udah mau ke kampus nihPak Seno Dosbing :
Nggak ada
Hati2Dengan menenteng jus pesanan Seno, Shana melangkah percaya diri menuju ruangan dosennya itu. Jika dulu dia takut sekali menginjakkan kaki di ruangan Seno, kini rasa takut itu sudah hilang bersamaan dengan sikap bersahabat pria itu. Walau ya namanya Bhakti Aryaseno tetap saja sering mengeluarkan kalimat-kalimat pedasnya.
"Piw wittt senangnya yang mau ketemu ayang!" Goda Adrian yang melihat Shana melintas di depan sekre himpunan.
Shana tidak ada waktu lagi untuk menanggapi ledekan Adrian. Tadi karena antrian di pedagang jus langganannya terlalu ramai, jadi ia menghabiskan waktu lebih lama hanya untuk mendapat 1 cup jus semangka tanpa gula pesanan Seno. Akibatnya, Shana terlambat mengantar makan siang untuk pria itu. Biasanya Shana akan tiba di kampus sekitar jam setengah 12 bertepatan dengan istirahat makan siang, sekarang ia baru tiba hampir jam 12 siang.
"Brisik!" Hanya itu balasan Shana lalu mempercepat langkahnya menuju ruangan Seno.
Pintu ruangan Seno dalam keadaan tertutup saat Shana tiba. Seno memang selalu menutup pintunya saat istirahat, memberi tanda bahwa dia tidak ingin ada siapapun yang datang bertamu.
"Permisi Pak Seno, makan siang." Shana perlu mengetuk pintu dua kali, baru membuka pintu tersebut. "Maaf Pak tadi beli jusnya antre." Dia memberi senyuman agar Seno memaklumi keterlambatannya.
"Lama." Keluh Seno menyambar jus semangka yang baru diletakkan Shana. "Kok dikasih gula?!" Cercanya.
Shana gelagapan, dia ingat betul sudah menyebutkan reques agar tidak memakai gula pada si penjual. Tapi arrrggghhh kini dia yang dalam masalah.
"Gula sedikit nggak masalah Pak." Cengir Shana.
"Sedikit apanya! Manis sekali gini." Seno sudah enggan meminum lagi jus kemanisan itu. Rasanya dominan gula ketimbang semangka.
"Iya Pak maaf, tadi saya udah ngomong tapi kayanya penjualnya nggak dengar." Bela Shana menatap miris jus semangka yang ia dapatkan dengan penuh perjuangan tapi akan segera berakhir di tong sampah. "Mubazir Pak buang-buang minuman."

KAMU SEDANG MEMBACA
ADVOKASI
ChickLitShana begitu ia akrab disapa. Si paling advokasi begitu julukannya. Bagaimana tidak, ini tahun keduanya menjabat sebagai staff bidang Advokasi di Himpunan. Walau hanya seorang staff, kinerja Shana tidak perlu diragukan lagi. Sampai keluar julukan...