ANGELS LIKE YOU

210 65 110
                                    

Tekan sebelum membaca
Readers-nim, selamat hari raya.. selamat berkurban bersama keluargaaa tercinta asal jangan kurban perasaan yes 🫢
————————-

Sohyun memutuskan untuk melihat sendiri kebenaran yang ada di rumah duka. Dimana Joohyun menyimpan rahasia yang mungkin tidak di ketahui khalayak.

Berbekal informasi dari Gayoung, langkah kaki Sohyun terus menuju ke jajaran lemari kaca yang berisi guci abu. Dihiasi oleh bunga dan foto yang menunjukkan identitas di setiap lemari kaca.

Berdasar informasi dari Gayoung, kedua kaki Sohyun terhenti tepat di salah satu lemari kaca, yang hanya memajang sebuah foto.

Foto seorang bayi laki-laki tanpa identitas apapun. Terdapat bunga mawar yang masih segar. Disamping foto bayi tersebut.

"Masa lalu seperti apa yang kalian miliki, Oppa? Mengapa tidak jujur sedari awal mengenai ini semua?", rasa sakit di dada Sohyun tidak tertahankan.

Akan tetapi Sohyun menguatkan diri untuk mengambil bukti foto. Sebelum kedua kakinya benar-benar terasa lemas. Bahkan untuk berdiri dengan tegak rasanya Sohyun tidak mampu.

Setelah mengambil beberapa foto dan sebuah video. Sohyun memutuskan untuk segera berlari. Lalu bersandar di dekat pintu keluar rumah duka. Guna mengatur napas dan mencoba menenangkan diri sejenak.

"Kim Sohyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kim Sohyun..... tenanglah.... Bertahanlah untuk seorang yang bernyawa di dalam tubuhmu saat ini", gumam Sohyun menguatkan diri sendiri.

Sohyun pun memutuskan untuk kembali ke perusahaan WOONGJIN menggunakan taksi. Karena ada rapat umum pemegang saham yang harus dihadiri Sohyun sebentar lagi.

.

Sesampainya di WOONGJIN, Sohyun mendapat pesan singkat dari sang suami. Menyuruh dirinya untuk datang sejenak ke ruangan Seokjin, sebelum pergi ke ruang hall utama untuk rapat bersama para petinggi yang terlibat.

Sohyun pun menyiapkan mentalnya untuk bertemu sang suami. Disaat kestabilan emosinya masih sulit terjaga. Tapi, inilah kehidupan. Sohyun hanya bisa melakukan yang terbaik untuk bertahan sementara sambil terus mencari tahu kebenaran yang melibatkan masa lalu suaminya dengan Bae Joohyun yang mungkin tidak diketahui Sohyun.

"Sohyun-ah, darimana? Aku mencarimu dan bertanya pada divisimu. Tapi mereka mengatakan kau bahkan belum datang", sapa Seokjin saat melihat sang istri masuk ke dalam ruangan.

"Maaf, Oppa. Tadi aku menemui Gayoung terlebih dahulu"

Seokjin bmengambil sesuatu dari laci meja kerjanya. Empat tangkai bunga mawar merah yang dibalut kertas putih dengan pita pink yang memikat.

"Aku melihat meja kerjamu paling kosong di antara lainnya. Kau bisa meletakkan ini disana", memberikan pada Sohyun dengan senang hati.

Sohyun terdiam, karena kembali teringat bunga mawar yang masih segar di rumah duka tadi. Rasa sakit di dada kembali terasa.

O B L I V I O N [C O M P L E T E D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang