2. FEAR

1.7K 278 58
                                        

HALO DAN BERIBU MAAF!

Kemarin aku janji mau update, tapi ketiduran, huhu. Sorry, ya. Jadi, aku langsung update hari ini. Semoga kalian suka, ya!

Anyway, Pre Order novel Savpra and the Triplets (Seri kedua dari Savpra Universe) masih dibuka. Link Pre Order ada di bio aku, kalian bisa klik, lalau pilih opsi pertama, ya. Jangan sampai ketinggalan soalnya banyak kejutan di sana!

Happy Reading!

Gema langkah kaki dari seorang pangeran Savpra menyeruak ke seluruh ruangan, menusuk indra pendengar seorang laki-laki dengan kedua netranya yang sempat menghitam untuk sesaat ketika mengetahui Jack menghampirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gema langkah kaki dari seorang pangeran Savpra menyeruak ke seluruh ruangan, menusuk indra pendengar seorang laki-laki dengan kedua netranya yang sempat menghitam untuk sesaat ketika mengetahui Jack menghampirinya. Sembari menggoyangkan sedikit benda kecil yang ia genggam sejak tadi, Jackson menarik senyum. 

Bukan senyum kebahagiaan bagi Jack, lebih seperti senyuman licik. Tidak ada James atau Skylar, kali ini Jack benar-benar sendiri menemui Jackson di atas sofa panjang tersebut. Masih tidak ada pembicaraan sampai Jack duduk dengan tenang di salah satu sofa tunggal, netra hazelnya tertarik dengan sebuah benda yang terlihat seperti sebuah botol ramuan. Di dalamnya terdapat caira kental berwarna hitam pekat yang mampu buat bulu kuduk Jack berdiri. Terlihat menyeramkan meski ukurannya kecil.

Botol kecil tersebut langsung masuk dalam kepalan tangan Jackson bersamaan dengan dirinya yang menoleh kepada Jack. Jackson merasa aneh melihat Jack yang sekarang. Seingatnya, terakhir kali Jack mengunjungi Jafica bersama saudara-saudaranya, Jack terlihat seperti seseorang yang takut mati, pengecut, dan penakut. Namun, saat ini Jackson tidak melihat ketakutan atau sosok Jack yang selalu banyak bicara. Ya, Jackson mendengar dari ucapan sang ayah bahwa pangeran Jack merupakan sosok yang aktif dan banyak bicara setelah James. 

"Katakan saja apa keperluanmu kemari, Jackson. Aku tidak bisa berlama-lama."

Ucapan Jack memecah keheningan, Jackson mengambil napas panjang-panjang untuk mempersiapkan kalimatnya. "Pertama, aku ucapkan selamat atas pertunanganmu dengan Putri Kalypso dari Shenawen," kata Jackson tersenyum. "Ya, kukira kau akan datang menemuiku dengan Kalypso di sampingmu? Ternyata tidak."

"Kau ada urusan dengan Kalypso?" Kening Jack mengerut.

"Tidak, bukan dengannya, tapi dengan kau."

Baiklah, Jack akan mendengarkan. Namun, jika Jaackson berkata yang tidak-tidak, Jack bersumpah akan meninggalkan ruangan ini. Tidak peduli jika Jackson marah. Entah mengapa, suasana dirasa makin hening dan tegang, terlebih ketika secara tiba-tiba Jackson menyodorkan botol ramuan kecil yang sedari tadi ia genggam kepada Jack.

Melihat itu, sontak membuat kening Jack berkerut, bertanya-tanya apa maksud lelaki di hadapannya ini. Menyadari ekspresi bingung Jack, lantas membuat Jackson tersadar untuk selanjutnya menjetikkan jari. 

PART OF DARKWINXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang