[Trilogy from Savpra Universe]
Kembalinya Pangeran Jack dengan sesuatu yang istimewa di tubuhnya menjadikan jiwanya dengan James dan Skylar semakin diincar oleh Dakrwinx. Ditambah, kematian mereka sangat dinantikan oleh dua Pangeran kembar dari Kera...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebuah ilusi dan halusinasi. Nai memberikan kedua hal itu kepada Jack secara tiba-tiba begitu Jack baru saja ingin mempersiapkan diri. Berada di tengah-tengah di antara pepohonan dan danau yang membentang, Jack terpaku seraya melihat ke sekelilingnya, pikirannya dipenuhi pertanyaan hingga dahinya mengerut.
Segala di sekitarnya perlahan berubah menjadi sebuah pemandangan baru, tidak asing, Jack mengingat di mana ia pernah melihat pemandangan ladang bunga di hadapannya. Tubuh Jack berputar, lalu ladang indah itu seketika menjadi ladang yang habis terbakar, langitnya penuh kelabu.
"Kalypso? Nai?"
Lengang. Hanya embusan angin yang menjawab pertanyaan Pangeran tersebut. Saat netra hitamnya beralih sedikit ke kanan, mata Jack perlahan membesar. Jantungnya berpacu cepat, langkahnya reflek mengambil langkah mundur. Di depan sana, Jack melihat keempat saudaranya tergeletak di atas tanah. Tidak ada gerakan, wajah mereka pucat pasi seperti mayat. Kemudian, ia mengalihkan pandangan saat sebuah suara memanggilnya.
"JACK!"
Mata Jack terkunci. Di sisi kanan tidak jauh darinya, Skylar berdiri dengan tegang, seseorang berjubah hitam legam dengan ukiran hitam di salah satu punggung tangannya terlihat. Orang itu menahan Skylar, sebuah pisau berada dekat dengan leher saudaranya. Tak lama, suara lainnya muncul, kali ini James. Lelaki tersebut memiliki kondisi yang sama dengan Skylar, tetapi posisinya tergeletak di atas tanah dengan bilah tajam perak milik seseorang bejubah hitam yang mengarah padanya. Jack yakin, nyawa James akan hilang begitu saja ketika pedang tersebut dihunuskan.
Namun, apa yang terjadi? Apakah hal ini termasuk bagian latihan dari Nai?
"Apa yang terjadi?" Jack bertanya, keningnya makin berkerut mencari jawaban sembari mengedarkan pandangan, menemukan beberapa saudaranya yang lain telah tergeletak di atas tanah.
Melihat hal tersebut, Jack langsung mengambil langkah cepat, tubuhnya bersimpuh tepat di samping Hayden. Mulai dari mata, hidung, bahkan bibir, semua pucat. Lalu, ia mengguncangkan tubuh Hayden, lantas tak bergerak sama sekali.
"Kak!"
Nihil, beberapa kali guncangan dan panggilan tidak membuat Hayden sadar. Beralih ke tubuh selanjutnya, yaitu Seon. Jack melakukan hal yang sama, mengguncangkan tubuh lelaki itu yang di tubuhnya masih menancap dua buah anak panah. Perih rasanya mata Jack, sesak mengelilingi seisi hatinya. Kemudian Jayden ... memiliki kondisi yang sama dengan Seon, tubuhnya bagai membeku setelah terhunus pedang di dada, berhasil menembus jantungnya.
"Jayden, bangunlah. Apa yang terjadi?"
Sekali lagi, tidak ada yang bisa diharapkan. Kepala Jack terangkat, langsung menemukan letak sang bungsu berada. Dirinya tidak tergeletak di tanah, melainkan bersandar pada salah satu dahan pohon besar dengan sebuah sayatan cukup besar dari bahu kanan hingga perutnya. Seseorang sepertinya telah menebaskan senjatanya cukup kuat, membuat darah merembes ke pakaiannya. Jack kehilangan Niko.