20. I Love You, I'm Sorry

1.1K 131 76
                                        

MasyaAllah tabrakkallah yah, Momzz!

Aku akhirnya bisa update inieh lagi setelah beberapa bulan menghilang, semoga nggak lupa alur ya (Bicara dengan nada sopan)

Sebelum membaca, aku mau ngabarin kalau ceritaku yang The Lozart bakal terbit InshaAllah tahun ini, hehe. Cerita itu visual tokoh utamanya Tuan Muda Heeseung :*

Oke, Happy reading!

Matahari telah sepenuhnya bersembunyi, langit gelap penuh gemintang perlahan tertutupi oleh gumpalan awan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari telah sepenuhnya bersembunyi, langit gelap penuh gemintang perlahan tertutupi oleh gumpalan awan. Musim dingin memang telah terlewat, tetapi udara dingin musim semi di pulau Vell masih menusuk hingga sumsum tulang. Api kembali berkobar pada perapian, menghantarkan rasa hangat bagi mereka yang berada di dekatnya. 

Di salah satu ruangan, Hayden menjamu dua pemuda yang mengaku bernama Neith dan Neera. Hampir saja penyerangan terjadi tadi jika saja ia tidak menghalangi Jayden dan menyuruhnya untuk menurunkan senjata. Sampai saat ini, belum ada yang tahu maksud kedatangan dua orang asing tersebut. 

"Jadi, kalian kembar?"tanya Hayden, basa-basi sederhana yang malah mengundang kesunyian. "Baiklah, mungkin benar. Kelihatannya kalian memiliki tujuan tertentu, silakan bertanya jika memang ada yang ingin ditanyakan."

Lengang seketika. Neith dan Neera saling bertukar pandang sebelum kembali menghadap Hayden. Melihat atensi Neith dan Neera yang sejenis dengan Jackson tentu membuat Hayden diam-diam merasa tidak nyaman. Terlebih, ini pertama kalinya berhadapan dengan makhluk seperti Jackson. Terlintas dalam benaknya, Hayden harap ada Jack di sini.

"Di mana dia?"

Kening Hayden mengernyit, memandang ke arah Neith. "Dia? Siapa yang kau maksud?"

"Manusia yang bersama Darkwinx. Kami yakin dia berada di Savpra setelah kami berpindah tempat," sahut Neera, kedua mata sayunya makin menajam kala bertemu dengan mata Hayden.

Tentu Hayden mengerti apa yang mereka maksud, tetapi dia pikir tidak baik jika langsung menjawab pertanyaan keduanya. Lantas, Hayden menyandarkan tubuhnya pada sofa, mengangkat salah satu kaki ke atas kaki lainnya, lalu mengangkat sedikit kepalanya. Ah, ia baru tahu sebutan untuk kondisi Jack. 

"Tunggu, kalian telah berpindah tempat hanya untuk mencari orang itu? Jika tidak keberatan, bisa kutahu tempat mana saja yang telah kalian datangi, Tuan dan Nona?" 

"Tidak ada waktu untuk basa-basi, jawab saja apa yang kami tanyakan!" desak Neith, masih menahan intonasi biacaranya.

"Baiklah, aku pun tidak suka basa-basi." Hayden mengembuskan napas beratnya, lalu memandang kedua orang itu lagi. "Jadi, sebutan apa yang kalian pakai untuk memanggil manusia yang bersama Darkwinx? Apa yang ingin kau lakukan jika bertemunya? Kalian berkata, jika makhluk itu berada di sekitar Savpra, maka aku harus tahu tujuan seperti apa yang kalian rencanakan, sebab ini juga wilayah keluargaku."

PART OF DARKWINXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang