[Trilogy from Savpra Universe]
Kembalinya Pangeran Jack dengan sesuatu yang istimewa di tubuhnya menjadikan jiwanya dengan James dan Skylar semakin diincar oleh Dakrwinx. Ditambah, kematian mereka sangat dinantikan oleh dua Pangeran kembar dari Kera...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Halooo! Jangan lupa siapkan hati, playlist, dan jangan lupa untuk vote dan komen ya!
Happy reading!
°°°
Pukul tiga pagi, embusan angin bergerak mengenai pepohonan di luar bangunan penginapan, menimbulkan suara gemerisik antara ranting kayu dengan pondasi bangunan. Sisanya menelusup masuk melalui celah jendela yang tidak tertutup rapat.
Semua aktivitas rakyat berhenti, semuanya berada di dalam rumah masing-masing dalam keheningan yang damai, menyisakan beberapa bunyi dari para hewan seperti burung, anjing liar, atau lainnya. Masih pada salah satu penginapan sederhana di Shenawen, seseorang di atas ranjang kayu rentan itu tertidur pulas setelah berhasil meneguk cairan hitam pada botol di atas nakas.
Rasanya masih sama, pahit dan menyakitkan di tenggorokan. Beruntung, rasa kantuk menyerangnya lebih awal sehingga bisa menenggelamkan rasa tidak nyaman tersebut. Untuk beberapa jam, Jack berhasil mengistirahatkan tubuhnya. Namun, tak berlangsung lama, sebab pada detik selanjutnya, kening laki-laki itu perlahan mengerut. Lambat laun, matanya memejam kuat bersamaan. Jauh di dalam sana, seakan ada sesuatu yag menariknya kuat-kuat dari tempatnya semula. Dirinya ditarik jauh, sangat jauh hingga akhirnya pejaman mata Jack perlahan kembali normal. Tidak lagi memejam erat.
Hening sejenak, kesunyian membawa damai ruangan untuk beberapa saat, hingga akhirnya ... kedua mata milik lelaki itu terbuka secara tiba-tiba, menampilkan bola mata hitam pekat pada keseluruhan netranya. Satu per satu, gurat hitam timbul. Menampakkan diri pada kulit Jack dari mulai bagian lengan hingga leher.
Kali ini, bukan Jack sendiri yang memegang kendali tubuhnya, melainkan roh hitam itu, bernama Bamoor. Tak lama, laki-laki itu beranjak bangun, berdiri dari tempatnya. Kepalanya menoleh dari kanan ke kiri, memperhatikan sekitar, berusaha mengetahui dirinya berada. Kedua alisnya menukik tajam memandang sekitar sebelum akhirnya, Bamoor melangkahkan kaki menuju pintu dengan langkah besar. Napasnya memburu cepat, jari-jarinya sesekali bergerak seakan ingin mencengkram sesuatu.
Tangan penuh gurat hitam tersebut meraih jubah hitam Jack untuk ia pakai. Tudungnya ia naikkan sebelum tangannya menarik gagang pintu. Setelah berhasil keluar, Bamoor melanjutkan langkah begitu saja tanpa menutup pintu kamar, membiarkan siapa pun yang akan lewat nanti melihat kondisi ruangan yang kosong.
Makhluk dalam tubuh Jack itu menuruni tangga dengan cepat, lalu keluar dari bangunan tanpa menoleh sedikit pun, hingga tanpa sadar, jauh di belakangnya terdapat seseorang yang masih berusaha menenangkan diri di balik pintu kamar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.