Beberapa Jam Sebelum Kejadian
Kedua kaki Kalypso membawanya pergi menuju tenda besar berwarna abu-abu dengan dua pengawal di pintu masuk. Sengaja ia sedikit-sedikit mengambil langkah sambil sesekali menoleh ke belakang, memastikan lelaki pemilik netra hazel telah pergi. Saat dirasa Jack telah berjalan membelakanginya, gadis itu baru berani memutar tubuhnya.
Dia memandangi tubuh Jack yang makin lama makin hilang dari pandangan. Di samping itu, pikiran Kalypso kembali teringat dengan guratan hitam yang tidak hilang dari kulit Jack. Bukankah seharusnya tanda itu menghilang ketika Darkwinx tidak mengendalikannya?
"Tuan Putri."
Lamunan Kalypso buyar, matanya mengerjap, menangkap seorang wanita tua dengan jubah yang familier dan sebuah tongkat. Senyuman tipis menghiasi wajah Kalypso menyambut Nai.
"Nai, apa ada yang kau butuhkan?"
Nai menggeleng, lalu melirik sekilas ke arah jalan yang sempat Kalypso pandang.
"Saya rasa Anda tadi sempat melihat wanita tua ini berbincang dengan Pangeran Jack, sampai mana Anda mendengarnya, Putri?"
Kalypso sedikit tersentak, ia pikir Nai tidak akan menyadari kehadirannya. Sejujurnya sedikit malu untuk menjawab karena ia ketahuan menguping, tetapi jika pun berbohong, Kalypso tidak pandai berbohong, akan langsung terlihat dari ekspresi wajahnya.
"Itu ... sebenarnya aku hanya mendengar ketika namaku disebut, sisanya tidak."
Nai mengangguk paham. Ia menatap lurus sang putri. "Kalau begitu, Anda harus mendengar kabar terbaru dari kondisi tunanganmu, Putri."
Dia diam. Mata Kalypso mengerjap beberapa kali, sebelah alisnya terangkat. Menerka-nerka apa yang sebenarnya ia harus ketahui.
"Kalau begitu, mari bicarakan di dalam," ajak Kalypso sembar melangkahkan kaki, mensejajarkan dirinya.
Saat itu, Nai menjelaskan keseluruhan perihal kondisi Jack yang dirasa mulai memburuk sebab Jack belum bisa mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mengendalikan roh tersebut. Akibatnya, Darkwinx mulai bisa bergerak sesuka hati. Tidak seperti Darkwinx yang biasa yang membutuhkan jiwa manusia untuk kekuatannya, Darkwinx di tubuh Jack membutuhkan jiwa hewan. Saat ini, perasaan dan pikiran Jack akan lebih mudah terombang-ambing dari sebelumnya karena Darkwinx pasti menjadi lebih aktif dan berisik di tubuh Jack.
Pandangan mata Kalypso menatap lurus Nai, membulat, terkejut mendengarnya. Tubuhnya dibuat merinding dengan kabar ini, gelisah, takut, juga ... khawatir. Entah mengkhawatirkan dirinya atau Jack.
"Lalu, apa yang harus dilakukan?"
"Untuk mencegah Darkwinx itu mengambil alih kesadaran Jack secara sembarangan, Jack harus rutin mengonsumsi ramuan itu, Sarok. Setidaknya setelah menelannya, kesadaran Jack akan terjaga selama dua hari penuh," jelas Nai pelan, wanita itu merasakan kegelisahan Kalypso, kegelisahan untuk dirinya sendiri.
Penjelasan akhir Nai, membawa Kalypso mengingat kejadian kemarin malam.
"Dengar Nai, kemarin malam aku tidak sengaja melihat Darkwinx itu membawa tubuh Jack ke belakang penginapan. Kau tahu untuk apa? Dia mencari dan memakan jiwa beberapa hewan. Dan, kau tahu, bahwa saat itu baru beberapa jam Jack meminum ramuannya." Kalypso menjelaskan dengan penekanan di beberapa kata, teringat jelas bagaimana bola mata hitam itu terpampang.
Nai mengembuskan napas, sekilas ia melirik ke atas sebelum kembali menatap Kalypso.
"Satu hal penting yang harus Anda ketahui, Putri. Ramuan Sarok tidak begitu berfungsi jika tahap Darkwinx di dalam tubuh Jack telah berkembang. Oleh karena itu, mencegah dengan hanya meminum Sarok dan menjaga kestabilan emosi Jack tidaklah cukup. Jika ada terlalu banyak hal yang ia simpan dan pikirkan sendiri, akan ada celah untuk Darkwinx."
KAMU SEDANG MEMBACA
PART OF DARKWINX
Fantasi[Trilogy from Savpra Universe] Kembalinya Pangeran Jack dengan sesuatu yang istimewa di tubuhnya menjadikan jiwanya dengan James dan Skylar semakin diincar oleh Dakrwinx. Ditambah, kematian mereka sangat dinantikan oleh dua Pangeran kembar dari Kera...