8. The Two Kingdoms' Event Plan

1.1K 146 8
                                    

Halooooo! Pa kabs?
Semoga ujiannya dipermudah ya^^
Jangan lupa beri vote dan komen🙌🏻

Awas, ketipu sama judulnya! Btw, bab ini gak pake foto awalan dulu soalnya gak bisa dimasukin:"

Happy Reading!!

*****

Cerah, satu kata untuk hari ini. Suhunya tidak terlalu panas atau pun dingin, sehingga banyak sekali kegiatan yang memanfaatkan cuaca hari ini. Dari mulai mengeringkan pakaian, menjemur ikan, dan kegiatan lainnya. Banyak anak-anak dan pemuda yang berangkat ke akademi, meski tidak semua anak-anak bisa pergi ke akademi karena harus membantu pekerjaan orang tua.

Sejak usianya memasuki 17 tahun beberapa bulan yang lalu, pangeran berambut pirang itu telah menerima beberapa tugas dari petinggi kerajaan. Hari ini, baru saja dirinya kembali dari kunjungan ke kerajaan Gufo dalam rangka menjalin kerjasama perdagangan antara dua kerajaan. Tugas Niko hanya perlu memperhatikan segalanya selagi Hayden, Raja, dan petinggi kerajaan lainnya membuat kesepakatan.

Dahulu, Niko selalu bertanya-tanya mengapa ketiga kakak kembarnya selalu mengeluh saat mengerjakan tugas. Kini, Niko mengerti. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain seharian penuh ternyata melelahkan juga. Sejujurnya pun, Niko tidak mengetahui ia akan mendapat gelar apa di masa depan sehingga ia harus menerima tugas. Mendapat gelar pangeran yang tidak mudah didapatkan saja Niko sudah senang bukan main, pasalnya tidak sembarang orang bisa mendapat gelar tersebut.

"Segera istirahatlah, Pangeran." Seorang laki-laki dengan rambut hitam panjang sebahu yang diikat dan keriput di wajahnya sebab dimakan usia itu menghentikan langkah begitu sampai di depan kamar Niko. "Masih ada kegiatan yang harus Anda kunjungi esok hari."

Embusan berat terdengar, Niko memejam sesaat, menyalurkan semua kelelahan hari ini. "Tidak bisakah aku mengambil waktu libur? Lagi pula besok ada ujian kenaikan tingkat di akademi, aku tidak mungkin melewatkannya, bukan? Ayah atau kakak-kakakku yang lain akan kecewa jika melewatkan ujian tersebut."

"Mungkin Anda lupa perihal status saat ini," kata sang pelayan sambil menarik senyum. "Bangsawan Savpra bisa mengatur ulang jadwal tertentu di akademi sesuai keingin dengan alasan yang jelas, Pangeran. Tidak perlu khawatir akan hal tertinggal."

Niko menjelaskan panjang lebar dengan jujur perihal jadwal ujiannya sebagai upaya agar mendapat libur. Alih-alih terpamapang senyuman pada wajahnya akibat jawaban yang dinanti-nanti, malah jawaban yang mampu membuatnya kembali mengeluh.

Ah, sial!

"Anda seorang bangsawan Savpra, Pangeran."

"Aku tahu, hanya saja aku terkadang lupa." Niko menundukkan kepala seraya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Kau boleh pergi."

Si pelayan menurut, menundukkan kepala, berbalik, lalu berjalan menjauhi ruangan Niko. Pintu besar penuh ukiran dan berwarna cokelat tua telah tertutup. Dia berniat untuk segera membersihkan diri dan bersiap untuk tidur sebab hari makin malam. Matanya pun terasa berat, tetapi di sisi lain ia sangat ingin keluar untuk mencari angin segar.

"Lupakan rencanamu, Niko. Sudah malam, waktunya tidur," katanya.

Apa yang pelayannya bilang benar bahwa ia harus segera istirahat. Esok hari memang ada tugas lain dari petinggi kerajaan, juga ada perencanaan tentang acara untuk bulan depan. Langkah Niko yang semula ingin pergi ke ruang pakaiannya, lantas berhenti. Bukan karena teringat acara tersebut, tetapi karena suara ketukan dari pintu.

Niko diam, tubuhnya mematung, bertanya-tanya siapa di luar. Ia tidak akan bertanya siapa di luar jika orang di luar sana tidak menyebut nama duluan. Ketukan terdengar lagi tiga kali, Niko masih tak beranjak untuk membuka pintu.

PART OF DARKWINXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang