"Nggak usah aneh-aneh lagunya, yang biasa aja," ujar Salma ketika mendengar Rony mengusulkan lagu lawas untuk mereka nyanyikan di konser festival kampus nanti malam.
"Gue kaga hapal lagu yang lu usulin, tapi lo hapal lagu ini. Udah ini aja."
"Yaudah cari lagu lain, lagunya Souljiah yang Kuingin Kau Mati Saja juga boleh tuh, asalkan bukan yang punya lu itu," debat Salma.
"Nggak sekalian lagunya Slank yang Palalupeyank? Udah deh nurut, bagus ini."
Salma malas berdebat, waktunya pun sudah mepet. Seharusnya semuanya sudah terkonsep jadi saat GR mereka hanya menyesuaikan saja bukan masih memikirkan lagu apa yang akan dinyanyikan, tetapi karena kesibukan dua orang itu dalam pencalonan BEM, jadilah mereka harus memikirkannya di tempat sekalian berdiskusi bersama band tentang modulasi-modulasi lagu karena keduanya kebetulan sangat suka memodulasi lagu.
Saat ini Salma dan Rony berada di lapangan utama kampus yang sudah disulap menjadi tempat konser karena nanti malam akan diadakan malam puncak acara festival dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Yang akan meramaikan panggung malam ini adalah seleb-seleb kampus UJM sendiri, di antaranya Salma, Rony, Flower, dan lain-lain. Tentu saja ada artis utamanya, yakni Happy Asmara yang juga turut ikut menggoncang panggung festival malam itu.
"Mas, jangan dibikin jadul, ya. Bikin yang fresh. Terus kita nggak mau ada jeda instrumen, jadi langsung terobos aja."
Mas Ony--koordinasi band festival malam itu mengacungkan jempol. Lalu mereka berdiskusi lama menghabiskan sekitar setengah jam hanya untuk membahas lagu duet jadul yang akan diubah menjadi lebih modern.
"Entar kalian romantis dikit, ya, sapa tahu bisa narik suara mereka buat milih lu."
Salma menatap Bang Kevin dengan tatapan terkejut. "Gue ama si Rony? Romantis?" Salma menatap Rony sebentar. "Jijik amat, Bang. Nggak usah deh yang kek gitu-gitu."
Rony mengerutkan hidungnya ke arah Salma. "Ga bisa gue bang, dia wajah badut, gue ketawa mulu ngelihat wajahnya."
Bang Kevin melerai perdebatan receh yang selalu tak ada ujungnya.
"Wajib, lu ngga tahu aja gue mohon-mohon ama si panitia buat nyatuin lu bedua. Ini ambil kesempatan di tengah peluang. Sungkem dulu ama gue, S3 marketing nih."
Salma akan protes lagi, tetapi panita menyuruh keduanya bersiap GR.
Salma dan Rony di-briefing untuk berada di dua arah yang berbeda, lalu keduanya bertemu di tengah dan berpegangan tangan.
"Bang, konsepnya gini amat," gerutu Salma ketika mendengar konsep alay dari panitia.
Bang Kevin yang berdiri di depan panggung guna memantau keduanya hanya terkekeh. "Udah ngikut aja Sal, bagus itu."
"Bagus dari Hongkong, Bang," sahut Rony di pojok kanan panggung.
Drummer mulai memukul alatnya pertanda GR akan dimulai.
Salma menarik napas, menunduk dan berdoa.
Tahan, serius, ayo profesional, Sal.
Rony di ujung juga melakukan hal sama dengan Salma. Keduanya pun mengangguk setelah yakin bahwa akan profesional.
Namun, saat Salma dan Rony mendongak dan mata keduanya saling bertabrakan, keseriusan yang dibangun langsung hancur karena mereka saling mengakak.
"Mepet, Sal, Ron, ketawanya besok aja. Itu si Flower belum GR juga," ingat panita yang menjadi koordinasi penampilan.
Meski dengan sisa tawa, Rony mulai masuk panggung dan menyanyikan bait pertama. Disusul oleh Salma di bait selanjutnya yang melangkah mendekati Rony.
Salma berusaha sebisa mungkin menghindari bertatapan dengan Rony, tetapi saat keduanya saling berhadapan, mau tak mau kondisi mengharuskan mata keduanya bertabrakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalo Suka Bilang! [END]
Teen FictionSeason 1 Rony suka Salma, Salma suka Rony. Terus masalahnya di mana? Nggak ada, mereka aja yang goblok. Canda. Orang yang saling suka emang ngga sadar kalo yang disukai ternyata menyukai balik. (SOON AKAN DIREVISI)