"Nggis, jaket gimana perkembangannya?"
"Lagi didesain sama anak Indi, Pak. Tinggal acc desain."
Rony mengangguk, lalu menoleh ke kumpulan para Menteri Indi.
"Nanti malem bisa kelar? Biar pendanaan dan lain-lain besok bisa langsung dibuat."
Paul selaku kepala anak Indi langsung melotot. "Buset, Ron. Ngejar apaan? Ngebut amat. Lu jan jadi Roro Jonggrang lah, pagi tadi kasarnya baru dikasih ke anak gue."
"Biar bisa dipake pas video perkenalan BEM. Tahun kemarin udah pake almet, tahun ini biar beda."
Paul ingin mendebat lagi, tetapi ada benarnya juga. Biar kerenan dikit.
"Menko Pergerakan, grand design kenaikan UKT gimana?"
Danil selaku kepala Menko pergerakan mulai menjelaskan hasil rapat dengan para bawahannya.
"Nanti ada pamflet dan post video animasi yang kita sebarkan di media sosial BEM."
Danil menjelaskan bahwa pamfletnya berisikan sarkas terhadap pihak kampus.
"Contohnya kenapa harus kuliah di UJM, karena sama kek namanya, kampusnya megah. Entar diliatinnya gedung 1."
Rony mengangguk. "Kerangkanya udah oke, langsung diskusi ke anak Indi."
Paul melipat bibirnya, lalu mengelus dadanya.
Indi lagi, Indi lagi.
Begitu kiranya jika ekspresi wajah Paul bisa disuarakan.
"Pamflet dan animasi lusa udah harus di upload ya," ujar Rony yang langsung membuat Paul mengumpat tanpa rem.
"Anjing."
Nabila terkejut-kejut dan langsung membekap mulut Paul.
"Maaf semua, emang remnya lagi rusak," kata Nabila, anak bem yang paling sopan.
Salma tertawa. "Lakinya yang ngumpat, bininya yang nyapu."
Paul melepaskan tangan Nabila dengan lembut. "Itu namanya menjaga keharmonisan rumah. Saling melengkapi satu sama lain, bukan kek lu berdua lomba saling mengurangi satu sama lain."
Tentu yang dimaksud 'berdua' oleh Paul adalah Salma dan Rony yang duduk di depan sedang memimpin rapat.
Rony melemparkan spidol ke arah Paul, lalu bersikap seolah tak ada apa-apa.
"Bercanda. Maksimal empat hari lagi selesai, biar langsung ada gerakan."
Paul melempar balik spidol yang tadi presmanya itu lemparkan padanya.
"Bercandaan ama serius ga ada bedanya tuh wajah," gerutunya yang tak ditanggapi Rony.
"Oke, segitu dulu rapat ini. Besok delegasi forum di Bogor siapa aja, Key?"
"Kan ada empat orang. Pak Pres, gue, Flower wakil Menko Kemahasiswaan, ama Rizky anggota Hubungan Luar."
Rony mengangguk, lalu dia menoleh ke arah Salma.
"Lu gabisa gantiin gue?" ujar Rony dengan suara kecil.
Salma menggeleng. "Diundang podcast anak kominfo gue."
Rony mengangguk mengerti, lalu dia menutup rapat sore hari itu.
***
Room chat
KOST ABAH SALMON
Powl
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalo Suka Bilang! [END]
Teen FictionSeason 1 Rony suka Salma, Salma suka Rony. Terus masalahnya di mana? Nggak ada, mereka aja yang goblok. Canda. Orang yang saling suka emang ngga sadar kalo yang disukai ternyata menyukai balik. (SOON AKAN DIREVISI)