Pulang dari rumah sakit Salma mengurus kehilangan motornya di kepolisian. Sebenarnya Salma tak berharap motornya kembali, dia sudah ikhlas. Namun hal itu dilakukan agar polisi menghukum pelakunya karena selain dirinya, ternyata ada dua orang lagi yang menjadi korban begal semalam. Parahnya di tempat yang sama.
Prosesnya cukup--tidak, sangat ribet apalagi wartawan banyak yang meminta kesaksiannya. Salma sudah akan menyerah karena dia tak sabaran, tetapi Rony si tenang menyuruhnya untuk sabar sedikit agar polisi lebih siaga dan tak ada korban lagi nantinya. Itu sih niatnya ya, entah akan direalisasikan atau tidak oleh polisi di sana. Ehem. Ya pastilah ....
Selesai meribetkan diri, akhirnya Salma dan Rony memilih beristirahat di warteg sekaligus mengisi perut mereka yang tadi pagi hanya diisi bubur.
"Ron, kalo temen lu ada yang jual motor scoopy bekas gitu, kabarin gua, yak."
"Kabarin doang? Beli kaga, chuaaakkss."
"Beli ya, Jing. Gini-gini gua juga kaya meskipun nggak sekaya Paul."
Rony mengangguk. "He'em, kaya monyet."
Salma tertawa. "Bajingan."
"Btw selama lu ga punya motor, pake aja punya gua," tawar Rony yang membuat Salma melebarkan bola matanya, lalu melirik motor Rony yang terparkir di depan warteg.
"Ya lu pikir aja anjeng, motor lu kek gitu."
"Kenapa? Lu kan abang-abang."
"Matamu. Kaga, mending ngojek gua."
"Kaya bener lu."
"Lah emang, baru tahu?"
"Ngaku kaya, giliran nebeng kaga pernah split bensin."
"Eh, lu yang ga mau nerima, ya, Su! Jangan memutar balikkan fakta."
Rony hanya terkekeh.
"Btw proposal Danil udah di acc belum?"
"Yang mana?"
"Turun lapangan."
Rony mengangguk-angguk.
"Udah, design-nya aja udah disebar."
Salma melotot lalu membuka ponselnya untuk melihat postingan terbaru di instagram BEM UJM.
Benar saja, ada dua postingan baru tentang UKT tinggi yang mencekik maba.
"Nanti siang mau rapat lagi soal aksi turun lapangan besok."
Salma mengangguk-angguk.
"Lu ga usah ikut," ujar Rony yang membuat Salma langsung menoleh dengan tatapan protes.
"Apaan dah."
"Kaga usah ngeyel, lu istirahat aja di kost. Dengerin kata dokter tadi."
"Emak bapak gue aja kaga gue dengerin, apalagi ini dokter."
"Batu emang."
"Suka-suka gue lah."
Perdebatan mereka pun diinterupsi oleh ibu-ibu yang mengantarkan pesanan mereka.
"Bisa makan sendiri ngga?" tanya Rony setelah ibu-ibu tadi pergi.
Salma menoleh dengan alis mengkerut. "Lu kira tangan gue kaga ada?"
Rony kekeh. "Engga gitu, ya siapa tahu masih sakit dan butuh bantuan. Gua niat baik disewotin mulu."
"Alay lu," ujar Salma sembari mulai melahap makanannya.
Rony tak ikut makan karena ingin melihat bagaimana Salma makan.
Normalnya orang makan ya tangan yang bergerak menuju mulut. Saat ini Salma tidak, kepalanya yang menunduk menuju sendok yang hanya digerakkan jarinya. Mungkin karena lengannya yang diperban masih sakit jika digerakkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalo Suka Bilang! [END]
Teen FictionSeason 1 Rony suka Salma, Salma suka Rony. Terus masalahnya di mana? Nggak ada, mereka aja yang goblok. Canda. Orang yang saling suka emang ngga sadar kalo yang disukai ternyata menyukai balik. (SOON AKAN DIREVISI)