28. Situasi Candu

8K 635 45
                                    

"W for WEDEDEDEDEWWWW," ujar Paul yang membuat Salma dan Rony kontan menoleh ke arah laptop.

Wajah Paul yang sangat menyebalkan itu terpampang nyata di layarnya.

"Jadi ini lagi confess ni, Ron? Kita-kita jadi saksinya?" tanya Paul yang membuat beberapa orang lainnya di zoom on mic dan kamera hanya untuk mencie-ciekan Salma dan Rony.

Salma langsung mematikan mikrofonnya dan memukul keras paha Rony.

"Lu cari gara-gara sih, Ron!"

"Lah kok gua? Kan lu ndiri yang ngidupin zoom nggak ngomong-ngomong."

"Ya lu napa pake bercanda begitu??"

"Kapan gua bercandanya?" tanya Rony dengan kedua alis mengangkat.

Salma memberikan pukulan bertubi-tubi di lengan Rony sampai lelaki itu mengaduh manja.

"Cepet ngomong, biar ga digoreng sana-sini!" ujar Salma sembari menggeser laptopnya yang masih memperdengarkan celetukan teman-temannya yang tengah menggoreng mereka.

"Becanda gais, mana yang lain?" ujar Rony berusaha mengalihkan obrolan.

"Bercandanya ngeri eyyy, masalah ati!" ujar si Babu Rony yang ternyata adalah Rahman.

"Makasih tipsnya, Ji. Besok gua bercanda begitu ke Syarla, siapa tahu diseriusin. Lu ditolak ya, makanya bilang bercanda? Haha!" ejek Budak Rony alias Danil yang membuat lainnya ramai membuli Rony.

Rony menghela napas dan melirik Salma. "Puas lu liat gua dibuli?" ujar Rony setelah mematikan mic.

Salma mengangkat kedua bahunya. "Bukan gua yang mulai, yak."

Rony menggeser kembali laptop Salma, lalu mengambil ponselnya yang berdering karena seseorang menelepon.

"Entar kalo gua lama, mulai duluan. Poinnya udah gua tulis di room chat," ujar Rony sambil lalu pergi dari ruang tamu untuk mengangkat panggilan Flower.

Salma hanya mengangkat jempolnya.

"Mak! Kasihan la kawanku, Mak! Jan terlalu keraslah ama dia," ujar Paul yang membuat Salma merengut.

"Lu bisa diem ga sih, Pol? Bercandaan tadi itu mah. Ga usah dibahas-bahas lagi! Anak buah lu suruh cepet gabung biar cepet selesai ini rapatnya."

"Iya-iya. Sabar. Garang amat sih. Heran mut berubah-ubah. Pasti karena pawangnya lagi keluar nih," ujar Paul yang membuat Salma semakin menatap garang.

"Bacot, Cok!" ujar Salma sebelum akhirnya membuka rapat meski baru beberapa orang yang bergabung di sana.

***

"Kenapa?" tanya Rony tanpa babibu setelah panggilan tersambung.

Terdengar suara tangis yang dipendam dari seberang, lalu hening saat sadar Rony telah mengangkat panggilannya.

"Nggak papa, cuma mau denger suara kamu," jawabnya.

"Papa kamu berulah lagi?" tebak Rony.

"Engga."

"Jujur."

"Dikit sih, tapi it's okey. Aku bisa atasi sendiri. Sekarang cuma pengen denger suara kamu aja."

Rony menghela napas lalu mendudukkan diri di trotoar.

"Mama kamu nggak ada niatan cerain dia? Ini udah keterlaluan."

"Untuk saat ini belum."

"Kenapa? Emang cintanya ga pudar setelah liat suaminya KDRT ke dia dan kamu?"

Kalo Suka Bilang! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang