44. Mawar Merah

8.3K 634 66
                                    

Diva adik RonySiniii, aku lagi buat naniura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diva adik Rony
Siniii, aku lagi buat naniura. Cobain yukkk

You
Gass
Kamu dimana?

Diva Adik Rony
Di rumah. Minta anter Bang Rony ya? Dia juga mau ke sini

You
Aku ganggu family time kayaknya

Diva Adik Rony
Enggaaa. Beneraaaan.
Aku udah chat Bang Rony katanya gapapa.

Tak lama pesan dari Rony muncul.

Room chat

R

ony
Gua tunggu dibawah.

Salma langsung bangkit dan segera bersiap-siap. Dia tak perlu waktu lama karena sebenernya dia sudah berdandan. Niatnya sih tadi mau me time sendiri motoran pake punya Novia keliling kompleks atau ke mana kek. Budrek dan sakit kepala soalnya seminggu full ngurus masalah acara UJMFEST.

Setelah siap, Salma turun sambil membawa kunci mobilnya. Mobil yang tak pernah keluar lagi setelah terakhir dipake Rony kapan kali itu. Lupa.

Ya mohon maaf, Salma belum bisa nyetir. Eh, bisa sih dikit, cuma kalo ke jalan besar, ngga dulu deh. Belum punya sim bund.

Salma turun dan matanya menabrak pandangan Rony yang kebetulan melirik ke arah tangga.

Eh kok tiba-tiba canggung?

"Pake mobil gua ya?" ujar Salma sambil menebalkan ekspresi wajahnya.

Rony hanya mengacungkan jempolnya.

Membuat Salma menggerutu dalam batinnya. Ngomong Ron. Kalo cuma isyarat, aura lu kek orang ga bisa disentuh. Cool bet dah. Salma jadi ga tahu mau ngobrolin apa.

Akhirnya sepanjang perjalanan lagi-lagi pembahasan yang dibahas adalah masalah di kampus.

Gapapa, yang penting nggak krik krik. Salma benci suasana canggung soalnya.

Setelah hampir setengah jam, akhirnya mobil yang disetir oleh Rony berbelok ke arah gang. Namun herannya, Salma tak mengenali gang itu. Meski hanya dua kali, tetapi Salma hafal sekali gang rumah Rony.

Salma langsung menyadari bahwa mereka akan pergi ke mana setelah melihat papan petunjuk arah. Namun dia diam saja.

"Bentar, gua mampir ke mama dulu. Kalo nanti keburu malem. Diva juga belum selesai masak. Lu di sini aja nggak papa. Gua cuma bentar," ujar lelaki di sampingnya setelah memarkirkan mobil di antara para mobil pengunjung makam.

Salma melepas sabuk pengamannya. "Gua ikut. Keluarga jauh gue juga ada yang dimakamin disini," ujarnya sambil mengambil barang-barangnya sebelum akhirnya turun mendahului Rony.

Salma tak bohong. Memang ada saudara jauhnya yang dimakamkan di sana. Namun Salma tak tahu kuburan yang mana.

Salma dan Rony berjalan bersama memasuki kuburan umum itu. Lalu mereka berpisah. Rony tentu saja ke makam ibunya, sedangkan Salma melangkah tanpa tujuan.

Dia tak pergi jauh, masih bisa melihat sosok Rony yang berjongkok di sebelah nisan hitam mengkilap.

Salma berdiri dari kejauhan memandangi punggung Rony yang terlihat begitu tegap, tetapi kepalanya tertunduk dalam. Sangat kontras bukan? Perpaduan ketegaran dan kesedihan.

Salma pergi dari sana menuju sebuah gerobak yang menjual bunga mawar merah segar. Dia membeli beberapa tangkai lalu kembali masuk ke area pemakaman dan mendekati Rony.

Salma ikut berjongkok di sebelah gundukan tanah yang terlihat begitu terawat. Di atas nisannya bahkan ada beberapa tangkai bunga putih yang melambangkan kedukaan. Yang jelas, itu bukan dari Rony. Mungkin sebelumnya ada seseorang yang ikut berkunjung.

Salma meletakkan mawar yang dia beli, membuat Rony mendongak dengan mata basahnya.

"Buat Tante," ujar Salma dengan senyum tipisnya.

Rony tak menjawab, tetapi dia membenarkan letak mawar yang diberikan oleh Salma.

Lelaki itu lalu diam terpaku pada nisan mengkilap yang terukir nama ibunya.

Salma setia menunggui Rony sampai lelaki itu selesai komunikasi lewat batin dengan wanita tercintanya.

"Anggo inda ia dang pola kan, Mak??" bisik Rony tiba-tiba sambil menyingkirkan bunga mawar putih di atas nisan dan menggantikannya dengan bunga milik Salma.

Salma tak mengerti yang diucapkan Rony, tetapi kalimat itu terdengar begitu sedih di telinga Salma. Sampai dia tak sadar memajukan sedikit bibirnya.

Beberapa detik kemudian, Rony bangkit, melihat nisan itu sekali lagi, sebelum akhirnya mengajak Salma meninggalkan persemayaman terakhir ibunya.

Mereka tak langsung masuk ke mobil karena Salma membeli air mineral dulu di gerobak abang-abang pinggir jalan. Sekembalinya, dia melihat Rony sedang asik dengan putung rokoknya sembari menatap hari yang mulai ditelan malam.

Jadilah mereka berdiri bersandar pada mobil Salma, sembari menonton senja yang mulai hilang.

"Kenapa mawar merah?" tanya Rony tiba-tiba tanpa menoleh ke arah Salma.

Salma berpikir sejenak.

"Karena gua lihat cinta lu ke Tante masih segar dan kuat," katanya pelan.

Rony tersenyum tipis. Dia tak menanggapi ucapan Salma.

Mereka pun menghabiskan tujuh menit menuju pergantian warna langit itu dengan diam, hingga akhirnya Diva menelepon menanyakan keberadaan mereka.

Setelahnya Salma dan Rony meninggalkan area pemakaman menuju rumah hangat milik keluarga Rony.

Seperti sebelumnya, Salma disambut hangat oleh keluarga Rony. Mereka melakukan banyak aktivitas. Seperti membakar ayam, menyantap naniura buatan Diva, mengobrol, hingga bernyanyi bersama.

Mereka begitu dekat malam itu, tetapi Salma merasakan bahwa mata Rony begitu sendu menatapnya di sepanjang malam itu.

***

"Aku, atau kamu yang ngasih tahu dia?"

***

Kalo Suka Bilang! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang