Hanya fiksi, tolong jangan bawa ke realita selebritinya ya.
***Pukul dua belas malam, kamar inap Salma masih begitu ramai. Teman-teman kostnya datang berkunjung untuk melihat keadaan Salma.
Si bungsu sudah nemplok di pelukan Salma dan menangis lagi karena mengetahui Salma kenak bacok.
"Aturannya lu biarin aja, Tolol. Masalah motor lu gue ganti. Nggak usah pertahanin itu motor butut," maki Paul.
Salma langsung merengut. "Gua gatau motor di belakang ternyata temennya juga. Gue kiranya orang biasa yang mau nolong gue. Yaudah gue ajak duel ama teknik taekwondo gue. Ternyata dia bawa pisau. Kena deh tangan gue."
"Blok goblok. Ga usah sok iye, lu cewek. Masih sabuk merah aja belagu lu."
"Dih mang napa kalo cewek? Jangan bawa-bawa gender kau, Ul," bela Novia.
Paul menghela napas. "Bukan itu maksudnya, Nop. Tenaga cowok pasti lebih gede, meskipun Salma abang-abang, tetep aja pasti kalah. Apalagi mereka berempat!"
"Siapa tahu 'kan dengan Salma ngeluarin jurus, dia bisa selamat. Usaha dulu dong."
"Bacot lu," ujar Paul menanggapi Rony barusan.
Rony mengangguk lalu berlagak seperti tertindas dan memojokkan diri di ujung sofa.
"Pokoknya lain kali lu diem aja, Mak," ujar Paul.
Salma melotot.
"Amit-amit cuyyy. Ngga ada lain kali! Ini terakhir."
"Kalo dia diem tambah diapa-apain ama begalnya. Udah bener ngelawan, jadi cuma digores aja," ujar Novia.
"Digores pisau tuh bukan cuma!"
Novia dan Paul adu argumen perihal seharusnya Salma diam atau tidak. Yang lain hanya menyimak.
Rony yang cinta damai malas sekali mendengarnya.
"Udah-udah, yang penting dia selamat sehat wal afiat," katanya mencoba menengahi perdebatan yang tak berfaedah itu.
Namun ....
"Diem lu, Jing! Masih dendam gue ama lu," ujar Paul sembari menunjuk Rony.
Salah lagi 'kan? Emang Rony selalu salah.
Danil dan Neyl terkekeh melihat Rony ditindas.
"Gue padahal dari tadi diem, disalahin juga," ujar Rony sembari menyandarkan punggungnya.
"Ya lu Jing!!" Paul ingin mencerca Rony dari A sampai Z, tapi dia terlalu kesal. "Dahlah, pokoknya gue dendam banget ama lu!" katanya.
Salma dan lainnya terkekeh mendengar itu.
"Sabar, Powl. Gitu-gitu tadi Rony yang dateng paling awal."
Seseorang yang duduk mengemper di lantai langsung tersenyum penuh arti.
"W for wadooooooh, dibelain cuyy," celetuk Danil dengan spontan.
"Lu diem atau gue seret keluar," peringat Rony karena Danil akan berulah lagi. Dia baru menyadari bahwa akhir-akhir ini lelaki itu sering kali menggoreng-goreng sesuatu.
"Lu yang gue seret!" bela Paul.
Rony berpura-pura kicep lagi jika sudah Paul yang bersuara.
Setelah itu mereka menikmati kegaduhan kecil itu sampai sepertiga malam sebagian dari mereka memilih pulang karena paginya mereka memiliki kegiatan masing-masing.
"Syar, pulang besok aja, ya, ngantuk gue," ujar Danil yang membuat Syarla mengangguk. "Kak, aku nginep, ya," izinnya pada Salma.
"Sip, nggak papa Syar," jawab Salma dengan acungan jempol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalo Suka Bilang! [END]
Teen FictionSeason 1 Rony suka Salma, Salma suka Rony. Terus masalahnya di mana? Nggak ada, mereka aja yang goblok. Canda. Orang yang saling suka emang ngga sadar kalo yang disukai ternyata menyukai balik. (SOON AKAN DIREVISI)