Gitar dipetik oleh Rony, mengalunkan intro lagu Dewa19. Semua langsung bernyanyi meski tanpa diberitahu judulnya. Kecuali Salma tentunya, karena dia sibuk menatap tangan Rony yang dengan lihai berpindah dari chord satu ke satu lainnya.
Roman picisan.
Lagu yang sangat susah dimainkan jika tak terbiasa membawakan. Namun kini Rony memainkannya dengan santai seolah instrumen itu gampang. Apalagi lelaki itu sambil ikut bernyanyi.
"Keren lu bisa mainin tuh chord," sanjung Salma yang membuat Rony tersenyum tipis di tengah tangannya yang masih menggenjreng gitarnya.
"Biasa aja, lu tuh yang keren bisa Amin Paling Serius," ujar Rony lalu kembali menyanyikan bait dari lagu Roman Picisan.
Salma mengerutkan keningnya karena heran Rony tahu dia bisa membawakan lagu milik Nadin Amizah dan Sal Priadi padahal Salma hanya pernah membawakan lagu itu dengan gitar satu kali seumur hidup. Itu pun saat mahasiswa baru dulu.
Setelah selesai membawakan satu lagu, Rony memberikan gitarnya pada Paul.
"Kok bisa mainin itu lagu? Sering bawain emang?"
Rony mengangguk sembari menggigit jagung yang setengahnya sudah dihabiskan Salma. "Gua fans dewa banget, apapun lagunya bisa gua."
"Sombong sombong," ledek Salma sembari menyipitkan matanya.
"Kok sombong? Serius ini."
"Persembahan Dari Surga bisa nggak?"
Rony mengangguk. "Bisa," jawabnya
"Boong banget."
"Bisa, tapi nggak sempurna."
"Eh iya? Hayuklah cover kapan-kapan, tiktok gua sepi nih."
"Gas sih, sapa yang ngga mau diajak collab seleb fakultas seni."
Salma mendorong bahu Rony. "Peres banget lu jir, padahal followers juga banyakan lu."
Rony menatap Salma dengan mata menyipit.
"Ketahuan banget kaga tahu apa-apa tentang gua."
"Kaga ada hubungannya cok."
"Ada, orang gua kaga punya tiktok."
"Masa iya sih, Ron? Perasaan ada dah," ujar Salma sembari menggaruk dagunya yang tak gatal.
"Tiktok sape lu liat," timpal Rony sewot.
Salma terkekeh. "Sowrry. Eh tapi lu keren bet dah, jaman sekarang nggak punya tiktok tuh langka."
Rony melirik Salma dengan tatapan bombastice side eye's-nya. "Gitu doang keren. Curiga lo muji-muji gua mulu soalnya dapet nama gua."
Salma hanya nyengir.
Rony pun bangkit.
"Mau ke mana?" tanya Salma.
"Makan, laper gue."
Kini Salma ikut berdiri.
"Gue ambilin, lo duduk aja."
Rony mengangguk, tetapi dia membuntuti Salma menuju aula untuk mengambil konsumsi yang disediakan panitia.
"Dibilangin duduk aja di sana."
"Emang lu tahu gue mau makan apa?"
"Bukan restoran, anak konsumsi cuma nyediain nasi ayam doang."
Rony mengangguk. "Pinter," ujarnya lalu menyetarakan langkah dengan Salma yang sedang menatap Rony dengan pandangan aneh.
Setelah sampai, Rony langsung mencari tempat duduk yang nyaman untuk makan. Beberapa saat kemudian Salma datang menyusul dengan dua nasi kotak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalo Suka Bilang! [END]
Teen FictionSeason 1 Rony suka Salma, Salma suka Rony. Terus masalahnya di mana? Nggak ada, mereka aja yang goblok. Canda. Orang yang saling suka emang ngga sadar kalo yang disukai ternyata menyukai balik. (SOON AKAN DIREVISI)