Tempramen

24.5K 1.6K 31
                                    

Sececah sinar matahari pagi berhasil membuat tidur pulas gadis itu terganggu. Ratu menggeliat perlahan sebelum terbangun dalam keadaan pening. Ia mengerutkan dahi sambil melihat jam di atas nakas. Seketika matanya membola melihat angka yang terpampang di sana⎯pukul 6 pagi.

Ratu lantas beranjak dari ranjang, namun mematung beberapa saat ketika menyadari sesuatu. Ia bertelanjang dada. Tubuh atasnya tidak memakai sehelai benang pun, bahkan bra pun tidak. Sebuah fakta yang tidak masuk akal karena ia tak pernah tidur tanpa busana.

Gadis itu mencoba mengingat kejadian semalam, namun ia tak ingat kejadian aneh apapun. Setelah Arfa pulang ia minum boba tea lalu ketiduran. Ratu kemudian mengurut kening saat kepalanya malah terasa sakit ketika mencoba mengingat-ingat.

Tak mau membuang waktu lagi Ratu kemudian segera ke kamar mandi. Saat bercermin ia melihat banyak bekas kemerahan di leher dan payudaranya. Gadis itu menilik dengan teliti, sedikit curiga kalau itu adalah bekas kissmark.

Ia sendiri tidak tahu seperti apa tanda tersebut kelihatannya. Tapi tidak mungkin kalau ini hanya gigitan serangga. Lagipula serangga macam apa yang meninggalkan bekas seperti ini.

Namun karena sudah hampir telat, akhirnya Ratu berhenti memikirkan hal tersebut. Ia segera bersiap lalu bergegas ke sekolahnya menggunakan ojek online.

Begitu sampai di sana ia dibuat heran saat semua pasang mata menjadikannya pusat perhatian. Meski kebingungan, Ratu tak mau ambil pusing ketika orang-orang di sekitar mulai berbisik. Bahkan beberapa dari mereka ada yang terang-terangan menertawakan.

Derap kakinya melangkah santai menuju kamar mandi untuk melakukan rutinitas buang air besarnya yang terlewat tadi pagi. Ratu duduk di atas dudukan toilet sambil memainkan ponselnya.

Saat tengah asik menggulir sosial media, ia beralih membuka Posh Talkz, forum berita sekolah. Di jajaran berita terpanas minggu ini ada satu berita yang menarik perhatiannya.

Tanpa membaca isi artikel ia langsung menggulir ke bawah, melihat foto yang terasa sangat familiar⎯itu kamarnya. Saat menyipitkan mata, Ratu langsung mengenali foto dirinya yang telanjang dengan seseseorang. Tak perlu waktu lama sampai ia mengenali pria itu; Sean.

Mereka berciuman, bercumbu dengan mesra di atas ranjang dengan tubuh Ratu yang terekspos bebas. Bagaimana tangan bajingan itu dengan biadab menjamah setiap inci tubuhnya yang tak pernah disentuh siapapun. Ia mengotori Ratu dengan sisa-sisa bekas kemerahan seperti yang dimilikinya sekarang.

Seketika amarahnya mendidih hingga terasa mencekik kerongkongannya. Kedua matanya berkaca, menahan tangis yang menyeruak saking besarnya kemarahan yang ia rasakan. Gadis itu terisak sambil mencengkram ujung roknya kuat-kuat, mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Namun tak ada yang ia ingat selain ia yang ketiduran di sofa.

Dengan pikiran berkecamuk Ratu lantas bergegas dari toilet lalu meninggalkan kamar mandi. Beberapa siswa langsung berbisik bahkan terang-terangan mencibirnya begitu ia berjalan melewati koridor.

"Lo abis ngapain di toilet?"

"Bikin film porno lain ya?"

"Jangan lupa kirim ke kita kalo udah jadi."

Ratu mengabaikan, tak menjawab semua ucapan para manusia setan itu. Ia berjalan terburu-buru sambil menyeka air matanya kasar. Tak ada lagi tangisan, kini hanya ada kilat penuh amarah dari kedua sorot matanya.

Sean, keparat sialan. Ia bersumpah akan membunuh berandal jahanam itu.

Langkah kaki Ratu bergerak menuju golf course dimana anak-anak kelas 12 sedang latihan. Begitu sampai, pandangannya langsung tertuju pada Sean yang tengah berlatih bersama kekasihnya, Laura.

HierarkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang