Kalah

22.9K 1.3K 38
                                    

Pembelajaran olahraga hari itu diisi oleh pembahasan materi mengenai konsep dasar aktifitas fisik. Di akhir kelas, guru PE meminta mereka untuk bertanding basket sambil menunggu jam pelajaran berakhir. Karena Ratu tidak mempunyai banyak teman maka ia bersama Arfa bergabung dalam satu tim, sedangkan El dan Gamma berada di tim lawan.

Namun sepanjang permainan, pertandingan ini sama sekali tidak berjalan seperti seharusnya. Semua pemain, baik di timnya ataupun di tim lawan selalu melemparkan bola ke arah Ratu. Bukan dalam artian mengoper, mereka justru mengarah padanya dengan tujuan untuk melempari.

Lemparan dari mereka cukup keras. Terkadang Ratu bisa menangkap namun ia lebih banyak kewalahan. Beberapa kali bola tersebut menghantamnya. Bukan hanya El dan Gamma, seluruh anak kelas ikut tertawa setiap kali ia meringis kesakitan.

Bahkan sudah tak terhitung berapa kali ia tersungkur karena lemparan mereka. Hingga entah di lemparan bola ke berapa, Ratu tidak sempat menghindar saat bola itu menghantam tepat ke depan wajahnya. Ia terhempas mundur dengan wajah yang terasa kebas. Refleks ia menyentuh hidung saat merasakan tetesan darah mengalir di sana.

Kedua tangan Ratu seketika terkepal. Amarahnya yang sudah diujung tanduk semakin terpantik saat melihat para setan itu malah tertawa.

Dengan wajah memerah padam ia mengambil bola yang masih terpantul di atas lantai. Tatapannya menyorot lurus sambil berjalan kearah Angela, gadis cantik yang baru saja melemparkan bola ke arahnya.

Kedua tangannya terangkat, mengambil ancang-ancang tinggi sebelum melemparkan bola tepat ke arah perut gadis itu. Suara degupan kecang seketika menggema di dalam gimnasium saat tubuh Angela tersungkur ke lantai.

Seketika pekikan serempak terdengar dari anak-anak di sekitar.

"What the hell are you doing?!" Salah seorang siswa berdiri menghadang sambil mendorongnya.

"Are you fuckin' lost your mind?!" Yang lain ikut muncul sembari mendorong tabuhnya juga.

"Go to hell, son of a bitch!"

"You're a fucking psycho!"

Satu persatu murid kelas mulai bergantian mengumpatinya, mendorong tubuh Ratu hingga gadis itu semakin tersungkur mundur. Kedua matanya berkaca, ia ingin melawan namun tidak bisa berbicara sepatah katapun. Tenggorokannya seperti tercekik karena kumpulan air mata yang seketika memaksa keluar.

Angela kemudian berdiri tepat didepannya dengan mata yang berkilat nyalang. "I've had enough! Udah muak gue liat muka lo di sini! Sekali pembunuh lo bakal tetep punya jiwa yang lapar buat nyakitin orang!"

Dengan nafas memburu gadis itu mengangkat tangannya, mengambil ancang-ancang untuk satu tamparan keras. "PERGI LO DARI SEKOLAH GUE, PSIKOPAT SIALANNN!!!" Teriak Angela menggelegar diikuti satu suara tamaparan nyaring.

Kepala Ratu terhempas ke samping dengan kuat. Tepat bersamaan dengan setetes air yang jatuh dari pelupuk matanya. Gadis itu tertegun syok dengan tatapan kosong. Ia lantas mendongak sambil memegangi pipinya yang menggelam merah.

"WHAT ARE YOU GUYS DOING?! STOP IT RIGHT NOW! ENOUGH!" Mr. Morgan berteriak sambil berlari dari arah pintu masuk gimnasium.

Semua orang masih berdiri di posisinya. Termasuk Ratu yang kini sudah menangis tanpa isakan.

Mr. Morgan menatap satu persatu dari mereka dengan tatapan tajam sebelum mengeluarkan sebuah buku lembar form dari sakunya. Ia menulis sesuatu di atas sana, menyobek selembar lalu menyerahkannya pada Ratu.

"Keluar." Ucapnya.

Ratu lantas membaca isi kertas yang baru diberikan. Surat pengeluaran dari jam pelajaran dengan alasan mengganggu ketenangan kelas. Ia mendongak menatap Mr. Morgan tak percaya.

HierarkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang