Bermesra

3.4K 123 14
                                    

Gugusan karang di sekitar pantai terlihat mengelilingi sebuah kamar resort mewah yang terletak di tengah Pulau Baros tersebut. Hamparan lautan dengan gradasi hijau kebiruan yang berkilau menghasilkan warna aquamarine yang cantik. Di bagian luar serambi resort terdapat sepasang suami-istri yang tengah asik menari salsa. Ketukan lagu berbahasa latin menemani setiap pergerakan mereka yang begitu lincah dan terampil.

Sang pria mengenakan kemeja kasual yang hanya dikancing bawahnya saja, menampilkan abs perutnya yang terpampang jelas. Sedangkan si wanita memakai summer dress bermotif floral yang begitu cantik membalut tubuh rampingnya. Mereka terlihat seperti pasangan ideal. Persis seperti sepasang turis yang senang berpergian ke berbagai pulau eksotis. Hidup bebas dan bahagia, tanpa anak ataupun tanggungan.

Meski pada kenyataannya sama sekali tidak begitu. Di dalam sana, ketiga anaknya melihat aktifitas orang tua mereka karena pintu partisi kaca terbuka lebar. Si bungsu Zachary, bocah kecil yang baru berusia 3 tahun itu meloncat-loncat kegirangan menikmati tarian mereka. Sedangkan putra keduanya⎯Sebastian, justru asik sendiri memainkan iPad. Kedua telinganya tersumpal headphone seolah tak peduli dengan apapun yang terjadi di sekitar. Mungkin terkecuali kalau ada gempa bumi atau ledakan bom atom. Sama seperti Athena, putri pertama keluarga Adiwaja tersebut juga sama apatis. Gadis yang baru menduduki bangku SMA itu terlihat tak acuh sambil menonton tayangan Bojack Horseman dari laptopnya. Meski sesekali ia juga menghela nafas dan memutar bola mata jengah.

Alih-alih seperti liburan keluarga, ini justru seperti honeymoon orang tuanya. Padahal awalnya mereka pergi ke Maldives untuk mengisi liburan sekolah, sekalian mencoba salah satu resort yang baru Ayahnya beli di sana. Kedua orang tuanya, Sean dan Ratu Adiwijaya memang terkenal sebagai pasangan harmonis. Tapi bagi Athena yang setiap hari melihat kemesraan mereka, romantisme orang tuanya itu sungguh memuakkan. Mereka terlalu bucin sampai-sampai ia yang geli sendiri.

Bagaimana rasanya melihat pasangan yang bertingkah seperti bumi milik berdua? Menyebalkan bukan? Meski tak bisa ia tampik, di usia orang tuanya yang menginjak 40an mereka justru terlihat semakin menawan. Yang paling menjengkelkan adalah bukan hanya guru, beberapa teman Athena juga terang-terangan menggoda Ayah ataupun Ibunya saat salah satu dari mereka datang ke sekolah.

For God's sake, di kehidupan selanjutnya Athena lebih memilih punya orang tua jelek saja!

Saat alunan lagu Corazón De Acero tersebut berhenti, saat itu juga Sean dan Ratu menyelesaikan tarian salsa mereka. Keduanya memberikan gerakan akhir saling berpegangan dengan tangan yang terlentang. Dalam satu gerakan Sean menarik istrinya mendekat. Kedua kening mereka saling menempel satu sama lain. Pria itu tersenyum, mulutnya sedikit terbuka dengan nafas yang memburu tak beraturan.

"You're beautiful." Bisik Sean dengan tatapan memuja.

Pandangannya beralih dengan cepat menatap mata, bibir, lalu mata, sebelum merendahkan diri untuk mencium bibir ranum istrinya tersebut. Namun dengan cepat Ratu menahannya dengan mendorong dada tegap Sean.

"Zac's here," bisik Ratu sambil menunjuk anak bungsunya itu dengan gerakan mata.

Ratu kemudian terkekeh melihat ekspresi kecewa suaminya sebelum beralih menghampiri Zachary.

"Hello little buddy, you're awake?" Sapa Ratu sambil memangku putranya itu.

Zachary pun mengangguk-angguk dengan rambut berantakan khas bangun tidur. "I'm hungry."

"Aww you're hungry? Okay, what do you want to eat? You want a pancake? Or lasagna?" Tanya Ratu sambil berjalan masuk. Sekilas ia menoleh ke belakang, tersenyum ke arah Sean yang masih berdiri di tempatnya.

Sedangkan suaminya yang semula terlihat kesal karena ditinggal itu kini tersenyum, menatap punggung istrinya yang menjauh. Sebuah senyuman tipis namun penuh luapan kebahagiaan. Tidak apa-apa, masih banyak waktu. Sean masih memiliki waktu seumur hidup untuk dihabisakan bersama Ratu nanti.

***

Sorak tepuk tangan terdengar meriah begitu dua mempelai menerbangkan dua merpati ke angkasa. Zachary dan sang istri, pasangan yang tengah berbahagia itu merekahkan senyum lebar sambil memandangi penuh cinta satu sama lain. Sedangkan di tempat yang sama sepasang pasangan renta ikut berkaca-kaca melihat kebahagian putra bungsu mereka.

Ayah dan Ibu, juga Kakek dan Nenek, Pasangan yang mendapatkan dua panggilan berbeda dari para anak dan cucunya tersenyum penuh haru. Mereka tidak pernah menyangka akan sampai di titik seperti ini. 40 tahun kehidupan bersama yang diawali kebencian satu sama lain. Kini mereka menghabiskan sisa senja mereka dengan saling menyayangi sepenuh hati.

Ratu lantas berlinang-linang, kebahagiannya meluap hingga terasa menyesakkan dadanya. Menua dengan orang yang ia kasihi adalah hadiah paling besar yang bisa ia bayangkan.

"Aaa, don't cry baby..," Sean menangkup pipi sang istri lalu menyeka air matanya.

Sedangkan Ratu hanya terisak haru sambil ikut menyeka pipinya yang basah. "Kamu mau cari es krim?" Tawar Sean kemudian.

Ratu lantas tertegun sambil melirik sekitar. "Tapi acaranya belum selesai Mas..," Ucapnya sedikit berbisik.

"Gapapa, lagian ini tinggal acara anak muda. Kita gak ada juga gak akan dicariin." Lanjut Sean.

Istrinya itu terkekeh kecil. Susunan acara selanjutnya memang pemutaran memori kedua mempelain sambil bercengkrama dengan para tamu. Meskipun tetap saja penting, tapi sepertinya tidak hadir tidak masalah.

Ratu lantas menyelipkan tangannya ke dalam genggaman tangan sang suami. "Yaudah ayo." Tandasnya semangat.

Keduanya lantas menyelinap pergi meninggalkan acara. Sean dan Ratu mengendarai mobil Porsche antik yang kini usianya lebih dari setengah abad. Mobil kesayangan sang suami yang telah menemani naik turun hidupnya sejak mereka berusia 18 tahun. Tepatnya Sean 18 tahun dan Ratu 16 tahun. Yah, meskipun itu tidak penting lagi sekarang. Yang penting bagi mereka adalah saat karyawan ice cream shop memberikan dua es krim pesanan mereka. Sean membawa satu cone es krim matcha kesukaan sang istri dan satu cone es krim cookie and cream untuknya.

Mereka duduk di luar, mendudukkan diri di atas kap mobil sambil memandangi matahari terbenam. Ratu memakan es krimnya dengan lahap sambil berceloteh ria. Sedangkan Sean asik memandanginya sambil tersenyum, mengagumi wajah yang tak pernah bosan ia lihat meski sudah puluhan tahun berlalu. Mereka sama-sama menua, kulit yang kini mengerut dengan rambut yang sudah memutih. Namun meski gitu rasa cinta mereka tidak pernah pudar, bahkan semakin menguat dari hari ke hari.

"Kayanya kita harus berlangganan sama ice cream shopnya deh, baby. Kamu tau kan kaya diet katering kita itu, jadi tiap hari bisa dianterin stok eskrimnya." Jelas Ratu sambil menoleh pada Sean, menunggu persetujuan suaminya tersebut.

Sedangkan Sean hanya tersenyum sambil mengangguk. "Iya baby, nanti aku coba hubungin managernya." Ucap Sean yang membuat sang istri tersenyum girang.

"Makasih ya, baby." Bisik Ratu sambil menyenderkan kepalanya di bahu Sean.

Laki-laki itu kemudian mengecup kepala sang istri sebelum sama-sama menatap ke depan. Menikmati cantiknya senja dengan kilat biru keungunan di sana. Kini kebahagiannya lengkap sudah. Menua dengan orang yang sangat ia kasihi adalah anugrah paling besar yang terjadi dalam hidupnya. 

HierarkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang