Sean

48.1K 2.4K 38
                                    

Percayalah, menjadi keluarga terpandang tidak seenak yang dibayangkan. Mahatma Sean Adiwijaya merupakan generasi kelima keluarga konglomerat berpengaruh di Indonesia. Ayahnya seorang pebisnis tambang batu bara dan kakeknya mantan politisi yang cukup berkuasa.

Tapi kembali lagi, kehidupan bergensi yang ia miliki sebanding lurus dengan tekanan yang ia dapat. Apalagi dengan statusnya sebagai putra sulung Adiwijaya, Sean dituntut selalu sempurna dan selangkah lebih maju dari orang lain.

Didikan keluarganya menjadikan Sean tumbuh menjadi anak laki-laki yang penuh prestasi. Ia unggul di sekolah juga cukup kompeten di bidang seni dan cabang olahraga.

Dari Senin sampai Sabtu, kesehariannya disibukkan oleh banyak kursus dan bimbingan privat. Di hari Minggu ia akan dibawa orang tuanya ke berbagai pertemuan untuk di pamerkan pada keluarga lain ataupun rekan sosialita.

Tampan, beradab, dan berprestasi. Orang tua mana yang tidak ingin memamerkan anak seperti itu?

Meski demikian, Sean juga tetap menikmati hidupnya. Seperti anak muda yang lain, ia juga memiliki pacar, suka berpesta dan bersenang-senang. Namun bukan berarti hidupnya bebas. Ia tetap memiliki batasan dengan tidak melakukan kenakalan yang akan mempertaruhkan nama orang tua ataupun keluarganya.

Seperti sekarang saat sedang mengisi kelas panahan, seorang gadis cantik terlihat dengan setia menemaninya. Ia adalah Laura Amabel, gadis yang belakangan ini sedang dekat dengan Sean.

Ah, biar laki-laki itu ralat ucapan sebelumnya⎯ia tidak suka berpacaran. Lebih mudah bagi Sean untuk dekat dengan seseorang lalu meninggalkannya tanpa status apapun.

"You look so thirsty," Laura tersenyum sambil menyerahkan botol mineral pada Sean yang sedang berjalan ke arahnya.

(Kamu keliatan haus banget,)

"Yeah, I am," Sean balik mengulas senyum dengan nafas yang terengah.

(Iya, aku haus,)

Wajah tampannya dipenuhi buliran keringat karena terik matahari yang cukup menyengat siang itu. Bahkan kaos polo Ralph Lauren yang ia kenakan sudah basah sebagian. Namun meski begitu, Sean justru malah terlihat semakin seksi.

"My body is 70% water, if you still thirsty," celetuk Laura setelah Sean selesai menengguk habis minumnya.

(Tubuh aku terdiri dari 70% air, kalo kamu masih haus,)

"Oh really?" Sean menaikkan satu alisnya mendengar ucapan gadis itu.

(Oh ya?)

"Yeah. You want to prove it?" Tanya Laura innocent.

(Iya. Mau buktiin?)

Sean mendesis takjub mendengar ucapan seduktif Laura. Ia yang masih berdiri lantas menarik dagu Laura untuk mendongak, menatapnya beberapa saat sebelum membungkuk untuk mendaratkan bibir di atas bibir mungil gadis itu.

Hanya kecupan singkat sebelum ia menjauhkan wajahnya lalu berucap pelan, "you're so naughty, young lady." Bisiknya dengan suara serak yang rendah.

(Kamu nakal sekali, nona muda.)

)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HierarkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang