Neraka

23.6K 1.5K 18
                                    

El dan Sean turun bersamaan dari mobil yang mengantar mereka sampai depan gedung GIS. Keduanya berjalan memasuki lobi, bergabung bersama siswa-siswi lain yang juga baru tiba.

"Lo gak perlu lagi khawatir soal cewek gembel itu." Celetuk Sean tanpa menatap El.

El mendongak menaikkan alisnya. "What?"

"Ratu. She's a cute sist, actually. Dia gak akan berani macem-macem demi kakaknya." Ucap Sean sambil mengulas smirk, membuat El ikut tersenyum mendengarnya.

"Thanks, Sean. You're the best!" Seru El berbinar.

(Makasih, Sean. Lo yang terbaik!)

Sean mungkin menggunakan kakak Ratu sebagai senjata. Entah gertakan macam apa yang ia berikan, El tak peduli. Yang penting semuanya sudah selesai. Ia jadi bisa bebas membalas gadis itu sekarang.

Ah, ia sungguh bersemangat di hari pertamanya bersekolah kembali.

Begitu memasuki lobi keduanya pun berpisah. Sean bersama teman-temannya sedangkan El berjalan bersama Gamma untuk langsung menuju kelas. Gadis cantik itu berdecih saat melihat Ratu duduk di bangkunya.

Beberapa hari tidak bertemu, ia sudah berani kurang ajar. Sepertinya Ratu perlu disadarkan supaya tidak melewati batas.

"Minggir." El berdiri tepat di depan bangku Ratu.

Gadis yang tengah memainkan handphonenya itu pun mendongak. Satu alisnya terangkat kentara. "Kalo gue gak mau?" Tandas Ratu menantang.

El tersenyum sinis mendengar ucapan Ratu. "Ini tempat gue, Ratu, dan lo harus minggir." Ucapnya mencoba bersikap baik-baik.

"Ini sekolah, kenapa jadi tempat pribadi lo? Emangnya lo anjing nandain wilayah lo dimana-mana?" Tanya Ratu dengan tampang polos, membuat beberapa murid lain terkikik pelan.

Sedangkan El sudah mengepalkan tangannya erat. Ia lantas menarik kursi yang diduki Ratu, mendorong sandaran kursi tersebut dengan kuat hingga gadis itu tersungkur kedepan. Ratu terkesiap, menatapnya kaget sekaligus berang.

El menarik kursinya kembali sambil mengenyahkan tas Ratu dari mejanya. Ia lalu berjongkok mengulas senyum manis pada gadis itu.

"Yes bitch, gue anjing. Anjing predator. Jadi lebih baik tikus got kaya lo hati-hati sebelum gue gigit." Tandas El sambil menoyor kepala Ratu dengan telunjuknya.

Ia bangkit berdiri kemudian berlalu begitu saja bersama Gamma. Sedangkan Ratu mengepalkan tangannya erat dengan posisi yang masih tersungkur di lantai. Arfa yang sedari tadi melihat pertikaian itu pun segera menghampiri.

"Lo gapapa?" Tanya Arfa sambil membantunya berdiri.

Ratu hanya mengangguk pelan sebelum meraih tasnya lalu berjalan ke bangku di pojok belakang.

***

Begitu kelas konseling selesai Ratu segera keluar meninggalkan ruangan. Namun saat akan kembali ke kelas, jalannya tiba-tiba di hadang oleh Beverly dan Magika. Mereka tersenyum, bukan sebuah senyuman ramah yang membuat Ratu merasa waspada seketika.

"Ayo ikut gue, Rat." Ajak Beverly. Ia berniat menarik tubuh Ratu sebelum gadis itu menghindar.

"Gue sibuk." Tandasnya. Ia lalu berbalik, berniat putar arah. Namun di belakang sana sudah ada Sam dan David yang menghalau jalannya.

"Susah kah buat nurut? Atau lo lebih suka cara kasar?" Tanya David sambil mengulas seringai. Ia dan Sam berjalan mendekat membuat Ratu refleks melangkah mundur.

"Lo pada apa-apaan sih?"

"Tenang aja Rat, kita gak bakal macem-macem kok." Ucap Magika. Gadis cantik itu merangkulnya dari belakang sambil tersenyum menenangkan.

HierarkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang