Genggaman

20.9K 1.4K 28
                                    

Saat Ratu dan Sean tengah menikmati minuman mereka di lantai dasar, anak primus lain justru sibuk hunting beberapa souvenir di toko antik. El asik melihat-lihat barang bersejarah khas Hungary sambil berbincang kecil dengan ketiga temannya⎯Naura, Beverly, dan Magika.

"Did something happened between your brother and Ratu, El?" Tanya Beverly tiba-tiba.

(Kayanya ada sesuatu gak sih antara kakak lo sama Ratu, El?)

Seketika ekspresi El berubah. Ia yang semula terlihat biasa saja kini memasang wajah datar dan dingin.

"I know, right? They're just⎯too close. Gak mungkin kalo gak ada apa-apa. Maybe Sean suka sama Ratu?" Tebak Naura menimpali.

(Iya, kan? Mereka kaya⎯terlalu deket.)

"What the heck, guys? That was so stupid. There's no way he had feeling for her. Gak usah ngomong yang aneh-aneh," Magika dengan cepat menimpali begitu menyadari raut El yang berubah.

(Apa-apaan sih, guys? Konyol banget. Gak mungkin lah Sean suka sama Ratu.)

Tanpa sepengetahuan El, ia memberi kode kedua temannya untuk berhenti berbicara seperti orang yang tidak paham situasi.

"I'm done. Gue bayar duluan." Ucap El sambil berlalu.

Namun belum sempat ia menuju kasir, langkahnya terhenti melihat gelagat Samuel yang mencurigakan. Laki-laki itu memegang sebuah guci dengan bandrol harga 65 ribu Forint Hungaria sambil menilik ke arahnya. El yang menyadari ada yang tak beres pun mendelik penuh kecurigaan.

" Whatever you're thinking right now, just don't." Ujarnya memperingati.

(Apapun yang lo pikirin sekarang, jangan.)

Sedangkan Samuel justru malah menyeringai.

"Can you guys run fast?" Tanyanya sambil melirik ke arah teman-temannya yang lain.

(Kalian bisa lari cepet kan?)

"Oh fuck. Not again, Sam." Tandas Adit begitu menyadari kemana arah pertanyaan samuel.

(Anjing. Jangan lagi, Sam.)

"If you do that, I swear I'm gonna fuckin kill you." Peringat Magika serius.

(Kalo sampe lo lakuin, gue bersumpah bakal bunuh lo.)

Namun bukannya didengar, Samuel justru malah menyeringai semakin lebar.

"RUUNNNN!!!" Teriaknya lalu berlari sambil membawa guci tersebut.

"Arghh shit!"

"Fuckk!"

Anak primus yang lain pun berlari menyusul Samuel meninggalkan tempat tersebut. Seketika sekitar menjadi heboh diikuti teriakan pemilik toko juga beberapa orang yang mengejar mereka.

"ÁLLJ MEG!!! TE TOLVANY!!!"

"ADJA VISSZA A CIKKEIMET!!!"

"TOLVANY!!!"

Samuel yang berlari paling depan sesekali menoleh kebelakang, memantau teman-temannya yang jauh tertinggal. "Hahaha run fast, Mag! You don't want to go to jail, don't you?!" Teriak Samuel, menyemangati Magika yang berlari paling belakang.

(Hahaha lari yang kenceng, Mag! Lo gak mau kan kalo harus masuk penjara?!)

"SHUT THE FUCK UP! I SWEAR I'M GONNA FUCKIN KILL YOU, YOU SON OF A BITCH!" Pekik Magika menggelegar dengan nafas yang memburu.

(BACOT! GUE BAKAL BUNUH LO, DASAR BAJINGAN SIALAN!)

Sedangkan setelahnya hanya ada sautan tawa Samuel, David, dan beberapa anak laki-laki lain yang masih sibuk berlari. Begitu sampai di lantai dasar, Ratu dan Sean yang masih duduk menikmati minuman mereka seketika mengernyit melihat keributan dari kejauhan sana.

HierarkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang