Duplikat

19.9K 1.4K 7
                                    

Selama 15 jam penerbangan dari Budapest - Jakarta, Sean dan El sama sekali belum memeriksa handphone mereka. Tidak heran begitu sampai di rumah, keduanya dibuat bingung saat Abimana tiba-tiba menyambut dengan amarah yang mendidih.

"Anak sialan! What the hell is wrong with you huh?!" Abimana berjalan dari pintu utama untuk menghampiri mereka.

(Kamu ini kenapa hah?)

Keduanya seketika terkesiap saat Abimana melayangkan satu bogeman mentah di wajah El. Cewek itu meringis saat hidungnya mengeluarkan darah, namun kemudian menatap Abimana dengan tatapan bingung.

"What⎯" belum sempat El menamatkan kalimatnya, Abimana sudah lebih dulu menjambak lalu menggusur putrinya itu.

"I'm so fucking sick of you! Dasar anak homo menjijikan!" Ucap Abimana sambil menghempaskan jambakannya hingga El tersungkur di lantai.

(Ayah udah muak sama kamu!)

Seolah belum puas, Abimana kemudian memukuli dan menendang putrinya dengan membabi buta. Ia bahkan tak berhenti meski El sudah meringis tak berdaya. Abimana memang sering memukuli kedua anaknya, namun ini pertama kalinya bagi Sean melihat Ayahnya semarah ini.

"What happened?" Sean beralih menatap Rafael yang berdiri di sana.

Pria berbadan tegap itu kemudian membuka iPad-nya lalu memperlihatkan sesuatu. Sebuah video rekaman CCTV El yang terlihat melecehkan Ratu sudah tersebar di internet. Tak salah jika Abimana sangat marah, skandal tersebut merebak dengan liar hingga berakibat fatal pada reputasi dan saham perusahaan.

Kedua tangan Sean seketika terkepal erat. Ia kemudian beralih menatap Abimana yang masih memukuli El seperti orang kesetanan.

"Stop it, you hurt her." Sean menghalau tangan Ayahnya yang kini berniat memukulkan kursi ke arah El.

(Berhenti, Ayah nyakitin dia.)

Abimana kemudian menghela nafas kasar sebelum beralih menatap putranya itu. "It's all your fault," tandas Abimana sambil mencengkram erat kerah baju Sean. "Kalau aja saat itu kamu gak nyegah buat ngirim dia ke Swiss, anak sialan ini gak akan bikin kekacauan kaya gini."

"I'll fix it," pungkas Sean yang seketika membuat Abimana berdecih.

(Aku bakal perbaikin semuanya,)

"Fix it? Apa yang bisa dibenerin setelah situasinya kacau kayak gini, dasar berandal bodoh!" Abimana lantas memukul wajah Sean sekuat tenaga hingga cowok itu terhempas ke samping.

El seketika memekik histeris melihat sudut bibir Sean yang robek, meskipun keadaannya sendiri tak kalah mengkhawatirkan. Sedangkan Abimana kini menghela nafas kasar sambil membenarkan kerah kemejanya.

"Besok kamu berangkat ke Switzerland. Dan kamu Sean, setelah lulus Ayah bakal kirim ke Massachusetts." Titahnya tanpa bantahan.

"I don't want to." Tandas El tiba-tiba. "Kalo Ayah mau, kirim kita berdua ke tempat yang sama. Jangan pisahin aku sama Sean kaya gitu." Ucapnya tak terima.

(Aku gak mau.)

Abimana dan Sean pun tertegun. Sama-sama terkejut mendengar El yang berani membantah. Namun sesaat kemudian keterkejutan Abimana berubah menjadi decihan sinis. "Bahkan setelah bikin gara-gara pun kamu masih berani nawar?" Tanyanya tak habis pikir.

Pria itu kemudian menarik rambut belakang El hingga sang empunya menjerit lalu menampari wajahnya tanpa belas kasih.

"Kirim ke tempat yang sama kamu bilang?! Hah?!" Abimana mendaratkan tamparan keras dengan nafas yang memburu tak beraturan.

HierarkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang