6. pertemuan tanpa sengaja

131 25 12
                                    

Setelah Atthala menemani Grhana walaupun barang yang di inginkan Grhana belum dapet. Atthala sekarang sedang bekerja di kafe yang dekat dengan mall yang tadi mereka kunjungi.

Atthala sangat sibuk karena kafe nya begitu ramai. Atthala sampai kualahan bolak balik, "huu. cape banget, tumben banget rame kayak gini" pikir Atthala.

Saking fokus nya Atthala sampai dia tak sengaja menabrak laki laki berpakaian formal.

Brak

Atthala kaget dia langsung berusaha membersihkan pakaian laki laki itu. "Eh. Maaf, maaf saya tidak sengaja tuan" ucap Atthala berusaha membersihkan baju laki laki itu.

Namun tangannya di genggam. "Apakah kau tak punya mata? dasar hama" geramnya meremas tangan Atthala.

"Aduh. Aduh maaf tuan, saya tidak sengaja"

"Maafkan saya" mohon Atthala memegang tangannya yang di remas laki laki itu.

"Ck. Kau membuat ku emosi saja,"

"Hei kau, segera panggil menejer kalian." ucap nya sedikit berteriak.

Orang yang di suruh itu pun memanggil menejer mereka. "Maaf tuan Varo, ada yang bisa saya bantu?" tanya menejer itu.

Laki laki yang menggenggam tangan Atthala adalah Varo. "Lihat yang di lakukan karyawan mu. Sangat tidak becus" protes Varo.

"Tuan. Saya tidak sengaja, dan bisakah tuan melepaskan tangan saya? ini sungguh sakit" ungkap Atthala kesakitan.

"Maafkan karyawan saya tuan, Varo"

"Kalau begitu mari kita selesaikan dengan kepala dingin di ruangan saya, taun" tawar nya.

"Tidak usah. Saya tidak akan kesini lagi jika karyawan ini masih bekerja di sini." ucap Varo menunjuk Atthala.

"Maaf tuan. Maafin hala, tuan" mohon Atthala menunduk menahan tangisnya.

"Iya tuan, maafkan Atthala," timpa sang menejer ikut memohon.

"Ck. Baiklah saya akan memaafkan dia, tapi dia harus menjadi babu saya selama yang saya mau, bagaiman?" tawar Varo.

"Baik tuan. Hala mau, hala mau jadi babu tuan" ucap Atthala setuju mau bagaimana lagi dia tidak akan bisa makan kalau dia tidak bekerja di sini.

"Ini kartu nama saya. Besok kamu harus ke rumah saya jam 19.00, saya tidak suka di bantah mengerti?" ucapa Varo memberikan kartu nama yang berisi alamat rumahnya.

"Baik tuan" jawab Atthala menerima kartu nama tersebut. Setelah memberikan itu Varo langsung pergi dari sana tak lupa pergi dengan senyuman aneh.

"Atthala? Yang sabar ya" ucap menejer nya.

"Iya pak. Makasih udah mau bela, hala"

"Pak hala kebelakang dulu ya" pamit Atthala di anggukin sang menejer.

***

"Wanita itu bisa ku manfaatkan agar tidak di jodohkan dengan wanita ular itu" batin Varo.

Varo mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju rumah. Seharian dia tidak pulang kerumah karena pekerjaannya sangat banyak.

Sepanjang perjalanan Varo memikirkan wanita tadi yang memanggil diri sendiri dengan sebutan hala. "Sepertinya dia masih polos. Shit, kenapa ini" guman Varo.

"Tidak mungkin gw tertarik dengan wanita seperti dia" batin Varo.

Tak mau berfikir tetang wanita tadi Varo langsung saja menaikan kecepatan agar cepat sampai di rumah, dia sudah sangat cape seharian bekerja.

GARVAGOZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang