13. Kesenangan yang mungkin sementara

72 19 1
                                    

Sudah satu bulan terlewatkan, hubungan antara Varo dan Atthala makin baik bahkan mereka sudah seperti pasangan namun tidak ada kejelasan hubungan istilahnya (HTS).

Atthala selalu menyiapkan bekal untuk Varo dan Varo selalu memanjakan Atthala, mereka berdua sudah sangat dekat hanya dalam waktu yang cukup singkat.

Namun beberapa hari ini Varo merasa ada yang mengawasi mereka berdua saat di luar rumah, tapi Varo enggan mengatakannya pada Atthala karena tidak mau Atthala cemas.

Mereka sudah pisah kamar dari dua hari yang lalu. Varo membuat kamar yang khusus untuk Atthala di sebelah kamarnya, sebenarnya Varo tidak ingin pisah kamar namun Atthala kekeh ingin punya kamar sendiri ya mau tidak mau Varo harus menurutinya.

Varo dan Atthala bukan lagi seperti pacaran namun sudah seperti sepasang suami istri. Namun tidak ada yang tau, hanya mereka berdua dan Grhana karena Grhana sahabat Atthala jadi dia tau semua.

Grhana tidak marah karena dia memang hanya mengidolakan Varo bukan ingin menjadikan Varo suami atau pun pacar jadi dia ikhlas Varo bersama Atthala.

***

Varo berkerja seperti biasa namun hari ini dia meresa sedikit sedih karena dia tiba tiba kangen sang Mama, tidak tau kenapa cuaca juga mendukung jadinya Varo kerja sambil melihat Foto Mamanya.

"Huu. Ma? Abang tiba tiba kangen Mama, apa Mama juga kangen abang?" batin Varo melihat keatas entah apa yang Varo lihat namun dia sangat rindu Mamanya.

Sibuk dalam lamunan Varo sampai tidak sadar kalau Atthala menelponnya. Bahkan sudah lima kali Atthala menelponnya tetap tidak ada jawaban dari Varo.

Tiba tiba Varo terkejut akan dering hpnya, Varo melihat sudah lima kali Atthala menelponnya panik sangat panik Varo mencoba menelpon kembali namun tidak ada jawaban sama sekali dari Atthala.

Varo cemas dia langsung saja mengambil kunci mobilnya berjalan cepat dia tidak ingin Atthala kenapa napa.

***

"Varo kemana sih? Kok gak angkat telpon hala" guman Atthala mencebikan bibirnya.

Atthala ingin menelpon Varo lagi namun ada motor yang berhenti di depannya. "Hala, kok masih di sini?" tanya nya.

"Ah. Gapapa, lagi nunggu Varo jemput, kak Alexander" jawab Atthala tersenyum ramah.

"Pulang sama kaka aja, hala, ya" tawar Alexander.

"Gak usah kak, nanti hala sama Varo aja" tolak Atthala karena pasti nanti di rumah Varo akan marah jika dia pulang sama laki laki lain.

"Gapapa hala, dari pada kehujanan liat langitnya tuh, jadi ayo pulang sama kak" ajak Alexander karena memang hari sudah mau hujan sampai kapan dia bakal nunggu di sini.

"Aduh gimana nih? Masa iya hala pergi sama kak Alexander, nanti pasti Varo marah, hana sih pake segala gak sekolah" batin Atthala dia binggung harus gimana.

"Yaudah boleh kak" jawab Atthala meneriman ajakan Alexander karena sudah tidak enak menolak.

"Nah, yaudah ini helmnya di pakek hala" ucap Alexander memberikan Atthala helm dan di terima Atthala dengan baik, Atthala memasang helm itu cukup susah jadi di bantu oleh Alexander.

Posisi mereka sangat romantis jika orang yang tidak tau mereka hanya sebatas kaka kelas dan adek kelas pasti sudah menyangka kalau mereka pacaran.

"Nah selesai"

"Makasih kak" ucap Atthala.

"Iya, yaudah sekarang naik hala" ucap Alexander. Atthala mengangguk dan langsung naik ke motor Alexander.

Alexander tersenyum kemenangan karena dia sudah lama mengincar Atthala namun sudah lebih dulu si Varo itu.

"Pegangan ya, hala" ucap Alexander langsung menancap gas membuat Atthala jadi memeluknya karena takut terjatuh.

Alexander tersenyum puas Atthala memeluknya, dia sudah lama ingin sekalia Atthala bersama nya tapi ya sudah duluan Varo.

***

Tak di sadar Varo sudah dari awal ada di sana dia melihat Atthala yang di bawa oleh kaka kelasnya itu. Varo mengepal tangannya dia sangat marah karena laki laki itu sudah berani mengganggu miliknya.

"Tidak ada yang boleh memiliki Atthala, Kecuali Varo Sebastian vettel." ucap Varo tersenyum. Senyuman Varo seperti ingin memakan manusia hidup hidup sungguh mengerikan.

Varo memutuskan untuk pergi ke markas saja dari pada dia kelepasan marah kepada Atthala. Sepanjang perjalanan Varo terus mengupat karena demi apa pun Varo tidak suka Atthala di deketin cowo siapa pun itu.

Sekitaran 15 menit Varo sampai di markas, Varo membawa mobil dengan kecepatan tinggi hingga dia sampai dengan cepat. Memasukin markas teman teman Varo terkejut karena Varo sudah beberapa Hari tidak ke markas ya sudah pasti dia ingin menemani Atthala, namun sekarang Varo malah tiba tiba datang ke markas.

"Woi bro, tumben ke markas, mana muka lo kusus amat"

"Kenapa? Lagi ada masalah?" tanya Alvarez.

Varo tidak menjawab pertanyaan Alvarez melainkan dia langsung masuk keruangannya. Teman teman Varo bingung kenapa dia namun mereka memilih untuk bodo amat mending lanjut main pikir mereka.

Di ruangan Varo fasilitasnya lengkap bahkan ada kamar khusus jika Varo tidak mau pulang kerumah dia bisa tidur di markas.

Masih emosi Varo memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, markas itu memang sudah jadi rumah untuk mereka semua jadi baju dan apa pun itu perlengkapan mereka ada.

Varo mandi tidak terlalu lama. Setelah selesai mandi Varo memutuskan untuk istirahat badannya sungguh cape hari ini tidak tau kenapa padahal dia tidak bekerja terlalu keras.

***

Atthala khawatir karena Varo belum pulang juga biasanya Varo sudah pulang jam segini tapi sekarang Varo belum pulang pulang juga, Atthala terus terusan menelpon Varo namun tidak ada jawaban.

"Aduh kemana sih Varo, udah di telepon dari tadi gak di angkat angkat juga, eh hala kan punya no kak Xander jadi telpon dia aja deh" guman Atthala lalu menelpon Xander.

Obrolan Atthala dan Xander

Xander : kenapa, Atthala?
Atthala : kak, apaa ada Varo di sana?
Xander : ah dia, ada lagi istirahat di ruangannya
Atthala : beneran? Ah makasih kak
Xander : iyaa Atthala.

Setelah mengatakan itu Atthala mematikan panggilan, Atthala kesal kenapa tidak bilang dulu kalau mau tidur di sana kan Atthala jadi gak usah khawatir.

"Kenapa gak bilang coba? Mau tidur di sana, tau ah males banget sama Varo" guman Atthala lalu menuju kamar nya, dari tadi Atthala berdiri di depan pintu menunggu Varo pulang.

Atthala memasukin kamar dan langsung merebahkan diri di ranjang ia sungguh sangat kesal jadi memutuskan untuk tidur.

***

"Ternyata wanita itu sangat mirip dengan ku, tapi kau tidak akan bisa menggantikan posisi ku, Atthala aurora" ujarnya memandang keluar dari jendela kamarnya.

"Nikmati kebahagian mu, sebelum tawa mu menjadi tangisan,"

Tersenyum memandang bulan. Dia sudah menyiapkan banyak rencana untuk mencelakai Atthala, dia sangat tidak suka Atthala bahagia dengan posisinya.










Bersambung....
See you all
Terima kasih sudah membacanya
Bay bay

GARVAGOZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang