11. binggung dengan perasaan sendiri

85 20 0
                                    

Pagi pagi sekali Varo sudah bangun dan sudah siap untuk pergi ke markas karena mungkin untuk beberapa hari ini Varo akan lebih sering ke markas, karena Varo harus menyelesaikan masalah masalah yang ada agar dia dan Atthala bisa liburan.

Atthala masih tertidur pulas, Varo tidak tega membangunkannya karena sepertinya Atthala begitu cape, Varo menuruni tangga ingin melihat apakah sarapan sudah di siapakan.

Varo sarapan sendiri karena teman temannya sudah menelpon untuk segera kesana, Varo sarapan sambil mengecek ngecek berkas Varo memang selalu mementingkan pekerjaan dari pada diri sendiri dan orang lain, Varo enggan untuk perhatian kepada siapa pun itu.

"Varo?" panggil Atthala menuruni tangga menemui Varo di meja makan. Varo hanya memperhatikan Atthala karena memang Varo jarang berbicara kepada Atthala dia memang merasa nyaman kepada Atthala namun dia tetap lah Varo yang dingin.

"Kamu sudah bangun, kok gak bangunin, hala" ucap Atthala cemberut. Atthala memang sudah mulai manja pada Varo, memang Atthala bakal manja pada siapa pun itu.

"Varo, hala mau kerja ya? Hala gak mau nyusahin Varo terus, jadi hala mau pulang ke rumah hala" ungkap Atthala karena tidak enak menjadi beban di rumah Varo, Atthala juga dari dulu terbiasa sendiri.

Varo menatap Atthala seperti ini memangsanya sekarang juga. "Coba ulangi, Atthala aurora." ucap Varo tegas. Atthala terdiam dia sekarang sangat takut akan Varo, dia tidak tau kalau Varo sangat seram jika marah karena biasanya Varo tidak pernah marah seperti ini.

"M-maaf, t-tapi hala mau kerja dan pulang, Varo" kekeh Atthala ingin pergi dari rumah Varo, namun sepertinya Varo enggan melepaskan Atthala.

Varo menarik tangan Atthala hingga Atthala terduduk di pangkuannya. Atthala terdiam dia tidak berani berbicara jika sudah begini, Varo memeluk pinggang Atthala erat seperti tidak ingin kehilangan Atthala.

"Kau tidak akan pergi bisa keluar dari rumah ini, Atthala Aurora." batin Varo mengeratkan pelukannya pada Atthala.

Atthala binggung harus apa, kenapa Varo seperti ini padanya, Atthala terdiam dia berfikir bagaimana caranya melepaskan diri dari Varo.

"Tidak usah berfikir untuk lepas dari ku, Atthala" ucap Varo mengendus endur di leher Atthala yang membuat Atthala kegelian.

"V-Varo ih jangan itu, geli" ungkap Atthala bener bener itu sangat mengelikan, Atthala bergerak tak nyaman di pengakuan Varo.

"Diam lah." tegus Varo karena Atthala sungguh tidak bisa diam.

Atthala yang mendengar itu pun terdiam, Atthala pasrah apa yang di lakukan Varo dia tidak bisa melakukan apa pun.

***

"Bosen bangen hari minggu gak kemana mana, em apa aja hala jalan jalan ya?" batin Grhana masih rebahan di ranjang.

"Tapi hala kan jadi babunya Varo, pasti gak akan di kasih izin tuh buat keluar, seharusnya aku yang jadi babu Varo ku lakukan dengan ikhlas" guman Grhana berangan angan menjadi babu Varo bisa selalu melihat ketampanan Varo.

Grhana sebenarnya selalu iri karena Atthala bisa deket sama Varo walaupun hanya sebatas babu dan tuan, tapi Grhana juga mau soalnya dia yang suka banget sama Varo, Atthala kan gak suka Varo sedikitpun.

"Yaudah lah coba cet dulu siapa tau boleh" guman Grhana langsung cet Atthala.

Grhana menspam Atthala namun hanya ceklis satu, apa Atthala sangat sibuk? Apa Atthala belum bangun? Atthala kemana sih?, pertanyaan pertanyaan seperti itu memenuhi kepada Grhana.

Tak ingin terlalu lama berfikir Grhana memutuskan buat mandi agar nanti Atthala melihat cetnya mereka bisa langsung pergi.

***

"Bro, bos udah datang?" tanya salah satu laki laki di sana
"Belum rez, gak tau tuh bos kita kemana" jawabnya
"Ck, dia dulu gak pernah gitu kenapa sekarang gitu, ya?" ucap Alvarez sedikit kesal karena Varo tidak pernah telat namun sekarang kenapa Varo telat.

"Udah lah gak udah di pikirin, dia bos kita mau telat atau tidak suka suka dia rez" celetuknya.

Alvarez mengangguk karena memang benar suka suka Varo dia adalah bos makanya mereka tidak bisa menyalahkan Varo.

***

Varo sudah pergi beberapa menit yang lalu setelah berbincang banyak pada Atthala dan Atthala mengerti jadi dia tidak akan pergi dari rumah Varo hanya akan berkerja.

"Yey, walaupun gak keluar dari sini tapi hala bisa kerja" senang Atthala karena di perbolehkan kerja oleh Varo.

Atthala keatas menuju kamar Varo karena Varo dan Atthala satu kamar, kenapa Atthala gak minta pisah kamar? Karena Atthala takut akan kamar kamar tamu yang lain karena dekorasinya serem, makanya Varo dan Atthala harus berbagi ranjang.

Atthala melihat banyak banget notif di hp nya yang berasal dari Grhana, "aduh hala udah bilang mau kerja lagi sama Varo, masa iya pergi jalan jalan nanti pasti di marahin Varo" keluh Atthala susah kalau tinggal sama orang kayak Varo.

Atthala tetap bekerja di rumah Varo karena memang dia bekerja di rumah Varo sebagai babu namun Varo memperlakukannya seperti ratu, Atthala binggung namun mau bagaiman lagi.

Atthala menolak tawaran Grhana karena memang ia ingin bekerja saja tidak ingin jalan jalan.

***

Atthala sudah sampai di kafe tempat nya bekerja selama ini. Atthala kembali bekerja seperti biasanya dia mengantar makan dan minuman dengan senyuman yang amat manis.

Tiba tiba datang tiga orang cewe melabrak Atthala. Salah satu dari mereka mendorong Atthala hingga terjatuh ke lantai.

"Aduh" ringis Atthala.

Atthala berusaha bangun karena apa apaan mereka mendorongnya gitu saja padahal dia tidak punya salah.

"Yak!" geram Atthala "apa apaan kalian? Apakah kalian punya otak?" seru Atthala dia emosi kenapa tiga jablay ini mengganggunya, ini sifat yang jarang sekali Atthala perlihatkan pada orang lain.

"Kenapa? Kau pantas untuk mendapatkan itu, murahan" ucap salah satu dari tiga wanita itu yang namanya Civana siapa yang tidak tau dia, dia wanita perusuh.

"Nah bener banget, dasar sampah" cetus wanita yang berdiri sebelah kiri Civana yaitu Viana dan sebelah kanan Civana itu Zexty.

Mereka bertiga memang tukang rusuh di mana pun jadi tidak heran saja, pengunjung di sana hanya menonton enggan itu menolong siapa pun.

"Ini ternyata cewe murahan nya Varo" ucap Zexty berusaha mendorong Atthala namun kurang cepat Atthala sudah lebih dulu menamparnya.

Plak

Zexty mendapatkan tamparan cukup keran ke pipi kanannya, Atthala tersalut emosi karena dia bukan murahan seperti yang mereka katakan.

"Apa apan kau, kenapa kau menampar Zexty" teriak Civana.

Atthala tidak menjawab melainkan juga menampar Civana di pipi kirinya.

Plak

Semua orang di sana terdiam melihat yang di lakukan Atthala, ada yang heran karena Atthala tidak pernah seperti ini sebelumnya.

"Pergi sebelum aku menampar kalian semua" ucap Atthala seperti siap memukul, mereka bertiga pergi karena sudah merasa malu.



"Tidak semua orang itu lemah, ingat itu"
Atthala Aurora



Barsambung....
See all
Terima kasih sudah membaca

GARVAGOZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang