8. Perjodohan batal

111 23 6
                                    

Berjalan masuk menuju meja di ruang vvip itu wanita dan laki laki berjalan dengan tangan laki laki itu berada di pinggang wanitanya, mereka Atthala dan Varo.

"Inget kita pasangan bukan babu dan tuannya, jangan sampai kamu keceplosan, sayang." bisik Varo tepat di telingan Atthala.

"Iya, gak akan keceplosan kok" jawab Atthala seperti tidak ikhlas, siapa yang ikhlas di jadikan pasangan pura pura sama orang yang buat dia jadi babunya.

"Ish ngeselin banget sih, mana susah lagi jalan" batin Atthala.

"Wah ternyata anak tidak tau untung ini benar benar membawa pasangannya,"

"Hei kau, kau hanya sewaannya kan? terliatan kau begitu kampungan" hina laki laki tua yaitu adalah Papa Varo.

"maksud anda apa," geram Varo "jaga bicara anda tuan Anandito Servian vettel yang terhormat" ucap Varo berusaha menahan emosinya, dia meremas pinggang Atthala karena terlalu emosi.

"Aw" ringis Atthala meresa sakit pada pinggangnya, Atthala menengok ke atas melihat Varo yang penuh emosi.

Varo benar benar tidak sadar kalau dia sudah menyakiti Atthala tanpa sengaja, dia begitu emosi dengan laki laki di depannya yang jelas itu Papanya sendiri.

"Kenapa kau marah Varo? Bukan kah benar dia hanya wanita rendahan yang kau sewa?" lagi lagi Papa Varo atau Anandito menghina Atthala.

Atthala yang mendengar semua hinaan yang di berikan Anandito pun ingin menangis namun dia tidak ingin terlihat cengeng di depan orang jahat seperti ini.

"DIAM, BRENGSEK!" bentak Varo bahkan Varo sudah siap untuk melayangkan pukulan namun di tahan Atthala.

"Sudah s-sudah, aku mau pulang" ucap Atthala menangis, dia sudah tidak bisa menahan tangisnya lagi, kata kata itu benar namun begitu sakit.

Varo yang melihat Atthala menangis pun merasa iba dan langsung menggendong Atthala ala bridal style. Atthala terkejut namun dia memilih untuk menyembunyikan muka nya di leher Varo.

Atthala terisak di gendongan Varo. Varo yang mendengar isakan Atthala mencoba menenangkannya. "Sudah tidak apa apa. Sayang, tenang oke serahkan semua pada ku, sekarang kamu tidur aja ya?" ucap Varo mengelus punggung Atthala pelan masih dengan posisi Varo menggendong Atthala.

Atthala merasa nyaman akan elusan Varo pun tertidur dalam gendongan Varo, Varo yang melihat itu pun tersenyum tidak tau kenapa Varo merasa wanita ini begitu spesial. "Tidur lah, aku janji besok kamu akan bahagia lagi, sayang" batin Varo terus memandang Atthala.

Ting

Lift terbuka menampilkan Atthala yang tertidur dalam gendongan Varo. Varo berjalan menuju mobil di parkiran hotel itu, membaringkan Atthala di sebelah kursi pengemudi lalu dia berlari menuju kek pintu samping.

Di dalam mobil Varo terus terusan memikirkan kenapa dia bisa se peduli ini pada Atthala yang bahkan dia rasa baru kali ini bertemu namun dia merasa sudah lama mengenal Atthala.

"Ada apa ini kenapa gw rasa nih cewe punya peran penting di hidup gw" batin Varo.

Tak mau pusing Varo kembali fokus mengendarai mobil namun sesekali melihat kesamping apakah Atthala sudah bangun.

***

"Hala mana sih? Kok aku cet gak di bales, di telpon pun gak di angkat" panik Grhana karena dari pulang sekolah hingga sekarang jam 23.00 Atthala belum ada kabar.

"Aduh hala mana ya? Apa aku susul kerumahnya aja tapi kan kata hala dia jadi babu di rumah Varo" guman Grhana mondar mandir karena takut Atthala kenapa napa.

"Yaudah lah, kalau besok belum di bales juga aku harus nyari dia sih" Grhana langsung menuju ranjang dan beristirahat karena dia cape banget hari ini.

***

"Pa!" geram nya "kenapa Papa gak tahan Varo tadi? Kan semuanya jadi kacau,"

"Papa mah, yaudah perjodohan ini batal!"  ucapnya langsung menelpon mamanya.

"Eh jangan dong, Viana" mohon Anandito pada yang dia sebut Viana wanita yang selama ini di jodohkan ke Varo namun Varo selalu menolak.

"Aku udah gak mau lagi Pa, aku selalu di hina Varo tau gak!" geram Viana.

Viana Bleszynski dia udah dari smp kenal Varo dan ternyata Mamanya dan Papa Varo sehabatan makanya Varo di paksa buat nerima perjodohan ini.

Sebelum Anandito berbicara lagi Viana sudah duluan pergi dari ruangan itu.

"Viana!" panggil Anandito namun Viana tidak menghiraukan panggilan itu dia berjalan tanpa menengok ke belakang.

"Akh! Gara gara wanita itu semuanya kacau" murka Anandito.

Anandito meninggalkan ruangan itu, sekarang tujuannya adalah rumahnya karena tidak ada lagi yang bisa dia lakukan.

***

Varo merebahkan tubuh Atthala di ranjangnya karena kamar tamu kotor tidak di bersihkan, Varo berfikir dia juga tidak akan ada tamu jadi dibiarkan saja tanpa di bersihkan.

Varo memandang Atthala seperti mereka memang sudah mengenal lama namun dia tidak ingat apa apa tentang Atthala, karena Varo merasa badannya lengket jadi langsung saja dia menuju kamar mandi untuk mandi sebentar sebelum tidur.

Tak terlalu lama Varo selesai membersihkan diri dia keluar menggunakan celana pendek selutut dan baju kaos saja, di lihat Atthala sudah menggunakan baju tidur karena sebelum dia masuk kamar mandi dia menelpon maid untuk membawa baju tidur dan mengganti baju Atthala.

Varo menuju ranjang sebelum merebahkan dirinya, Varo lagi lagi memandang Atthala di lihat muka tenaga Atthala saat tidur membuatnya juga ikut mengantuk, Varo memutuskan untuk ikut tidur di samping Atthala.

Dan tak sengaja Atthala memeluk Varo, Varo kaget namun Varo membalas pelukan Atthala merasa nyaman Varo dan Atthala tertidur pulas sekali.

***

"Bos" panggilnya
"Kenapa? Kenapa kau kesini" tanya sang bos heran kenapa tiba tiba si curut ini kesini dengan muka cemas.
"Itu bos, wanita pujaan bos sedang berasa bersama Varo, bos" lapornya.

Brak

Sang bos menggebrak mejanya, dia sungguh kesal dan marah kenapa bisa wanitanya bersama musuhnya.

"Apa?! Kenapa bisa?" geramnya.

"Bos tenang dulu, di sini ada semua kejelasannya bos" ucapnya membarikan dokumen yang berisi foto foto Atthala dan Varo.

"Keluar!" usirnya.

Karena sudah di usir dia pun pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun karena takut sang bos tambah marah, takutnya dia di habisi.

"Sialan. Varo kau memang ingin berperang dengan ku, tunggu saja Varo aku akan merebutnya darimu." ucapnya membuang dokumen itu sembarangan.

***

Viana sudah sampai di rumah, dia langsung pergi ke kamar tanpa menyapa Mamanya yang berada di ruang tamu, Mamanya heran kenapa anaknya ini apakah gara gara perjodohan itu tapi kan dia yang memintak di batalkan sungguh anak anak sekarang sangat tidak bisa di tebak.

"Via" pangil sang Mama namun Viana tidak membalas melainkan menutup pintu cukup keras.

"Kenapa anak itu, dia kan yang memintak di batalkan perjodohan ini" guman Mamanya Viana lalu lanjut menonton saja karena males melayani anaknya yang aneh itu.







Bersambung....
See you
Tunggu besok lagi all

GARVAGOZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang