•Bab°°1

23.7K 1.3K 33
                                    

~Happy Reading~

.

.

.

  Mendengar suara isakan serta keributan di salah satu ruangan di sisinya, membuat seorang pemuda menghentikan langkahnya.

Dia menoleh dan menatap pintu gudang itu datar. Tapi detik berikutnya dia menendang pintu berwarna coklat itu dengan sangat keras. Dan pintu terbuka..

"Wah pahlawan nya udah Dateng nih.." ucap salah satu orang disana dengan nada mengejek.

"Melvin hiks.." Pemuda yang di panggil Melvin itu menatap datar pemuda seumuran nya yang sudah terisak dengan kondisi babak belur di lantai.

Melvin mengalihkan tatapan nya pada tiga siswa yang saat ini menatap nya remeh.

"Pengecut!"

Mereka yang mendengar itu mengepalkan tangannya, dan tak lama perkelahian kembali terjadi. Bedanya tiga siswa tadi memiliki lawan yang seimbang sekarang, atau bahkan Lebih lihai dalam bertarung.

Hingga beberapa menit saja, Melvin berhasil menumbang kan lawannya.

"Sialan Lo Melvin, lihat aja kita bakal balas Lo nanti!"

"Cabut guys!"

Mereka pergi begitu saja, meninggalkan kedua pemuda yang memiliki wajah Sama di ruangan itu.

Ya, mereka Melvin Raynard dan Vino Raynard, kembar identik yang baru berusia 17 tahun. Dengan segala kesakitan yang mereka rasakan, menjadikan hubungan mereka tak terlalu baik, Atau bisa dibilang tak baik.

Tanpa mengucapkan apapun Melvin hendak pergi meninggalkan Vino.

"Mel..vin.." Ucap Vino tersendat karena jantung nya yang sudah berdetak lebih cepat.

Melvin menghentikan langkahnya, dia berbalik dan berdecak melihat Vino yang sudah memegang dadanya.

"Menyusahkan!" Sungutnya, tapi tak ayal dia berjalan dan membawa Vino ke gendongan bridal nya. Vino tersenyum kecut mendengar ucapan kembaran nya itu.

Ucapan yang setiap saat dia dengar, karena memang nyatanya, Vino selalu menyusahkan Melvin, dimana pun itu.

"Maaf.." Melvin tak merespon, dia masih melanjutkan langkahnya meninggalkan gudang itu.

"Melvin maafin gue ya, gue nyusahin Lo lagi.." lirih Vino menatap wajah datar Melvin.

"Baguslah sadar diri, jadi berhentilah menjadi orang lemah!"

Hati Vino berdenyut nyeri. sial, kenapa rasanya selalu sakit. Padahal kata-kata pedas seperti itu sering Vino dengar dari Abang kembarnya.

Vino tak bisa marah atau membenci Melvin, karena dia tau apa penyebab Melvin tak bisa bersikap lembut dan menyayangi dirinya, sebagaimana seorang kakak terhadap adiknya.

.

.

.


Plak!



"Dasar tidak becus! Sia-sia Ayah masukkan kamu ke kelas beladiri! Jika menjaga adik kamu saja tidak mampu!!"

Melvin menghapus darah dari sudut bibirnya, dia terkekeh miris melihat amarah ayah nya itu.

Lalu dia menatap Ke arah Vino yang sedang di obati ibunya, tapi tatapan adiknya itu masih menatap ke arahnya.

"Salahkan Saja anak kesayangan mu yang lemah itu pak tua! Menjaga diri sendiri saja tidak mampu." Pria paruh baya yang bernama Davin Raynard itu semakin naik pitam, dia hendak memukul Melvin tapi seseorang lebih dulu menghalangi nya.

"Cukup Ayah, Vino mohon jangan pukul Melvin lagi..ini bukan salah dia, Melvin juga udah berusaha jaga Vino, bahkan tadi Melvin yang nyelamatin Vino.."

"Melvin juga benar, Vino emang lemah. makanya Vino selalu di tindas sama mereka ayah.."

Davin menghapus air mata di pipi putra bungsu nya itu. Dia memeluk Vino, Berusaha untuk menguatkan nya. Melupakan satu Anaknya yang menatap tanpa ekspresi adegan manis itu.

Melvin pergi meninggalkan mereka, dia berlari menuju kamar tempat nya yang paling nyaman di rumah ini.

Vino yang menyadari kepergian Melvin semakin terisak di pelukan Davin.

"Kenapa Vino harus selemah ini Ayah hiks, jelasin ke Vino kenapa, Vino capek nyusahin Abang terus dari kecil hiks.."

Davin semakin mengeratkan pelukannya, Apakah dia memang harus memberi tahu Vino yang sebenarnya..

"Ugh Sakit..."

"Astaga Mas!"

****

Melvin melempar Asal tas nya, dia merebahkan tubuhnya di ranjang single itu. Melvin termenung, menatap langit-langit kamar nya dengan tatapan kosong. Tanpa sadar air mata sudah meluncur bebas dari matanya..

kenapa selalu dia yang di salahkan Untuk semua yang terjadi pada adiknya. padahal dia sudah berusaha untuk menjaga adik lemah nya itu. Melvin tidak membenci Vino, dia hanya kecewa pada orang tua nya yang tidak bisa bersikap adil.

Tanpa sadar, rasa kecewa itu berdampak pada perlakuan nya kepada adik kembar dan satu-satunya itu.

Melvin memegang pipinya yang masih terasa panas akibat tamparan tadi. Dia terkekeh miris.

"Luka di punggung ku saja belum kering.."

"Anak lemah itu pasti tak pernah merasakan, bagaimana sakitnya di pukul dan di cambuk oleh ayahmu sendiri, meskipun kau tidak melakukan kesalahan apapun.."

Melvin menghapus air mata nya kasar, dia memejamkan matanya hendak terlelap..

Sampai sebuah teriakan menggagalkan rencana tidur nya itu..

"MELVIN PANGGIL DOKTER!!"

Melvin menghela nafas, Kemudian bangkit dan mengambil ponselnya..

"Halo Dokter.."





















Helowwww Berjumpa lagii kitaaaa~

~To be continued ~

~Typo Tandai ~

~Thankyouuuuuuuu 💕

29Juni2023

MELVINO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang