•Bab°°17

5.7K 766 33
                                    

~Happy Reading~
.

.

.

Vino menggenggam tangan Melvin yang di inpus, tatapan nya menatap wajah Melvin yang masih enggan bangun. Tapi pikiran nya berkelana memikirkan sesuatu yang di ucapkan orang tua nya tadi..

Beberapa jam sebelum nya...

"Bukan nak" Vino terdiam mendengar jawaban dari ayah nya, Davin.

"Bukan? Tapi Vino pernah cerita kalo dia anak Om dan Tante kok.." Vino berucap dengan nada bergetar nya. Kenapa orang tuanya tidak mengakui mereka sebagai anaknya.

Mereka menghela nafas panjang..

"Mereka memang putra kami, tapi bukan putra kandung.."

Deg!

"M-maksd Tante apa? Mereka bukan putra kandung kalian?"

"Ya, mereka putra dari sahabat Om dan Tante.." Vino terdiam mendengar itu.

"kami menemukan Melvin dan Vino di mansion sahabat kami. saat itu mereka masih bayi dan hanya berdua Disana. Keluarga nya tidak ada dan kondisi mansion itu sudah hampir hangus terbakar.."

"Karena tidak tega, Om dan Tante memutuskan untuk membawa dua bayi kembar itu ke kediaman kami.."

"Tapi, keluarga besar kami menolak, mereka justru meminta kami untuk mengirim bayi kembar itu ke panti asuhan."

"Kami tetap mempertahankan mereka, tapi kami malah kehilangan putra kandung kami. Yaitu Bastian, dia di bawa orang tua kami dan di jauhkan dari kami selama 16 tahun lamanya.."

"Kami tetap mengurus Melvin dan Vino, mengingat kami punya hutang Budi dengan orang tua mereka. Tapi karena kesedihan Om dan Tante berpisah dari Bastian, kami malah menyakiti salah satu dari mereka.."

Vino mengusap air matanya kasar, dia berusaha untuk menahan isakan nya. Di tatapnya kedua orang tua itu..

"Pasti Melvin yang kalian sakiti ya?"

"Benar, kami selalu menyakiti nya untuk melampiaskan kekesalan kami.."

"Kenapa kalian gak sakiti aja dua-duanya, seenggaknya salah satu dari mereka nggak ada yang merasa iri.."

"Kami tidak bisa menyakiti Vino, dia sakit dan kami iba padanya.."

Vino terkekeh miris, memang fakta ini sangat menyakitkan. Dia bukan di sayang tapi di kasihani, syukurlah setidaknya Nasibnya tak beda jauh dengan sang Abang kembar..

"Lalu, dimana mereka sekarang?" Oke itu pertanyaan yang perlu di tanyakan. Meskipun Vino sudah tau jawaban nya tapi dia ingin memastikan, jika raga keduanya memang sudah mati.

Tapi, jawaban kedua orang itu lagi-lagi membuat nya terdiam..

"Bersama keluarga kandung nya.."

Apa? Vino tak mengerti. Bukan kah keduanya sudah tiada, makanya mereka bisa memasuki tubuh orang lain..

"Tuan, nyonya, pasien bernama Bastian sudah sadar.."

"Ah, nak kami masuk dulu ya."

****

Vino menghela nafasnya lagi, dia pusing memikirkan fakta-fakta itu..

Mereka bukan anak kandung ayah ibu mereka, lalu katanya raga mereka sudah bersama keluarga kandung mereka..

Pertanyaan nya, dimana? Dan dalam kondisi seperti apa? Koma, atau justru di masuki jiwa seseorang juga..

Vino pusing memikirkan itu, sampai sebuah lenguhan menghentikan pemikiran Vino.

"Eungh.."

"Abang.."

Vino berdiri dari kursi, dia memperhatikan mata itu sampai terbuka sempurna.

"Abang ini Vino.." Melvin menoleh menatap Vino..

"Alvin.." Vino menatap Melvin heran..

"Kenapa manggilnya gitu, ini Vino bukan Alvin. Ya emang raga nya Alvin sih.."

Melvin berusaha untuk mendudukkan dirinya, melihat itu Vino segera membantu.

"Gue dimana?"

"Di rumah sakit" jawab Vino walaupun dia sedikit heran, bahasa yang di gunakan Abang nya kenapa beda.

"Wah Lo ngapain gue sampe gue masuk rumah sakit haa?" Teriak Melvin membuat Vino terkejut.

"Maaf, gara-gara Vino Abang masuk rumah sakit.." Cicit Vino dengan mata berkaca-kaca nya, dia jadi merasa bersalah.

Melihat itu, Melvin jadi heran..

"Eh, gak usah nangis..lagian, sejak kapan Lo manggil gue Abang? Kita kan musuh.."

Vino terdiam, mencerna ucapan orang di depan nya ini. Musuh? Tunggu..bahasa nya beda, lalu dia memanggil dirinya Alvin dan sekarang orang ini menganggap nya musuh..

Jangan-jangan..

"Melvin Grawiksen?"

"Ya itu nama gue.."

Vino menggeleng cepat, tidak mungkin kan Melvin Grawiksen kembali memasuki raganya.

Jika benar..

'Abang kemana..'

"Lo kenapa sih Alvin.."

"Nggak, Abang kemana..hiks" orang itu panik, Kenapa Musuhnya itu malah menangis.

"Alvin cup cup..maaf ya, tapi Lo kok jadi cengeng.."

"Huwaaaa abanggg..."

"Yakkk jangan nangisss huaaaa Daddy.."

........





























Melvin kemana?
Kemana-mana hatiku senang lalalalalalalalalala:)

~to be continued ~

~Typo Tandai

~Thankyouuuuuuu💕

8Juli2023

MELVINO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang