•Bab°°27

5.9K 693 227
                                    

~Happy Reading~

.

.

.

Melvin terus menyuapi Alvin, sampai Beberapa menit kemudian makanan Alvin sudah habis. Melvin mengambil obat yang harus di minum Alvin secara rutin sekarang, karena tubuh adiknya itu semakin lemah setiap harinya.

Dia hendak menyodorkan obat itu tapi suara dering telepon membuatnya urung, dia segera melihat siapa yang menghubungi. Melvin mengernyit ketika Vin menghubungi nya.

Sementara Alvin sudah menghela nafas nya, dia kira Vino yang menelpon Melvin.

Tanpa mengatakan apapun Melvin segera mengangkat telepon itu.

"Halo, ada Apa Vin?"

"Halo Melvin, gue cuma pengen tau keadaan Vino sekarang. Ponsel nya gak bisa di hubungi kayanya mati. perasaan gue gak enak makanya gue telepon Lo..gue pengen ngomong sama dia dong." Melvin diam mencerna ucapan Vin, kenapa Vin menanyakan Vino padanya. Bukankah Vino sedang bersama mereka.

"Kenapa kau menanyakan Vino padaku, bukankah adikku itu sedang merayakan ulang tahunnya bersama kalian?"

Alvin menegang, dia mulai gelisah ketika kebohongan nya mungkin akan terbongkar sebentar lagi.

"Lo bicara apa sih, Vino kan dari sore udah berangkat ke taman buat ngerayain sama Lo. Sekarang Dia ada sama Lo kan?" Melvin sontak menatap Alvin yang sudah terlihat gelisah, dia mematikan telepon itu sepihak.

'Akh

"Ini perbuatan mu? Kau membohongiku!!"

"Hiks Maaf Abang..Alvin cuma pengen ngabisin waktu sama Abang aja hiks.."

Plak!

Melvin menampar Alvin setelah dia melepas Cengkramannya di rahang anak itu.

"Sialan! Keegoisan mu itu membuat Adikku sendirian menunggu ku di luar sana!!" Melvin berucap dengan nada tinggi nya membuat Keluarga yang di bawah langsung menghampiri mereka ke lantai atas.

"Ada apa Melvin?" Tanya Austine yang melihat wajah penuh emosi Melvin dan Alvin yang sedang menangis.

"Tanyakan saja pada orang egois ini!" Setelah mengatakan itu Melvin berlari pergi dari sana dengan emosi tertahan, hatinya sungguh khawatir sekarang.

Tujuan nya saat ini menemui adiknya, Melvin berharap Vino masih ada di taman itu.

Sementara Xander menatap penuh intimidasi pada Alvin.

"Jelaskan!!"

"Hiks Maaf.."

.

.

.
Melvin berlari mencari adiknya di taman kota yang sudah sepi itu, dia mengedarkan pandangannya berharap dapat melihat siluet sang adik.

Sampai Melvin tiba di dekat sebuah kursi yang terdapat Paper bag. Entah dorongan darimana tapi Melvin mengambil paper bag itu dan mengeluarkan isinya.

"Ini hadiah dari Vino untukku.." Melvin tersenyum tipis melihat hadiah beserta note dari Vino, dia kembali mengedarkan pandangannya.

"Dimana kamu Vino..Apa dia sudah pulang karena lelah menunggu.." Melvin segera mengeluarkan ponselnya dari saku jaket.

"Halo Vin, Vino sudah pulang kan?"

"nggak tau, ini gue lagi di jalan kesana sama kakak kembar. Melvin Lo belum jawab gue tadi, Vino tadi sama Lo kan?"

"Dia tidak bersamaku, ceritanya panjang Vin. Akan ku ceritakan tapi saat ini kita harus mencari Vino."

"Yaudah gue susul Lo ke taman sekarang"

Tut

Melvin menghela nafas nya, dia duduk di kursi itu dan tanpa sadar air matanya menetes.

"Kamu pasti sendirian tadi, maafkan Abang yang bodoh ini.."

"Sekarang kamu dimana dek.."

.

.

.

"Keterlaluan!! Anak ku sudah sangat baik padamu, tapi ini balasan mu!" Bentak Xander membuat Austine dan Refry menatapnya bertanya. Anak?

"Papa apa maksud ucapan mu?"

Xander menatap Ayah serta putra sulung nya itu.

"Alvino dan Vino mengalami pertukaran jiwa selama ini, percaya tak percaya tapi itulah faktanya. Papa sudah menyediliki nya selama ini.." Jelas Xander membuat kedua orang itu menatapnya tak percaya, sama hal nya dengan Alvin. Dia terdiam, jadi Xander sudah mengetahui fakta ini.

"Papa sudah tau fakta ini dan baru memberi tau kami?"

"Maaf, tapi Itu atas permintaan Vino sendiri. Dia bilang Dia tidak ingin kalian berubah sikap pada Alvin.." Xander kini menatap Alvin..

"Vino tak ingin Alvin kehilangan kasih sayang kita, dia rela tak di anggap anak oleh keluarga nya hanya karena memikirkan kebahagiaan orang lain.."

"Orang yang bahkan tak pernah memikirkan perasaan putraku sedikitpun!" Tekan Xander dengan tatapan nya masih menatap Alvin tajam.

Alvino semakin terisak, betapa jahat nya dia melakukan ini pada orang sebaik Vino. Dia tau dia egois, tapi Alvin tak sadar keegoisan nya itu selalu menyakiti Vino.

"Hiks Vino maaf.."

"Akh..ssh sakit.." Alvin mencengkram dadanya yang Kembali sakit, hingga dia tak sadarkan diri di ranjang Itu.

Mereka menatap Alvin dengan perasaan bercampur. Mereka kecewa tapi, mereka juga tak tega.

"Bawa kerumah sakit!"

.

.

.

Sementara di sebuah rumah sakit, seorang pemuda tengah berlari dengan seseorang di gendongan nya.

"Dokter, suster, tolong adik saya!" Mendengar teriakan itu beberapa suster menghampiri nya dan menyuruh si pemuda membaringkan tubuh yang lebih kecil ke brankar.

Mereka segera membawanya ke ruang darurat..

Pemuda itu menatap tangan nya yang terdapat darah sang adik, dia mulai terisak.

"Hiks dek..kenapa kakak harus menemukan kamu dengan kondisi seperti ini hiks.."

Pemuda itu, Aland. Kakak pertama Alvino. Setelah dia mencari Keseluruh kota di negara ini, akhirnya Aland berhasil menemukan adiknya.

Niat awalnya Aland hanya ingin bertemu untuk meminta maaf dan melepas Rindu, karena keluarga Grawiksen benar-benar menutup akses dirinya mengetahui dimana dan bagaimana keadaan sang adik.

Tapi kenapa sekarang dia harus bertemu adiknya dengan keadaan seperti ini.

Aland menghentikan tangisnya, dia menghapus air matanya kasar. Raut wajahnya mendingin mengingat satu fakta..

"Kamu sudah di angkat menjadi keluarga Grawiksen, tapi kenapa mereka tidak ada untuk melindungi kamu.."

Ya, adiknya itu sudah menjadi anggota keluarga Grawiksen. Lantas kenapa dia masih terluka tanpa penjagaan mereka. Jika seperti ini, Aland jadi semakin ingin mengambil hak asuh adiknya kembali.

Itupun, jika tubuh adik nya itu masih mau membuka matanya..




































Mau Vino balik lagi ke tubuh nya gak?
Suara terbanyak bakal nentuin next chapter<3

~To be continued ~

~Typo Tandai~

~Thankyouuuuuu💕

11Juli

MELVINO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang