MELVINO ✓

•Bab°°7

~Happy Reading~

.

.

.

"Tuan muda mau saya bantu?"

"Tidak," singkat Melvin menjawab pertanyaan asisten pribadi nya. Dia berjalan dengan pelan menuju kediaman nya saat ini, mansion Grawiksen.

Ya Melvin membawa Vino kemansion keluarga nya. Karena menurut Melvin, tempat ini yang teraman saat ini. Karena penjagaan disini, tidak akan membuat mereka menemukan adik nya dengan mudah kan?

"Loh baby, kamu sudah pulang? Dan siapa yang kamu bawa?" Tanya Mariana ketika melihat Melvin datang dengan seseorang di gendongan nya.

"Adik Melvin."

"Berhenti memanggil nya adik Melvin, dia itu bukan adik kamu."

"Dia adik melvin Mom!" Kekeh Melvin membuat Mariana menghela nafas pasrah, dia sedang tidak ingin berdebat dengan putra keras kepalanya itu.

"Baiklah, terus kenapa kamu membawanya kesini? Dan apa dia tertidur?"

"Hmm, dia sedang sakit. Mom tolong panggil dokter." Melvin berlalu begitu saja menuju lift, tujuan nya membawa Vino ke kamar nya.

Sementara Mariana hanya menatap punggung Melvin, dia segera mengambil telepon dan memanggil dokter sesuai perintah putra tersayang nya.
.

.

.

Melvin menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang dengan Vino di dekapan nya, kenapa dia tidak membaringkan Vino saja? Jawaban nya karena Melvin tak ingin adiknya kesakitan, karena punggung nya masih terluka.

Melvin tersenyum tipis melihat Vino yang sama sekali tak terganggu, dia ikut menutup matanya. Sampai keduanya kini terlelap..

Tak lama..

Mariana datang dengan seorang dokter pribadi keluarga Grawiksen, dia tersenyum tipis melihat posisi tidur anak nya dengan seseorang yang sudah berhasil membuat Melvin menjadi pribadi yang lebih baik, tidak senakal dulu. Ya itu pemikiran Mariana..

Mariana mendekati mereka berdua, di lihatnya wajah Vino yang menyender di dada Melvin.

"Putra ku suka dengan yang manis ternyata.." Mariana sedikit terkekeh dengan pemikiran menyimpang nya itu.

"Dokter, tunggu sampai mereka bangun ya. Aku tidak tega membangunkan mereka.." Dokter tersebut mengangguk mengerti.

"Mom.." dan ternyata Melvin terbangun, dia belum selelap itu tidurnya.

"Sayang..mommy sudah memanggil dokter," Melvin menatap dokter pria itu,

"Bisa obati dengan posisi seperti ini? Aku tidak ingin dia bangun.."

"Bisa tuan muda.."
.

.

.

.

Vino menatap gugup pria-pria datar yang menatap nya bak musuh, dia kemudian menatap Melvin yang berada di sisi nya. Kakak kelas nya itu sedang menyuapi nya makan.

"Aaa.." Vino menerima suapan itu dengan kaku, Melvin yang merasakan ketidaknyamanan Vino, menatap keluarga nya jengah.

"Berhentilah menatapnya seperti itu!"

"Ck, kenapa kamu membawanya kesini?" Decak sang kakak pertama, Lio. Dia tidak suka adiknya itu membawa orang asing ke kediaman nya, apalagi mereka terlihat sangat dekat.

"Dia sedang sakit,"

"Lalu? Dia kan punya keluarga.." kini Leo yang bersuara.

"Kalau tidak salah, kamu putra bungsu Reza Haidar kan?"