•Bab°°21

5.6K 714 34
                                    

~Happy Reading~
.

.

.

"Tatap Aku Xander!" Tegas Jeo membuat Xander mau tak mau menatap pria itu, pria yang pernah menjadi kakak kelas sekaligus sahabat nya sampai saat ini.

Kini Jeo, Vin dan Vino sudah berada di kediaman Austine. Tentu untuk memperingati sekaligus bersilahturahmi dengan sahabat Jeo ini.

"Maaf kak, aku tidak tau dia putramu.." ucap Xander akhirnya, sedari mereka datang dia hanya bisa menyimpulkan sendiri bahwa Anak yang kemarin di sakiti nya adalah anak Jeo. Makanya, teman yang sudah Xander anggap kakak itu sampai datang kemari.

Tapi Xander masih bingung dengan ucapan anak itu kemarin, kenapa dia memanggilnya Papa. Xander akan tanyakan lebih lanjut nanti..

"Hmm, Jadi kenapa kau menyakitiku putra ku?" Dingin Jeo membuat Xander menatap Vino.

"Dia dulu yang mengganggu putra bungsu ku." Vino tersenyum kecut menatap Papa nya itu. Sementara Vin setia menggenggam tangan Vino. Keduanya duduk di sisi Jeo dengan Vino berada di tengah-tengah.

"Dimana putra ku mengganggu putra mu?" Pernyataan itu membuat Xander menatap Jeo bingung.

"Kenapa memangnya kak?"

"Jawab saja!" Xander menghela nafasnya.

"Di rumah sakit.." jawab nya malas

"Jelaskan secara detail Xander!" Xander berdecak

"Rumah sakit Medika cahaya, lantai lima ruangan VIP Mawar 11." Jeo tersenyum puas mendengar itu, rumah sakit miliknya ternyata. Ini akan sangat mudah..

Jeo mengeluarkan Ponsel dari Balik saku jas nya dan menghubungi seseorang.

"Cek CCTV lantai lima"

"......"

"Hmm, kirimkan segera."

Tut

Jeo menatap Vino yang hanya diam, dia tersenyum tipis dan mengelus rambut belakang anak itu.

"Akan Daddy buktikan putra Daddy ini Anak baik.." Vino tersenyum mendengar penuturan Jeo, ah tidak apa Papa nya tidak percaya padanya. Dia bersyukur memiliki Jeo yang benar-benar berperan menjadi sosok ayah.

Xander memalingkan wajahnya, lagi-lagi perasaan aneh itu muncul. Kenapa dia tidak suka melihat interaksi Jeo dan Vino.

Tring~

Ponsel Jeo berdering, cepat-cepat Jeo mengambil dan membuka pesan Video yang dikirim salah satu bawahannya.

Dia mengklik Video itu dan tersenyum puas dengan hasilnya. Jeo menatap Xander percaya diri..

"Apa yang akan kau lakukan jika putra ku terbukti tidak bersalah?" Xander diam, kenapa Jeo bertanya dengan yakin seperti itu. Apa memang Anak itu tidak menganggu putra nya.

"Kenapa diam Xander?"

"Aku akan mengabulkan permintaan Putra mu" Vino tersenyum mendengar itu, ah dia harus memikirkan permintaan itu dari sekarang. Karena Vino yakin dirinya tidak bersalah.

"Baiklah, aku terima. Dan akan ku buktikan putraku memang tidak bersalah.." Jeo menaruh ponsel nya di atas meja, dia menekan Tombol play untuk memutar Video itu.

Xander terus memperhatikan nya dengan serius, sampai kejadian sebenarnya terungkap. Putra bungsunya berpura-pura terjatuh dan menuduh orang lain?

Xander menatap Vino dengan tatapan bersalah nya. Sementara Vino balas tersenyum membuat Xander lagi-lagi tertegun..

MELVINO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang