•Bab°°12

6.9K 817 23
                                    

~Happy Reading~

"Terimakasih sudah ada di pihak ku Daddy. Aku akan memberitahumu dimana aku, saat kedua kakak kembar ku itu mendapatkan hukuman yang setimpal!"

Terdengar helaan nafas dari lawan bicara Melvin di telepon..

"Baiklah putra Daddy, kau harus menjaga Vino dan dirimu baik-baik dimanapun kalian berada. Daddy akan mengurus semuanya disini.."

"Hmm, Daddy sudah melakukan pekerjaan yang baik dengan membongkar kejahatan Reza. Tapi Daddy aku belum puas.."

"Apa lagi yang ingin kau lakukan pada mereka?"

"Buat hidup mereka menderita sampai akhir hayatnya."

"Note, Daddy akan lakukan itu perlahan.."

Melvin tersenyum tipis..

"Aku menyayangimu Dad.."

"Daddy juga boy, oh iya. Mommy mu terus menangis karena tidak mendapat kabar darimu. Kau tak ingin memberitahu nya?"

"Beritahu saja, bilang jika aku baik-baik saja. Mommy hanya perlu membuat kedua kembar itu menyesal selama aku tidak ada.."

"Baiklah, Daddy akan memberi tahu Mommy mu.."

"Hmm, katakan padanya aku juga menyayangi nya Dad.."

Tut

Melvin menyimpan ponsel canggihnya di atas meja nakas, sisi Brankar rumah sakit elit di salah satu kota. Ya, Melvin sudah membawa Vino ke kota lain. Atas bantuan ketiga teman Vino..

Dia mengelus rambut Vino, adiknya itu masih belum mau bangun. padahal ini sudah tiga hari sejak kejadian itu, luka-luka di tubuh nya juga perlahan mengering..

Tes

Air mata Melvin kembali menetes membasahi pipi Vino yang kini lebih tirus, cepat-cepat Melvin menghapus nya.

Dia melanjutkan dengan mengelus pipi Tirus itu..

"Bangun ya dek, kita sudah jauh dari mereka..orang-orang jahat itu tidak bisa lagi menyakiti adik Abang ini.."

"Dan lagi, Abang ingin mengatakan sesuatu padamu.."

"Sebuah Fakta yang bisa membuat kamu bahagia kan? Abang harap begitu, makanya ayo cepat bangun Vino.."

Melvin menghela nafas nya, dia mengusap kasar air matanya. Melvin hendak pergi dari ruangan itu..

"Eungh.." tapi sebuah lenguhan membuat nya menatap kembali ke arah brankar. Melvin segera menghampiri kembali adiknya yang perlahan membuka mata..

"Vino.."

"Shh hiks..sakit.."

"Mana yang sakit hmm?"

"Ini..sakit huwaaa.." Melvin gelagapan, dia segera menekan tombol di sisi Brankar itu untuk memanggil dokter.

Setelah itu Melvin bingung harus melakukan apa, adiknya terus meracau sakit. Tapi dia tidak menunjukkan Atau mengatakan bagian mana yang sakit..

Jadi dapat Melvin simpulkan, Mungkin saja Vino merasakan sakit di sekujur tubuh nya..

"Stt sabar ya adik Abang..sakit nya akan hilang sebentar lagi..ada Abang disini.."

"Hiks Abang sakit.."

'tuhan aku mohon jangan siksa adikku seperti ini. tolong Bagi sakit nya dengan ku juga.."

Ceklek

"Cepat tolong adikku dokter!!"

.

.

.

"Sudah..pahit~" Melvin menghela nafasnya, dia menyimpan kembali makanan rumah sakit yang baru berkurang sedikit itu.

Ya, akhirnya setelah beberapa jam sejak Vino bangun, keadaannya sudah membaik. Anak itu juga sudah bisa makan walau hanya sedikit..

Melvin menatap Vino yang juga menatapnya..

"Kenapa?"

"Ada yang mau Lo bilang ke gue?" Melvin terdiam, Apa Vino mendengar ucapan nya tadi.

Melvin menghela nafasnya dan mengangguk..

"Apa?"

"Pertama jawab pertanyaan ku dengan jujur ya?" Vino mengangguk samar..

"Siapa Abang yang selama ini selalu kau sebut?"

"Abang kembar ku,"

Melvin tersenyum..

"Berarti itu aku?" Vino mengerutkan keningnya, kemudian dia menggeleng..

"Bukan, dia Abang kembarku. Melvin Raynard.."

"Hmm, itu aku. Melvin Raynard, dan kau adik kembarku Vino Raynard." Vino terkejut, apa orang di depan nya ini sedang berkata jujur? Tapi jika di berbohong, darimana dia tau nama aslinya..

"Tapi..gimana bisa, Lo gak mungkin Abang gue! Abang gue tuh masih hidup di raga Aslinya, mungkin sekarang dia udah bahagia sama ayah ibu gue!"

"Stt, tenang ya..tidak perlu berteriak. Sakit kan kepalanya?" Vino mengangguk pelan membuat Melvin terkekeh gemas..

"Biar Aku jelaskan Agar kamu percaya. Tepat di hari kamu memasuki tubuh Alvino, Abang juga mengalami hal yang sama. Jiwa Abang memasuki tubuh Melvin..musuh dari tubuh yang kamu tempati ini.."

"Abang sangat bersyukur Tuhan mengabulkan permohonan Abang.."

"Permohonan?" Tanya Vino dengan mata yang sudah berkaca-kaca..

"Setelah Abang mengetahui kamu pergi, Abang memohon agar di beri kesempatan untuk menyayangi kamu Vino..Abang ingin memperbaiki hubungan kita.."

"Kenapa hiks, saat Vino udah gak ada Abang baru pengen Deket sama Vino?"

Grep!

"Maafkan Abang Vino..Tapi dulu ego Abang mengalahkan rasa sayang Abang padamu..maaf, Abang baru berani menyayangi mu setelah semuanya terlambat.."

"Tapi dalam tubuh baru kita, Abang ingin memberikan kamu kasih sayang yang kamu mau.."

"kamu mau kan, Di sayangi oleh Abang jahatmu ini?" Lanjut Melvin membuat Vino menggeleng ribut..

"Hiks Abang gak jahat, keadaan yang jahat..Vino seneng Abang udah Sayang sama Vino hiks.."

Melvin tersenyum dengan Air mata yang juga ikut keluar, dia mengelus sayang rambut Vino di dekapan nya..

"Mari mulai hidup kita disini Vino..hanya berdua.."

"Abang janji akan membahagiakan mu, dan Tidak akan Abang biarkan siapapun menyakiti kamu lagi.."






















Akhirnya bisa triple up:)

~to be continued ~

~Typo Tandai ~

~Thankyouuuuuuu💕

5Juli2023

MELVINO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang