Chapter 12

322 33 0
                                    

Happy Enjoy and Reading ~

.

.

.

.

.

    "Ini aneh, tidak seperti biasanya. Apa monster yang menyerang mu waktu ini dapat menghasilkan racun?." Tanya Poland yang natap hasil diagnosis dan keadaan mata Russia yang belum ada perkembangan sama sekali.

    "Tidak, dia hanya memiliki tubuh yang cukup keras dan sulit untuk melukainya." Jawab Russia.

    Pria itu mengecek keadaan mata kirinya.

   "Hem, tidak biasanya ada monster yang bisa memperlambat kinerja regenerasi sel kita. Kalaupun ada pasti akan sembuh dan untuk kasus cukup rumit." Ucap Poland yang kembali mengecek luka melintang yang masih membekas di mata kiri Russia.

     "Bahkan, lukanya baru sekarang mengeringnya. Apa sel regenerasi mu yang bermasalah?." Sambung Poland lagi.

     "Aku rasa tidak mungkin. Kemarin saat aku tak sengaja melukai lengan ku, luka itu sudah sembuh total tanpa bekas." Jawab Russia.

      Kepala Poland sekarang pening. "Baiklah, untuk sementara aku akan memberikan mu suntikan untuk membantu regenerasi sel mu. Lusa kau bisa kembali lagi, melihat apakah ada perkembangan. Setelah itu, suruh Indonesia masuk. Aku harus mengecek keadaan sayapnya." Ucap Poland, ia mengambil suntikan itu  dan menginjeksi kan nya pada Russia.

    
      "Nah, cairan itu mungkin akan menimbulkan rasa pening di kepalamu, karena itu terdapat sedikit gen dari tubuh Malaysia." Pesan Poland.

    Russia mengangguk. Ia menyuruh Indonesia untuk segera masuk ke ruangan Poland. Ia ingin tiduran di ranjang yang memang di sediakan Poland– mereka bertiga ada di satu ruangan tapi si skat sama tirai. Pria itu merebahkan tubuhnya, menutup matanya menggunakan lengannya.

     Di sisi lain, Indonesia memeriksakan sayapnya. Dia menatap Poland yang mulai menggerakkan sayapnya pelan dari pantulan cermin di depannya.

     "Apakah aku bisa menggunakan sayap ku?." Tanya Indonesia.

      "Untuk sekarang sudah bisa, tapi jangan terlalu berlebihan karena ini masih dalam kondisi pemulihan tapi tenang saja selama kau mengonsumsi obat itu. Sayap mu akan sembuh total secara perlahan." Jelas Poland yang sudah melepaskan perban penahan di sayap Indonesia.

     "Coba kau regangkan sayapmu, senyaman mungkin. Aku ingin melihat apakah ada kelainan lainnya." Tambah Poland.

    Indonesia menurut. Ia mulai meregang sayapnya yang agak kaku, hanya sedikit saja.

    "Apakah masih terasa sakit?." Tanya Poland.

     "Ehm, tidak." Indonesia sedikit berbohong. Sebenernya sayapnya agak nyeri saat ia regangkan tadi.

     "Oke–."

Booom–!

     Mereka semua– Poland, Indonesia dan Russia, langsung menatap sumber suara. Indonesia berjalan mendekati jendela. Ia bisa melihat kalau ada asap hitam tebal di pinggir kota.

     "Bagaimana bisa?." Tanya Poland yang ada di sebelah Indonesia.

    "Kita harus kesana." Ucap Indonesia.

    "Kau benar." Ucap Poland ia langsung melepaskan jas putihnya.

     "Kalian ingin kesana tanpa bekal senjata? Setidaknya bawalah ini." Ucap Russia melemparkan pedang dari dimensi yang dia buat– dimensi itu langsung menghubungkan nya pada ruang latihan dan persenjataannya, tapi itu tergantung pemilik dimensi.

[ B ] Silence | RussXfemIndo [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang