Chapter 13

244 31 5
                                    

Happy Enjoy and Reading ~

.

.

.

.

.




Brakkkk–


     Amerika menggebrak meja di depan hingga hancur. Mereka yang berada di dalam ruangan itu hanya menatap datar. Ini sudah menjadi hal biasa bagi mereka.

    "Ini sudah meja yang kesekian kau hancurkan, Ame-!." Peringat EU yang duduk disebelah UN.

     "Apa maksudmu? Dengan alat antar dimensi yang diambil alih oleh musuh? Bahkan, alat buatan NATO itu bertambah canggih di tangan mereka." Geram Amerika setelah mendengar penjelasan dari China dan Malaysia.

      "Tenanglah idiot." Ucap Russia tajam.

     "Apa alasan mereka membawa paman Uni Soviet?." Monolog Indonesia namun masih di dengar mereka yang ada di ruangan itu.

     "Kemungkinan, mereka akan menjadikan USSR sebagai senjata mereka." Teori Poland.

    "Bisa saja, apalagi USSR adalah target terakhirnya setelah membunuh 3 pilar utama sebelum nya." Setuju Philipina.

     "Apa jangan- jangan otak dari semua ini adalah USSR?." Ucap Amerika tiba- tiba.

    Mendengar itu, Russia langsung menarik kerah baju yang dikenakan Amerika. Ia mencengkram kerah itu dengan kuat.

     "Jaga mulut mu dan jangan berucap yang tidak- tidak-!." Gertak Russia, bahkan aura milih pria itu mengintimidasi seluruh ruangan.

     Amerika menatap tajam Russia. "Aku hanya berpendapat dan kenapa kau yang marah."

      Amerika mendorong tubuh Russia keras, agar menjauh dari tubuhnya. Ia kembali merapikan pakaiannya. Tidak ada yang ingin memisahkan mereka, karena sama saja seperti menggali kuburan mereka.  Russia sedikit terhuyung, tapi dia langsung meninggalkan Amerika dan kembali ke tempat duduknya yang berada di sebelah Indonesia.

     Russia duduk di tempat duduknya sedikit kasar. Bahkan, aura mencekam miliknya belum lah hilang.

     "Apa dia salah makan?." Bisik Philipina ke Indonesia.

    "Hush, seperti nya itu tapi entahlah. Dia sedikit emosi setelah tuan Uni Soviet di bawa oleh sosok itu." Jawab Indonesia ikut berbisik.

     "Lebih baik kau nenangin tu orang, ni ruangan lama- lama ngga enak." Ucap Philipina pelan.

      Indonesia menghela nafas. Ia menatap Russia sebentar. Lalu menggenggam tangan besar pria itu.

      "Sudah, jangan sampai emosi menguasai mu." Ucap Indonesia menenangkan.

     Russia hanya berdeham.

     Indonesia hanya bisa menggelengkan kepalanya. Rapat kembali di lanjutkan namun, lagi- lagi harus tertunda oleh sosok yang tidak di undang. Sebuah  lubang hitam muncul di ruangan rapat itu. Tepat didepan mereka semua.

     "T-tidak mungkin. Itu lubang milik NATO." Gumam Japan– termasuk orang- orang yang engga andil dalam pertarungan yang harus mengorbankan USSR.

     "Pagi~." Sapa sosok yang keluar dari lubang hitam itu.

     "Apa mau mu, keparat?!." Hardik Amerika langsung.

[ B ] Silence | RussXfemIndo [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang