ke villa

4 3 0
                                    

Setelah adengan sedikit melow yang aku sendiri bingung akar masalah, tanpa memperpanjang kami segera menuju tujuan.

Mobil yang bisa dikatakan bus karena terdapat 8 kursi, aku duduk di belakang kemudi bersama dia.  Sedangkan dibangku kemudi ada pria satu sekolahan tapi aku tidak mengenalnya duduk bersama sahabat satu kelas dia dan aku.

Lalu, satu lagi sahabat dia yang berbeda kelas duduk bersama pria asing di paling belakang dan yang berada di belakang kami, ada kedua orang yang berbeda jenis kelamin juga sangat asing.

Baru beberapa menit mobil melaju, yang mengemudikan mobil menghentikan di ruko tempat menjual berbagai makanan Snack.

Lalu, si pengemudi yang aku belum diketahui namanya siapa berucap. Kutebak dia adalah kekasih Putri karena melihat pergerakan mereka yang sedang kasmaran. Berbicara padaku dengan menatapku.

"Kalian berdua mampir dulu ke minimarket, kita lupa belum beli makanan ringan buat di villa. Tadi orang villa bilang ke gue kalau di villa gak ada makan jadi kalian berdua belanja dulu karena gara-gara kalian ngaret jadi kalian yang beli makanannya!"

Aku tidak merespon banyak, sedikit canggung juga berada di lingkungan yang asing meskipun ada dia dan kedua sahabatnya yang kukenal nama tanpa dekat.

"Lo nyuruh gue?"

Dia memperoses tapi sibicara mengangguk mengiyakan. Aku yang mengerti tanpa kata keluar untuk membeli makanan sendiri, tidak banyak berharap dia bakal menyusul namun sebelum aku memasuki ruko yang sedikit besar di belakang sana ada yang menumbrukku.

Dan ternyata dia mengikutiku sembari melamun yang entah memikirkan apa.

"Kalau jalan fokus jangan mikirin yang gak seharusnya lo pikirin. Gak usah benggok nanti kalau ke sambet gue lagi yang harus tanggung jawab," tegurku.

"Nyebelin banget si lo," dia membalas dengan ketus. Kemudian memasuki ruko lebih dulu, aku mengikuti saja tanpa suara. Melihat pergerakan yang mengambil asal makanan ringan.

Dia mendongkrak menatap rak besi besar dan tinggi yang berjejeran makroni kering. Melihat sangat kesulitan meskipun sudah meloncat untuk meraih makroni tersebut. Puas melihat ekspresi lucu tingkahnya aku dengan peka mendekatinya dan tanpa menawarkan diri mengangkat tubuhnya agar bisa dia raih.

"Ambil!" suruhku saat dia yang terus melihat aku tanpa kedip. Dia memalingkan wajahnya salah tingkah lalu meraihnya.

"Modus. Kalau mau bantu ya ambilin dong gak usah pake segala angkat badan gue." sewot dia.

"Lo minta tolong? Gue cuma memudahkan lo agar bisa ambil tuh makanan," ketusku tidak kalah sensi.

"Lo bersikap begitu mau modus kan?"

"Lagian lo tahu gue ada di belakang kenapa gak minta tolong?"

Perdebatan singkat itu segera berakhir dengan dia kembali mencari makanan ringan yang kemudian membayarnya.

Entah berapa lama perjalanan malam ini, sampai suara Putri yang kukenali itu terdengar. Setelah kedua mataku aman, aku berniat membangunkan dia yang masih tertidur pulas di bahu yang tidak tahu sejak kapan. Aku tersenyum tipis melihat ekspresi dia. Namun, suara pria asing yang bersama Mega sahabat dia yang berbeda kelas itu bersuara mengurungkan niatku.

Jay yang akan membangunkan gadis itu mengurungkan niatnya mendengar suara dari Kaino.

"Gak usah di bangunin gak bakal bangun juga tuh anak. Tadi juga Putri teriak-teriak tetep masih molor kan?"

Kemudian setelah berpikir, aku menyusul yang lainnya untuk pengarahan tempat tidur karena masih malam, setelah selesai aku kembali ke mobil untuk mengambil barang dan juga akan mengendong dia. Ternyata dia sangat pulas sampai tidak bangun meskipun sedikit ramai karena yang lainnya bersuara.

Aku menyusul mereka dengan dia yang berada di gendonganku ala bridal style, membawanya menuju kamar yang sudah kuketahui. Tapi melihat pintu kamar tertutup aku dengan ragu mengetuknya.

Karena aku sedang kesulitan, mungkin sedikit tidak sopan karena dia masih dalam gendongan bridal stely dan yang terpikirkan oleh otak pintarnya menggunakan kaki. Itu juga adalah bentuk izin pada orang di dalam kamar. Tidak mungkin dirinya berteriak yang akan mengaggu yang lain sedang beristirahat.

Tidak membutuhkan waktu lama pintu pun terbuka yang di buka oleh wanita asing, entah teman mana dirinya asing dengan wanita ini.

"Tidur di mana?" tanyaku saat aku sudah berada di dalam, tentunya dengan izin wanita itu.

"Emm, di sana!" membalas dengan menunjuk kasur kosong karena kasur satu lagi sudah di pakai tidur oleh sahabat dia yang kukenal.

Tak banyak bicara lagi, aku membaringkan tubuh dia pelan-pelan di kamar yang berisi dua kasur besar. Setelah membaringkannya dengan nyaman 'tak lupa selimut tebal berwarna putih ikut ditarik menutupi tubuh dia sebatas dada, karena takut kegerah yang pada saat itu memakai hoodei kuning  dilapisi celana jean hitam panjang.

Selesai membaringkan di kasur dan memastikannya aman serta tidur nyenyak aku pergi dengan berpamitan pada wanita tadi yang masih terjaga, Tapi sedikit melegakan lantaran jika sudah tertidur semua maka aku akan kebingungan dan menganggu penghuni kamar.

"Gue duluan, permisi." ujarku dengan melangkahkan kakinya keluar dari kamar yang dia dan berjalan ke arah kamar di depan kamar para wanita yang akan di tempati sementara selama tinggal di sini.

Sebelum masuk aku melakukan apa yang di lakukan ketika mau masuk ke kamar yang wanita tempati. Namun, sekarang Jay mrnggunakan tangan lantaran tidak ada lagi beban di tangannya hanya tas gendong di pundak berisi pakaian.

Ternyata pria yang satu sekolahan denganku membuka pintu kemudian aku diizinkan masuk, aku melirik jam dinding di atas ranjang yang masih menunjukkan angka setengah satu.

Masih ada waktu buat tidur, batinku.

"Tidur masih ada waktu ini," kata pria itu yang belum kuketahui namanya dan di angguki kepala olehku. Lalu mulai membaringkan tubuh ke kasur karena aku memang lelah. Pria itupun ikut membaringkan tubuhnya di sebelahku. Tidur lelap dan nyenyak.

...
sorry to say, becose yesterday forget upload and good night!

Journey Love Jay Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang