memulai akrab dengan yang lain

4 2 0
                                    

Pagi harinya di villa yang terasa dingin namun sejuk, aku keluar bersama yang lain untuk sarapan. Bagaikan hewan priharaan yang akan membuntuti tuannnya aku hanya ikut kemana mereka pergi dan kini kami sudah berada di meja siap menyantap makanan yang terlihat mengungah selera meskipun hanya nasi goreng.

Namun agganku yang lapar buyar karena sarapan kali ini penuh drama dari teman-teman dia. Tetapi aku menyukai suasana ini sebab setelah kejadian itu aku merasa kesepian.

"Bilam udah makan? Sini makan bareng aja sama kita, makanannya juga masih banyak sayang kalau gak dimakan." Dia mengajak wanita paruh baya yang kuperkirakan juru masak di villa ini. Kemudian dia juga meminta izin yang mungkin pada pemilik villa yang langsung disetujui.

Sampai seruan Putri itu membuat meja makan ramai, "Wah enak banget Bi nasi gorengnya." Komentarnya.

"Iya rasanya pas dan saya baru ngerasain nasi goreng yang rasanya seperti di tambah bumbu lain."

"Emm, sebenernya yang masak nasi goreng bukan saya tapi neng Avril dan yang menyiapkan bumbu nasi goreng juga ayam goreng Avril. Saya hanya mencuci ayam dan menggoreng ayam yang sudah di bumbui," juru masak itu menjawab yang membuat teman-teman dia menatap dia tidak percaya.

Dia membanggakan hasil masakannya lalu mengatakan itu adalah resep dari ibunya, aku tersenyum tipis akan tingkah dia. Kemudian dia tertawa mendengar permintaan bi Lami untuk berbagi resep.

"Bumbunya sama aja cuma Avril tambah pake cikur aja secukupnya. Waktu Avril nyiapin bumbu gak sengaja liat cikur dan keinget nasi goreng buatan Mamah ya udah Avril coba siapa tahu enak buatan Avril. Eh ternyata emang enak."

Acara makan selesai, kami berkumpul di teras menatap pemandangan yang sangat menenangkan.

"Lo, kok kaya yang aneh sih hari ini kenapa?" tanya Mega, dia sepertinya begitu penasaran sampai tak mengizinkan dia duduk terlebih dahulu.

"Kenapa? Gue gak kenapa-napa. Lagi rajin aja, kapan lagi coba gue rajin?" jawab Avril santai setelah mendudukkan diri di lantai yang berkarpet tebal dan lembut.

"Niatnya kan kita cuma nginep jadi kita gak buat jadwal buat acara kita mau ngapain aja hari ini," ujar Mega memberitahukan bahwa gak ada jadwal acara selama di villa.

"Kita ke kebun teh aja. Kalau pemandangannya bagus kita foto-foto di sana. Buat kenang-kenangan kapan lagi kita punya waktu ke sini lagi," saran Satria yang baru kuketahui namanya. Tadi saat dia masih di dapur membatu membereskan peralatan makan aku mendekatkan diri setelah diajak beberapa kali bicara dan berkenalan.

"Hm, boleh aja sih dari pada di sini diem aja gak tahu mau ngapain," ujarku menyetujui.

"Lo barusan ngomong? Lebih dari dua kata?" tanya Putri heboh. Dia mendekatiku yang spontan aku memundurkan sehingga tercipta jarak.

"Lah emang kenapa Put?" tanya Ristia bingung yang sama baru ku kenal.

"Gak kenapa-napa sih. Cuma gue baru denger Jay ngomong panjang lebih dari dua atau tiga kata. Karena Jay tuh singkat kalau balas omongan orang, kadang juga hanya di jawab anggukan, gelengan kepala, hm sama iya aja. Terus pas denger Jay ngomong gitu gue jadi kaget."

Sebenarnya, yang dikatakan itu memang benar tapi aku hanya merespon demikian karena alasan tidak tahu merespon apa, tidak suka ikut campur apalagi saat mengingat mantan sahabat yang berkhianat aku menutup diri. Jadi aku selama di sekolah tidak banyak bicara sebab tidak ada hal yang harus dibahas dengan orang lain.

Setelah mencapai kesepakatan kami berjalan beriringan ke kebun teh dengan aku berjalan berdampingan dengan dia di barisan paling belakang.

Selama perjalanan aku dan dia tidak berbicara, tapi permintaan tolong dia membuat kami jadi berbicara dan saling canda dengan dia berlari menantangku. Aku hanya tersenyum merespons dan ikut berlari kecil membiarkan dia lebih dulu sampai ke tempat dimana yang lainnya sudah menunggu.

Aku tersenyum lagi mengingat di handphone milikku ada beberapa foto dia yang dia sendiri memintanya.

Lalu, mereka juga mengajak kami foto bersama yang telah bersama satu pemuda untuk menjadi photography kami dadakan. Rasanya senang sekali aku dan dia bisa sangat dekat dan suasana pertemanan mereka membuat perasaan yang membeku sedikit mencair untuk menerima kehadiran mereka.

Begitu banyak foto yabg diambil kami akhiri dan semuanya berpencar dengan pasangan masing-masing. Aku bersama dia menatap mereka dengan senang dan dia mengajakku foto berdua kembali senang. Rasanya kebahagian sederhana hari ini begitu banyak.

Journey Love Jay Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang