Tantrk bergidik, lari terbirit-birit keluar dari toilet. Senandung mengerikan yang ia dengar di toilet tadi terus terngiang-ngiang di kepalanya.
Menoleh ke belakang, kali saja makhluk itu mengikutinya. Tanpa sadar Tantri menabrak seseorang. Entah siapa, karena ia kini jatuh secara bersamaan dengan orang tersebut posisi.
Tabntri segera bangkit, lantas melihat. Keningnya berkerut karena yang ia tabrak adalah Dandi.
Ya, si Dandi yang dijuluki aneh oleh orang-orang.
“Maaf,” ucap Tantri kemudian.
Dandi tampak meringis sembari memegangi siku. Mungkin terbentur saat jatuh tadi. Salahnya juga sih, karena tiba-tiba keluar dari toilet. Tapi….
Hei!
Ini toilet wanita.
“Kamu ngapain ada di sini?“ tanya Tantri spontan membuat laki-laki itu terdiam seketika sembari menatapnya. Membuat Tantri semakin berprasangka buruk.
“Di depan toilet cewek lagi, mau mesum?“ sambungnya menuding laki-laki itu dengan jari telunjuk. Kali ini Dandi tersentak dan tampak kaget, aneh sekali.
“Bukan!“ Dandi melambaikan tangannya ke arah Tantri. “Aku cuma….“
“Cuma?“
Dandi tidak mengatakan apapun selain menatap Tantru dengan lekat tanpa berkedip. Membuat gadis itu sedikit jengah dan salah tingkah. Ya, ia memang telah berubah cantik. Namun, tak perlu sampai segitunya sampai Dandi juga terpesona.
“Kau….“
“Apa?“ seru Tantri dengan intonasi tinggi.
“Apa yang sudah kau lakukan sebenarnya? Kenapa wajahmu jadi begitu?“
Tantri memicing, laki-laki itu berkata dengan suara sangat pelan namun masih bisa terdengar olehnya. Lalu, raut wajah Dandi kini berubah, tampak seperti ketakutan. Sontak Tantri menyentuh wajahnya.
“Apa maksudmu, sih?“
“Wajahmu telah berubah, yang ini… bukan wajah aslimu, kan?“
Tangan Dandi terangkat menunjuk wajahnya. Tantri berdecak sembari menepis kasar tangan Dandi. Respon yang sama seperti Swastika, dan Tantri tak suka itu.
“Tolong, ya, Dandi. Wajahku ini milikku. Apapun yang terjadi, aku yang bertanggung jawab penuh atas wajahku. Jadi, gak usah sok ikut campur segala dengan menanyakan hal yang tidak ada hubungannya denganmu. Jujur, ini pertama kali kita bicara dan kau begitu menyebalkan.“
Tantri betkacak pinggang, nafasnya naik turun karena menahan emosi.
“Oke, maaf kalau aku terkesan ikut campur.“ Dandi mengangkat kedua tangannya. “Tapi sekarang nyawamu dalam bahaya.“
Tantri memutar bola mata. Aneh sekali laki-laki yang ada di hadapannya saat ini? Memang pantas orang-orang menjauhinya. Pantas juga Dandi tidak punya teman sama sekali.
Ah, Tantri benar-benar tak peduli sekarang. Suasana hatiku sedang tak baik. Ditambah tingkah absurd laki-laki itu yang tiba-tiba.
Gadis itu sudah hendak berbalik meninggalkan Dandi daripada mendengarkan perkataan laki-laki itu yang lebih aneh lagi. Namun baru satu langkah Dandi menahan tangannya.
“Apa lagi?“
“Tolong dengarkan perkataanku kali ini. Seseorang mengatakan sesuatu yang harus kusampaikan padamu. Aku tak tahu apa yang kau lakukan. Tapi kali ini kau sedang diincar.“
“Wah! Menakutkan sekali. Siapa yang mengincarku?“ Tantri berucap mengejek, laki-laki itu hanya diam saja. Seketika Tantri merubah intonasi bicara, dan dengan congkak ia berucap, “sudah selesai omong kosongmu ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Toko M153 (Serum Terkutuk)
HorrorMenjadi cantik dengan cara instan. Siapa yang tidak mau. Hanya butuh tiga tetes darah saja. Namun, benarkah instan? Atau malapetaka malah terjadi usai kecantikan itu datang?