Dandi menutup telinga. Selena terus saja merecokinya tentang beberapa hal mengenai Tantri. Gadis itu yang akan mati. Gadis itu yang sedang dalam bahaya.
Malah pembahasannya berlanjut sampai menyatakan ia tak punya hati karena tak berniat menolong gadis itu.
Lah!
“Berhentilah Selena! Kau membuatku pusing,” tukas Dandi kesal, membuat gadis yang sedang mengoceh sembari berjalan keliling di kamar kosnya itu berhenti tiba-tiba.
Pulang dari kampus tadi, ia langsung balik ke kos an. Berlanjut rebahan di kasur. Namun, apa daya hantu wanita yang beberapa hari ini mengikutinya terus saja menganggu. Terkadang membuat Dandi menyesal, andai dulu ia tak pernah menolong Selena.
“Kalau begitu kamu harus lakukan sesuatu.“
“Sabar! Aku juga lagi berpikir.“
Tok… tok… tok…
Dandi terperanjat. Pintu kos yang memang sedang tak terkunci kini terbuka lebar. Ardi, yang kamarnya berada tepat di sebelah kanan kamar Dandi muncul dari balik pintu.
“Kau kedatangan teman?“ tanya lelaki itu sembari memperhatikan sekeliling.
Tak ada siapapun karena Ardi tak bisa melihat. Selena berdiri di sebelah Dandi sekarang.
“Tidak, aku cuma sendiri.“
“Oh, maaf jika aku mengganggu, Dan. Kupikir kau sedang kedatangan teman. Kudengar kau seperti mengobrol tadi.“
“Tadi sih, menelpon,” serunya beralasan. Ardi mengangguk-angguk mendengar jawaban Dandi.
“Oh yaudah. Mau pinjam pensil sama penghapus sebenarnya. Kamu punya, kan? Aku lupa beli tadi.“
“Sebentar!“
Dandi membuka laci meja. Beberapa pensil dan penghapus berjejer di sana. Ia mengambil masing-masing satu.
“Trims, ya, Dan. Nanti kukembalikan.“
“Yoi.“
Pintu kos nya tertutup kembali. Kali ini ia menatap Selena yang senyum-senyum sembari menggaruk kepalanya yang Dandi yakin enggak gatal.
“Makanya diem!“
“Ya, maaf.“
Dandi berdecak, lantas memutar kursi belajar. Kini membuka laptop. Selena melesat cepat ke arahnya.
“Apa yang kau lakukan?“
“Tentu saja mencari tahu.“
“Soal gadis yang punya dua wajah di kelasmu itu?“
Ia mengangguk saja. Mengetik cepat di keyboard laptop. Mengetik kata kunci.
Bagaimana seseorang punya dua wajah. Sekejap tampak cantik dan sekejap tampak biasa saja.
Dandi menekan enter. Tak ada artikel yang menjelaskan pernyataan terkait. Ia menghapus kata kunci itu dan mengetik ulang.
Mahkluk yang menutupi wajah agar terlihat cantik.
Muncul berbagai artikel terkait. Ia melihat salah satu yang membuatnya tertarik karena membahas soal susuk di sana. Mulai membacanya satu persatu.
Mengenai susuk ini, banyak hal yang agak-agak mirip dengan yang Tantri alami.
“Bagaimana, kau menemukannya?“
“Hampir,” ucap Dandi sembari menggerakkan kursor. Walau terlihat mirip, namun ada yang sedikit berbeda. Karena, menurut pengalamannya sendiri.
Ia yang melihat hal yang tak bisa dilihat oleh orang lain. Para pengguna susuk, media yang mereka pakai mudah sekali terlihat olehnya.
Misalnya seperti jarum-jaruman yang di tanam di wajah sang pemakai susuk. Dandi bisa melihatnya dengan jelas. Namun, berbeda keadaan dengan Tantri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toko M153 (Serum Terkutuk)
HorrorMenjadi cantik dengan cara instan. Siapa yang tidak mau. Hanya butuh tiga tetes darah saja. Namun, benarkah instan? Atau malapetaka malah terjadi usai kecantikan itu datang?