Tantri menatap wajahnya dari balik cermin, ia kemudian menghela nafas sembari menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.
"Sosok itu menghancurkan kencanku dengan Dimas. Lagipula kenapa sih?" Tantri membuka telapak tangannya. "Kenapa sekarang, sering banyak gangguan yang muncul padaku?"
Ia menatap serum di atas meja itu dengan bimbang, beberapa kali saat ia ingin memakai benda tersebut, sosok itu pasti muncul di hadapannya.
Padahal, dulu saat pertama kali memakai, ia baik-baik saja. Tak ada gangguan, tak ada apapun. Kenapa sekarang malah kacau.
Ia mencoba, membuka serum itu. Melirik sekitar kamarnya dengan gugup, takut tiba-tiba sosok itu muncul lagi.
Merasa aman, Tantri meneteskan serum di wajahnya.
Krieeet!
Degh!
Gerakan tangannya terhenti, dari balik kaca di meja riasnya saat ini. Lemari dibelakangnya tampak terbuka, sedikit demi sedikit.
Ceklek!
"Kak!"
"Astaga!" Tantri tersentak saat pandangannya masih fokus terhadap lemari tersebut, Sasya muncul dari balik pintu.
"Kamu itu kalau mau masuk ketuk dulu!" serunya dengan nafas memburu. Diliriknya sekilas, lemari miliknya tertutup kembali. Ia menoleh, memastikan hal itu.
"Aku ngetok, kok, kakak aja yang gak dengar."
"Mau ngapain?"
"Pinjam catokan."
Tantri memutar mata. Ia membuka laci meja riasnya. Mengambil catokan dari sana dan memberikannya pada Sasya.
"Nih!"
Gadis itu menerima, namun tak segera beranjak, malah diam di tempat sembari menatap Tantri lekat.
“Kenapa?“
"Penasaran banget, kenapa wajah kakak bisa berubah drastis," tanya Sasya merasa bingung. Pulang study tour tadi ia melihat perubahan drastis pada wajah sang kakak.“Aku pakai serum.“ Tunjuk Tantri pada serum yang habis ia pakai.
“Bisa berubah drastis gitu? Boleh lihat?“
Tantri terdiam sejenak. “Tapi jangan dipakai, ya!“
“Iya-iya lihat doang.“
Tantri mengulurkan serum tersebut.
“M153? Ini merk apaan?“
“Itu nama tokonya. Sekaligus nama merknya juga. Kenapa? Kamu mau bilang itu merk kosmetik abal-abal?“
Sasya menggeleng. Ia kini mengangkat serum itu tinggi-tinggi.
“Awas jatuh nanti pecah!“
“Kak Tri, yang gerak-gerak ini apaan?“
“Glitter emasnya itu.“
“Bukan! Ini gerak-gerak kayak, hiii….“ Sasya melemparkan serum itu tiba-tiba. Membuat Tantri kaget, untung ia sempat menangkap.
“Sasya! Hati-hati dong. Gimana, sih? Untung gak pecah.“
“Ih kak Tri gak lihat? Atau gak sadar? Perhatiin deh cairan serumnya itu ada yang gerak-gerak kayak belatung.“
“Mata kamu siwer?“ ucap Tantri sembari menahan amarah. Kemarin Swastika mengatakan kalau serum yang ia pakai abal-abal. Kini, Sasya mengatakan kalau serum yang ia pakai ada belatungnya.
Tantri menggoyang-goyangkan serum itu. Bahkan sampai beberapa detik ia memandang juga sama sekali tak ada perubahan. Cairan bening itu bercampur dengan glitter keemasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toko M153 (Serum Terkutuk)
HorrorMenjadi cantik dengan cara instan. Siapa yang tidak mau. Hanya butuh tiga tetes darah saja. Namun, benarkah instan? Atau malapetaka malah terjadi usai kecantikan itu datang?