Salting?

2.2K 175 16
                                    

Langit sudah mulai gelap, Nabila yang merasa lapar akhirnya memutuskan untuk keluar kamar dan menuju meja makan untuk makan bersama kedua abangnya. Kali ini suasan hati Nabila sudah cukup baik, ini semua karna Rony, ya kakak tingkatnya itu berhasil membawa pengaruh baik untuk moodnya kali ini.

"Udah ngambeknya dek?" Tanya Nael ketika melihat adiknya sudah mau keluar dari kamar dan ikut makan malam bersama.

"Siapa yang ngambek? Nab gak ngambek Bang, " Jelas Nabila sembari mengambil bungkusan makanan di depannya.

Melihat adiknya yang sudah kembali ceria membuat Nael merasa ada yang aneh dengan adik kecilnya itu. Ia pun berpindah tempat duduk menjadi di samping kanan Nabila.

"Lah? Bukannya tadi kamu ngambek ya?"

"Apa sih? Nab gak kenapa-kenapa lho."

"Cerita dek, kenapa tiba-tiba udah happy gini? Padahal tadi pas pulang dari kampus mukanya kusut gitu."

"Ya pokoknya Nab udah happy aja, btw Bang Nevan kemana Bang? Kok gak keliatan dari tadi."

"Lagi keluar makan malam sama temen-temennya."

"Ohh."

"Ini beneran gak mau cerita sama abang?"

"Cerita apa sih bang?"

"Ya ceritain semuanya, dari mulai Kamu sama Paul yang ternyata berantem tapi abang gak tahu, terus kamu yang tiba-tiba gak mood pas balik kuliah tadi, dan sekarang kamu tiba-tiba udah happy-happy aja."

"Ih, kalau masalah Paul Nab yakin Bang Nevan udah cerita tadi kan? Terus kalau tadi siang gak mood itu, karena Nab lagi sedih aja, Nab putus sama Paul Bang."

"Serius?"

"Iya, Nab capek jalanin hubungan sama dia. Nab mulu yang disuruh ngertiin dia, tapi diannya gak ngehargain dan ngertiin Nab. Malahan Nab di tinggal pergi gitu aja, gak di kasih kabar lagi, alasannya aja hp ilang, padahalkan kalau dia niat masih bisa hubungin Nab lewat Instagram. Emang dasarnya dia gak niat aja. Makanya Nab capek terus Nab minta putus."

"Sabaarr, keputusan kamu udah bener kok, Abang dukung seratus persen kamu putus sama dia karena jujur abang juga kurang suka kamu pacaran sama tuh bulepotan yang bisanya manfaatin kamu doang biar ikut tenar."

"Ih abang gak boleh gitu."

"Ya emang bener dia begitu, udah gak usah dibelain mulu."

"Yaudah iya."

"Terus kenapa sekarang udah happy? Gak mungkinkan tiba-tiba langsung happy kalau gak ada alesannya."

"Kalau itu rahasia, nanti aja ceritanya haha, byee Nab mau ke kamar," Ujar Nabila setelah itu ia langsung melarikan diri ke kamar.

"Nabila Kirana! Cerita dulu, gak boleh main rahasia-rahasiaan sama Abang!"

"Besok aja, kalau gak lupa ya Bang," Teriak Nabila dari dalam kamarnya.

Di dalam kamar Nabila mulai menata perlengkapan nya untuk ospek di hari keduanya. Semua barang sudah ia siapkan dan ia pastikan lagi agar gak ada yang ketinggalan lagi.

"Sleyer udah, plastik udah, sarung udah, apalagi ya?" Gumam Nabila mulai mengabsen barang bawaannya.

"Udah semua sih, tapi barang beginian buat apaan dah? Hmm feelingku mengatakan besok akan ada game dan pasti maenan air, soalnya besok juga di suruhnya pake baju olah raga kan? Achel sama Cala tahu gak ya agenda besok ngapain? Males banget kalau harus maenan air.".

" Aku chat mereka aja deh."

Nabila mulai membuka aplikasi whatsapp di hpnya mencari nama grup mereka untuk menanyakan perihal agenda besok kepada kedua sahabatnya itu.

C R U S H (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang