Cala?

2K 183 29
                                    

Siang ini Nabila sudah ada janji dengan Rony di Stako caffe, rencanannya mereka akan berangkat bersama dari kampus. Saat ini Nabila sudah berada di parkiran menunggu Rony datang. Nabila juga sudah ijin dengan kedua abangnya walaupun ada sedikit perdebatan diantara mereka bertiga, namun pada akhirnya ijin itu di dapatkan oleh Nabila dengan sedikit usaha dan dibantu dengan Rony juga. 

"Kak Rony mana sih? lama banget," gumam Nabila sembari mengecek kembali hp-nya siapa tahu ada kabar dari kakak tingkatnya itu. Kadang Nabila juga heran kenapa dia bisa sedekat ini dengan Rony, padahal mereka benar-benar baru kenal kemarin di hari pertama ospek, tapi ia merasa Rony selalu ada dan selalu bisa ngertiin dia. 

"Nabila."

Sebuah suara yang berhasil menyadarkan Nabila dari lamunannya. Ia langsung menoleh ke sumber suara, di dapatinya Rony yang ngos-ngosan.

"Kak Rony kenapa lari-lari?"

"Gak papa Nab, takut loe kelamaan aja nungguin gue."

"Ya, emang lama sih."

"Sorry Nab, tadi lagi ada urusan bentar sama Diman."

"Iya Kak gak papa kok, yaudah ayo berangkat keburu sore."

"Saap."

Akhirnya mereka berangkat ke stako coffe dengan berboncengan. Perjalanan dari kampus ke stako coffe tidak lama, hanya membutuhkan waktu 10 menit saja mereka sudah sampai di stako coffe.

Nabila dan Rony berjalan secara beriringan ke arah cafe, baru saja mereka melangkahkan kaki, Nabila di kejutkan dengan adanya Paul di sana, yang membuat Nabila lebih terkejut lagi, Paul di sana bersama seorang perempuan.

"Kak, itu Paul kan?"

Rony yang awalnya ingin melanjutkan jalannya akhirnya menoleh ke arah Nabila dan melihat ke arah yang di tunjuk oleh Nabila.

"Paul mantan lu?"

"Iyalah, siapa lagi, " Jawab Nabila dengan tatapan yang masih setia ke arah Paul dan perempuan di sebelahnya, Nabila merasa kenal dengan sosok perempuan itu, akhirnya ia berjalan sedikit mendekat ke arah Paul dan perempuan tersebut, untuk memastikan bahwa dugaannya salah.

Ketika Nabila benar-benar sudah tepat berada di belakang mereka, nampak jelas jika perempuan yang berada di samping Paul itu Cala. Sementara Rony yang awalnya hanya melihat gerak-gerik Nabila dari jauh ketika tahu perempuan yang di samping Paul itu temannya Nabila, ia langsung menghampiri Nabila, menahannya agar tidak mendekat ke arah Paul.

"Nab, kita cari cafe yang lain aja yuk," Ajak Rony sembari menggenggam tangan Nabila dan menariknya pelan agar menjauh dari sana. Nabila hanya pasrah ketika ditarik oleh Rony, karena posisinya ia juga bingung harus berbuat apa, tapi baru selangkah mereka berjalan, Nabila mendengar dengan jelas percakapan Paul dan Cala yang membuatnya benar-benar terkejut.

"Akhirnya ya Powl, kamu putus juga sama Nabila, aku udah nungguin momen ini darilama tahu."

"Ini juga berkat ide kamu By, Makasih banyak ya? Aku sayang banget sama kamu."

"Sama-sama By, Aku juga sayang sama kamu. Tapi By, aku kok ngerasa bersalah sama Nabila. Menurut kamu aku salah gak?"

"Salah kenapa?"

"Udah ambil kamu dari Nabila."

"Gak ada yang salah, orang aku juga pacarin dia cuman buat pansos aja, biar karirku ikut naik. Sekarang-kan karir aku udah stabil jadi aku udah gak butuh dia lagi."

"Hmm bener juga, kita go publiknya nanti aja ya By? Nunggu Nabila bisa lupain kamu dulu, gimana-pun juga dia sahabat aku."

"Iya, terserah kamu aja. Aku ngikut kamu By," kata Paul sembari membawa Cala ke dalam pelukannya.

C R U S H (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang