Penyesalan Paul

2.2K 191 19
                                    

Pagi ini Nabila sudah siap dengan ootd jogingnya. Kemaren setelah nonton ia memang janjian dengan Rony untuk joging hari ini. Saat ini Ia sedang menunggu Rony datang untuk menjemputnya. Katanya tadi lima menit lagi sudah sampai tapi sampai sekarang belum kelihatan hilalnya. Rachel juga sudah pulang beberapa menit yang lalu. Saat ini Nabila sedang duduk di emperan depan rumahnya sembari memainkan hp-nya, karena fokus dengan hp-nya, Nabila sampai tidak sadar kalau Rony sudah datang dan saat ini sudah ada di sampingnya.

"Maaf, nunggu lama ya Nab?" Ucap Rony yang tiba-tiba duduk di samping Nabila.

"Udah tahu pake nanya."

"Yaudah sih, kan udah minta maaf. Di maafinkan?"

"Iya, dimaafin."

"Nah senyum gitu kan cantik," Ujar Rony sembari mencubit pelan hidung mancung milik Nabila.

"Sakit igh," Kata Nabila sembari menyingkirkan tangan Rony dari hidungnya.

"Hehe maaf, yaudah ayo berangkat. Keburu siang."

"Dih, yang bikin kesiangan juga Kak Rony kan?"

"Iyaa, makanya itu ayo. Nanti tambah siang, panas Nab."

"Sabar napa."

"Kamu kenapa sih?"

"Gak papa."

"Masih kesel gara-gara foto tadi malam? Apa gara-gara aku telat?"

"Dua-duanya."

"Lah, kan tadi malam udah di maafin katanya. Kok sekarang ngambek lagi?"

"Hahaha, becanda Kak. Aku gak ngambek kok, mo ngisengin Kak Rony aja tadi," Kata Nabila diiringin dengan ketawannya yang sudah ia tahan sejak tadi.

"Nab? Kurang-kurangin deh ngisengin akunya."

"Habisnya kamu lucu kalau lagi panik."

"Tau ah, ayo berangkat sini buru."

"Iyaa, jangan marah dong."

"Enggak."

Nabila naik ke motor Rony dan mereka berdua mulai membelah jalanan ibu kota yang masih terbilang sepi karena hari masih pagi.

"Pegangan Nab, nanti jatuh."

"Modus."

"Dibilangin kok, yaudah kalau gak mau."

Setelah mengatakan itu, Rony tiba-tiba membawa motornya dengan kecepatan tinggi, membuat Nabila terkejut dan reflek memeluk Rony dari belakang. Rony tersenyum tipis, seolah ia sudah berhasil melancarkan aksinya.

"Nah, dibilangin gak percaya," Ujar Rony dengan ekspresi menahan tawanya. Nabila yang mendengar hal itu langsung mencubit perut Rony, sehingga membuat Rony sedikit menghindar karena merasakan sakit pada bagian perut yang di cubit oleh Nabila.

"Aww, sakit Nab."

"Siapa suruh tiba-tiba ngegas kenceng kek tadi? Sengaja banget kayaknya biar dipeluk," Ujar Nabila diakhiri dengan ekspresi kesalnya. Bibirnya mengerucut, lucu sekali bila di lihat, tidak ada seram-seramnya, padahal ia sedang marah. Hal itu yang membuat Rony makin susah untuk menahan tawanya.

"Siapa yang sengaja sih?"

"Gak usah boong, aku tahu ya kamu ketawa tadi."

"Emang kelihatan ya?"

"Kelihatanlah."

Rony mengambil kembali tangan Nabila yang saat ini sudah tidak melingkar lagi di pinggangnya. Diarahkannya tangan itu untuk memeluknya lagi. Di elusnya tangan Nabila yang saat ini sudah melingkar di perutnya.

C R U S H (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang