Sesi kumpul di lapangan sudah dimulai beberapa menit yang lalu. Kali ini giliran ketua BEM Fakultas Seni dan Budaya yang melakukan sambutan di depan.
Nabila yang tadinya fokus mendengarkan sambutan, tiba-tiba perhatiannya teralihkan pada bayangan seorang cowok yang sedari tadi masih setia berdiri dibalik tiang yang ada di samping lapangan.
"Dia siapa sih? Dari tadi perasaan di situ mulu, terus ngelihatin aku lagi. Apa dia orang yang sama, kek yang tadi lari pas aku lihatin balik?" Batin Nabila bertanya-tanya. Saat ini perhatiannya benar-benar hanya tertuju pada bayangan tersebut. Entah mengapa ia begitu penasaran dengan sosoknya.
Sampai-sampai ia tidak sadar bahwa sesi di lapangan sudah selesai dan setiap mahasiswa baru dipersilahkan untuk kumpul sesuai dengan jurusan mereka di ruang kelas yang sudah dibagi semalam di grup whatsaap masing-masing jurusan.
Rachel dan Cala yang melihat temannya melamun hanya bisa saling tatap, sebelum akhirnya mereka saling memberi kode untuk mengagetkan Nabila yang tengah melamun.
"Dihitungan ketiga kamu cubit pipi kanan aku pipi kiri ya Chel?" ujar Cala dengan suara yang hanya didengar oleh Rachel.
"Oke."
Cala pun mulai menghitung dan ketika sudah sampai pada hitungan ketiga mereka berdua, secara bersamaan mencubit pipi Nabila. Nabila yang merasa pipinya dicubit pun secara reflek langsung berteriak.
"AWWW SAKIT CHELL, CALLLL."
Teriakan Nabila yang bisa dibilang kencang membuatnya menjadi pusat perhatian. Banyak pasang mata yang melihat kearah mereka Caka yang menyadari hal itu pun langsung memberi gestur meminta maaf kepada orang-orang disekitar yang merasa terganggu dengan teriakan Nabila.
"Maaf ya Nab? Habisnya kamu dari tadi ngelamun untung gak kita tinggal ke kelas."
"Ya kan bisa baik-baik Cal? Gak harus ngagetin gini, pake nyubit pipi aku lagi, nanti kalau pipiku tambah chubby gimana? Mana dilihatin banyak orang juga, malu aku."
"Iya maaf ya, kalau malu mah kita juga malu ya Chel?"
"Bener tuh, udah ah dari pada berantem mending kita ke kelas. Takut kena marah sama senior kalau telat."
"Yaudah iyaa, ayoo."
Setelah perdebatan yang tidak jelas itu, mereka akhirnya memuntuskan untuk pergi ke kelas. Sementara seseorang yang memperhatikan Nabila dibalik tiang di samping lapangan tadi hanya bisa tersenyum tipis melihat Nabila yang di cubit pipinya oleh temannya dan berakhir dengan perdebatan mereka yang tidak penting itu hanya bisa tersenyum tipis.
"Selain cantik, kamu lucu juga ya Nab? Jadi pengen ikut nyubit pipi kamu juga, tapi kapan? Semoga semesta bisa bekerja dengan caranya agar kita bisa dekat," katanya pelan dan diakhiri dengan kekehan kecilnya karena bayangan ia mencubit pipi Nabila yang tiba-tiba lewat dipikirannya.
Setelah melihat Nabila dan kedua temannya itu pergi, orang itupun juga ikut pergi menyusul Nabila yang ternyata sudah jauh di sana.
Kini Nabila dan teman-temannya sudah berada di kelas. Mereka sedang menunggu kedatangan Kakak tingkat mereka yang akan menjadi pemandu mereka dalam pelaksanaan ospek ini. Setelah beberapa saat akhirnya kakak tingkat mereka datang. Mereka datang berdua dan dua-duanya cowok.
"Kating kita ganteng ya Bil?" Tanya Cala dengan suara pelan ketika melihat kakak tingkat mereka memasuki ruang kelas.
"Namanya cowok ya pasti ganteng kalau cantik ya berabe dong Cal," Jawab Nabila dengan suara yang tak kalah pelan namun dengan nada yang sedikit ngegas.
"Santai atuh, kan aku cuman menilai ini."
"Serah kamu Cal," Ujar Nabila terlihat pasrah dengan kelakuan temannya itu dan ia memutuskan untuk kembali memperhatikan ke depan.
![](https://img.wattpad.com/cover/343501264-288-k108635.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
C R U S H (TERBIT)
FanfictionMencintaimu bukan hal yang aku rencanakan, rasa itu hadir secara tiba-tiba dan aku tidak bisa menahannya. Maaf jika memang perasaan ini lancang, kita memang belum saling mengenal, tapi aku sudah tahu banyak tentang kamu, dan harapku satu, kamu bisa...