si bajingan dan si hitam

1.6K 90 26
                                    

Jangan lupa vote and komennnn.






Asap rokok mengepul di markas sempit itu, jay beserta teman-temannya melakukan kegiatan rutin mereka, selalu bersamaan dan menjadikan markas tempat utama menyantai, meng-skip jadwal kuliah  adalah hal yang biasa bagi ketiganya, jay, sunghoon, dan heeseung selalu bersama melakukan kenakalan.

"Cewek mana lagi, bro? " tanya sunghoon setelah menekan sumbu rokok ke asbak, lalu membuangnya.

Si jay, cowok dengan berbagai cewek simpanan dari fakultas maupun high school manapun, jay, tak pernah tak punya perempuan.

Jay terkekeh, lalu membuang rokoknya yang telah habis.

"Kedokteran, semester 3, mulus bro, kayak kulit bayi" terangnya, sunghoon menggeleng pelan, sedangkan heeseung tak menggubris, lebih seru gamenya kalau di bilang.

"Udah nyampek ranjang? " pertanyaan frontal yang sudah biasa bagi ketiganya.

Jay mengangguk kecil, lalu menyodorkan sebuah video pada sunghoon, suara erangan itu di dengar ketiganya.

"Keren bet lo rekamnya, bisa gak kelihatan lo-nya" jay tersenyum miring seraya menaikkan alis, merasa bangga dengan apa yang dia perbuat.

"Lo kasih apa sampek cepet banget, kayaknya 2 hari yang lalu orangnya bukan ini? " tanya sunghoon lagi, ia selalu penasaran dengan hebatnya jay menggoda perempuan.

Jay menengadah, berfikir keras, ia kurang peduli dengan uang berlebihnya dan kurang peduli dengan apa yang telah ia berikan pada mantan-mantannya.

"Lupa gue, kalau gak salah kalung sama tas " jelasnya abu-abu, sunghoon mendengus, bisa-bisanya lupa, dan ia yakin maksud kalung dan tas disini bukan barang yang senilai 10 juta kebawah, ia pastikan seorang jay tak pernah memberikan barang murah pada perempuan murahnya.

Jay mengambil puntung rokok di asbak dan melemparkannya pada heeseung yang masih saja fokus pada gamenya, heeseung berdecak lalu menghentikan gamenya.

"Kalau lo, seung? " heeseung membenarkan duduk.

"Gue gak main begituan, " ucapnya tenang,

"Takut nyaman terus jiwa yandere lo keluar? " tanya jay sambil terkekeh, berniat mengejek.

"Gue lebih suka main di perusahaan bokap, jadi gak pusing mikirin begituan. " jawabnya lagi, ia tak mau yang dulu terulang kembali.

"Gue minta maaf deh, gara-gara gue lo sama dia jadi kayak gini" lanjut jay sambil menampilkan gestur, pertama 2 telunjuknya di satukan, lalu di pisahkan beriringan dengan kata 'gini'nya.

Heeseung mendengus, lalu mengambil rokok dan menghisapnya perlahan, kembali tak menggubris keduanya.

Mereka cukup eh- bukan, tapi sangat bebas, balapan, merokok, bar, boxing, mempermainkan wanita, sudah jadi kebiasaan mendarah daging, bedanya, heeseung masih dapat di andalkan mengolah perusahaan, sunghoon sangat baik pada orang tuanya, dan jay yang tak memiliki keduanya, ia hanya dapat merusak, dan menciptakan ketidakseirasan, eh- ada satu keahliannya, membawa perempuan ke ranjang dan mengerang kenikmatan.

Bukan tanpa alasan jay melakukannya, ia hanya mengikuti jejak sang ayah, yang suka bermain perempuan dan membuat ibunya seperti di neraka, namun jay, bukannya menenangkan ibunya dengan menjadi laki-laki yang baik, ia malah mengikuti jejak sang ayah, dan ibunya pun menjadi tak punya harapan.

...

Sedangkan di sisi laki-laki ini, masih sibuk memakai olesan seperti sunscreen, bedanya isinya  berwarna hitam gelap, yang diolesi ke seluruh wajah juga tangannya, hasilnya, seperti menjadi warna kulit ,namun wajahnya terlihat lebih kasar, dan tidak terawat, lalu ia memakai masker, dan memakai topinya menutupi seluruh rambut.

unpretty and unpredictable (Jaywon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang