Guys, bacanya pelan-pelan ya. Ini 1000+ words ☺️
Minggu keempat di bulan November. Saat itu hari Sabtu ketika hujan deras melanda SMA Taruna Bangsa hingga mengharuskan lokasi final Dutaruba berpindah ke aula. Sedangkan bazar yang sudah menjatah 1 stand untuk tiap kelas tetap dilaksanakan, namun menunggu hujan reda.
Viona menatap gugup ke cermin setengah badan yang dibawakan Ayu. Ruang kelas 11 Mipa 6 sudah beralih fungsi menjadi ruang tata rias untuk Haris dan Viona yang akan maju ke final Dutaruba.
Setelah mengikuti Ricky mengelilingi butik kenalan mereka, Viona memutuskan untuk memakai gaun merah muda dengan motif bunga. Gaun tanpa lengan dengan bawahan yang tak terlalu bervolume itu tampak sempurna pada tubuh Viona. Tak lupa rambutnya yang digerai lalu ditarik ke belakang hingga menyisakan sedikit poni yang jatuh menutupi dahi sampingnya.
Siapapun yang melihat Viona pasti mengeluarkan pujiannya dengan segera. Termasuk Haris yang baru saja melirik Viona setelah diminta melakukan photoshoot sederhana sebagai tahap awal final.
Haris menyadari kegelisahan Viona. Anak laki-laki yang segera melepas jasnya itu menghampiri Viona. Tepat ketika keduanya saling berhadapan, Haris akhirnya menyadari bahwa kemeja yang ia kenakan ternyata senada dengan gaun Viona.
"Gugup ya?" tanya Haris.
Viona lalu berdecak sebal mendengar pertanyaan tak bermutu dari mulut Haris. "Iya lah," jawabnya singkat.
Haris meraih tangan Viona, diusapnya lembut berharap agar kegugupan yang melanda Viona bisa mereda. Ia mengabaikan suara batuk yang terdengar dari belakangnya.
"Gak usah khawatirin hasilnya. Inget, dari awal anak-anak gak pernah nuntut lo buat jadi winner-nya. Lo masuk final aja udah bikin mereka kelewat bangga, Vi," papar Haris dengan nada selembut mungkin.
Nyatanya hal sederhana yang dilakukan Haris berhasil mengurangi (sedikit) kegugupan Viona. Gadis itu masih membiarkan Haris memegang tangannya sambil sesekali dielus lembut.
"Vio, jadinya pake yang ini ya?" teriak Bintang dengan menunjukkan hasil photoshoot Viona sebelumnya.
Sebelum dimulainya catwalk, pihak panitia memang meminta setiap peserta untuk memposting foto ala photoshoot dengan menggunakan pakaian final mereka. Nantinya akan ada penghargaan khusus bagi finalis dengan jumlah likes terbanyak.
Mendapat anggukan dari Viona, Bintang pun membalas, "Okay. Gue post di IG kelas, ya?"
Setelahnya terdengar suara panggilan dari speaker yang terpasang di setiap koridor. Pengumuman dari ketua panitia yang meminta seluruh finalis serta penonton untuk mulai mendatangi area final Dutaruba.
"Viona, mau dibantu?" tanya Hilda saat melihat Viona akan mengangkat ujung gaunnya.
Gelengan pelan diberikan oleh Viona. "Gak usah, Hil. Gaunnya gak lebar-lebar amat kok," tolaknya.
"Oke, deh." Hilda pun berlalu sambil meninggalkan senyum kecil saat melihat pegangan tangan Haris dan Viona yang tak lepas-lepas.
"Bentar, Vi. Jas gue," sela Haris sambil berlari meraih jasnya. Ia berniat memakainya ketika sudah di backstage. Namun, Viona menginterupsinya dan meminta agar laki-laki itu memakainya sekarang juga.
Sambil dibantu Viona, dua orang yang tersisa di dalam kelas itu saling memandang lewat bayangan di kaca. "Semangat, Haris," bisik Viona pelan.
"Semangat juga, cantik."
Senyum Viona mengembang mendengar pujian yang sebenarnya sudah sering sekali didengar. Tapi, entah kenapa untuk hari ini, pujian itu terasa spesial.
"Barang-barang kita?" tanya Viona saat tak mendapati tas kecil yang berisi ponselnya. Padahal, seingatnya terakhir kali tas berwarna biru muda itu ada di samping tas Haris.