32: Denial Terus

267 35 7
                                    

Bella ingat ini sudah hari keempat dalam minggu ini. Dan selama itu pula ia tak pernah melihat batang hidung Awan Widjaya. Tumben sekali. Padahal sebelumnya sangat mudah menemukan siswa bertubuh bongsor nan menjulang diantara ratusan siswa di Taruba.

Lebih sialnya lagi, otak Bella tak pernah berhenti berspekulasi bahwa adik kelas incarannya itu benar-benar menerima pernyataan cinta yang sengaja ia dengar hari senin lalu.

Bella memang tak mendengar sampai akhir. Setelah mendengar fakta bahwa Awan hanya menganggap dirinya sebagai teman biasa, ia sudah merasa kesal hingga malas untuk berdiri berlama-lama di sana.

Itu adalah terakhir kali ia melihat Awan ketika ia balikkan badannya dan menemukan Awan yang melotot ke arahnya.

"Jangan-jangan beneran jadian, ya?" tanya Selina pada Bella.

"Sel! Lo mah," gerutu Bella sambil menendang bola yang kebetulan menggelinding ke kakinya.

Dua gadis itu tengah duduk di samping lapangan. Keduanya tak tahu siswa kelas berapa yang sedang bermain voli di tengah jam istirahat dengan seragam putihnya.

Bella meraih bola tersebut dan berniat melemparnya sebelum seorang siswa menghalangi pandangannya. Tatapan Bella meredup saat menyadari siapa yang tengah berniat mengambil bola voli itu.

"Awan?" panggilnya lirih. Kedua tangan Bella juga reflek melempar bola yang ditangkap sempurna oleh Awan.

"Makasih, Kak." Seakan tak saling kenal, Awan berlalu begitu saja setelah mendapat bolanya.

Selina meraih bahu Bella. Gadis berambut sebahu itu terlihat mengepalkan tangannya hingga kukunya setengah memutih.

"Anjing tuh bocah."

Bella dapat melihat gadis yang waktu itu menyatakan perasaannya pada Awan juga tengah duduk di pinggir lapangan sambil diam-siam memperhatikan gerak-gerik Awan.

"Bella," tegur Selina pelan. "Udah gak usah mikirin dia. Kalau emang dia gak suka sama lo, lupain ya? Cowo di Taruba masih banyak kok."

"Gue bukannya gak bisa lupain dia, Sel. Gue cuma sebel aja kenapa dia berani-beraninya ngasih harapan palsu? Padahal waktu pertama kali ketemu, dia bahkan gak berani natap mata gue," balas Bella menggebu-gebu.

Sebenarnya Selina ingin sekali mengatakan bahwa Bella terlalu cepat mengambil kesimpulan. Gadis itu juga sama sekali tak membicarakan mengenai menfess yang sempat ramai saat libur tanggal merah kemarin.

Entah Bella tengah lupa atau ia memang tengah ditutupi rasa cemburu berlebihan pada adik kelas yang katanya sudah lebih dulu menyatakan perasaannya pada Awan.

Di tengah lapangan sana, Awan mulai kehilangan fokusnya. Ini kedua kalinya ia dan Bella dipertemukan oleh bola voli. Duh, ia jadi teringat pertemuan pertama mereka.

"Woi, Wan!" panggil Genta yang tengah mengirim service ke arahnya. Karena kurang persiapan, pergelangan tangan Awan akhirnya terhantam dengan bola voli yang lumayan berat.

Genta dan teman-teman kelas Awan segera mendekat. "Wan, sorry," ujar Genta segera.

"Kagak, Ta. Emang gue-nya aja yang gak fokus," balas Awan. Anak itu juga merasa tak enak hati pada Genta.

Karena itu, Chandra–anak yang mengajak Awan dan yang lain untuk bermain voli–memutuskan untuk menghentikan permainan dan kembali ke kelas.

"Wan, tangan lu aman?" tanya Riski yang juga menghampiri Awan.

"Aman, Ki."

Sekarang di lapangan hanya tersisa Awan, Riski, dan Genta yang duduk lesehan di pinggiran lapangan.

"Wan," panggil Genta pelan. "Kak Bella kemarin nyariin lo. Pas anak-anak ngecengin lo sama Shea yang katanya mau ngobrol empat mata tuh."

Riski yang juga sudah tahu tentang cerita itu melirik Awan yang menggaruk tengkuknya.

"Oh, iya. Gue liat dia kok."

"Sorry, ya, Wan. Kali ini bukan karena bola, tapi gak tau kenapa feeling gue gak enak aja pas Kak Bella nanyain lo ke gue."

Awan hanya terkekeh pelan. "Apaan dah? Orang gue gak ada apa-apa sama Kak Bella."

Kini ganti Genta yang menggaruk belakang kepalanya. "Oh. Gue kira lo malah mau jadian sama Kak Bella," ucapnya polos.

Sedangkan Riski sudah sangat geram dengan sifat denial Awan sejak melihat menfess tentang Haris dan Bella dua hari lalu.

-to be continued-

Guys sorry tapi,
DION SAMA HAWA WOIIII 😭😭😭😭😭

NANGIS BANGET YA AMPUN KAKAK KAKAK KALO BISA TOLONG PERTEMUKAN HARIS, BELLA, DAN AWAN DONG *ngelunjak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NANGIS BANGET YA AMPUN KAKAK KAKAK KALO BISA TOLONG PERTEMUKAN HARIS, BELLA, DAN AWAN DONG *ngelunjak

PUTIH ABU-ABU [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang