Dua event besar tahunan SMA Taruna Bangsa sudah lewat setengah jalan. Taruna Bangsa Basketball Championship atau yang lebih dikenal dengan TBC sudah menyelesaikan babak semi finalnya kemarin.
Kelas Bella—11 Mipa 6—juga memastikan diri untuk maju ke babak final melawan kelas 10 Mipa 3, kelas Awan.
Apa yang mereka harapkan sungguh terjadi sesuai perkiraan. Serta Final yang akan dilaksanakan minggu depan akan menjadi tempat di mana Awan nantinya melawan Haris.
"Bella, awas lu ya kalau dukung kelas sebelah. Bucin boleh, tapi harus tetep solid sama kelas," kata Bintang saat kelas 11 Mipa 6 berunding mengenai persiapan final.
"Kalian juga,"—Bintang menunjuk para pemain basket kelas—"kelas kita udah dikenal karena main sehat. Jangan sampe di final nanti, mentang-mentang terakhir jadi kalian main sesuka hati."
Bintang yang berkacak pinggang kini menghadap ke Haris yang sedang melipat kedua tangannya di depan dada.
"Terutama elo, Haris. Jangan gara-gara lawan lo nanti gebetannya Bella, lo jadi main kasar dan bikin kelas kita kena kartu kuning apalagi kartu merah. Uang kas kita udah banyak abis buat event dies natalis ini."
"Kok gue? Emang gue bakal ngapain itu bocah? Lagian gabut amat berantem ama bocah," balas Haris tak mau kalah.
Ingat, Haris masih dendam karena salah paham antara Awan dan Bella waktu itu. Apalagi dua minggu setelah itu, Bella tak terlihat dekat lagi dengan Awan.
"Ya suka-suka lo dah, pokoknya gue pengen kalian main bersih."
Jeje mengangkat tangannya membuat Bintang mengalihkan lagi pandangannya. "Apa?"
"Galak banget buset. Gue cuma mau nanya nih. Kan kata lu kita gak boleh main kotor, terus kalo gue atau yang lain gak sengaja ndlosor atau kedorong lawan kan kotor, Bin."
Bintang mengambil napas dalam-dalam setelah ia dengan serius mendengarkan pertanyaan lelucon dari Jeje.
"Anjing, anjing. Temen sekelas gue gak ada yang bener, anjing!" omel Bintang yang berhasil mendatangkan gelak tawa bagi teman-teman sekelasnya.
"Yang Duta gimana, Bin? Baju buat Viona sama Haris jadinya bikin apa nyewa?" tanya Ricky di tengah-tengah canda tawa teman sekelasnya.
"BIKIN? Duit siapa yang mau dipake buat bikin dua setel baju, Rick?" sanggah Bella selaku bendahara kelas.
"Gue kan cuma nanya. Jadinya nyewa ya?"
Jihan menjawab, "Iya, Tuan Muda. Tapi masih belum nemu tempat nyewa yang pas."
"Ricky, lo gak ada kenalan yang punya tempat sewain gaun-gaun gitu gak?" tanya Yola sambil mengalihkan topik.
"Ada, Viona mau ikut gue gak? Nanti pulang sekolah langsung aja ke butiknya," jawab Ricky.
Viona menganggukkan kepalanya. Lagipula sebenarnya ia sudah tahu siapa pemilik butik yang dimaksud Ricky.
Ah, benar. Viona dan Ricky pernah tinggal di lingkungan yang sama. Mereka juga pernah berada di Pre-School yang sama.
"Oh iya, ada yang jago ngefoto gak? Kata anak OSIS, photoshoot tahun ini cuma disediain kamera doang, gak tau deh kenapa."
"Aneh banget. Terus nanti fotonya di mana? Katanya ketentuannya gak boleh take sebelum Hari H?"
Bintang menghela napas. "Di kelas, tapi background tetep putih biar keliatan kayak photoshoot beneran. Gue juga gak paham gimana konsepnya anak OSIS, cuma ya udah gue iya-iya aja."
"Anton aja gimana? Dia kan ikut ekskul fotografi," usul Bella sambil menunjuk salah satu teman sekelasnya yang diam di pojokan.
"Gimana, Nton?"
Anggukan pelan dari Anton berhasil menaikkan garis senyum teman sekelasnya.
"Okay, semuanya udah aman. Gue harap temen-temen yang berpartisipasi di final nanti bisa all out dan bisa dapetin hasil yang bagus. SEMANGAT SEMUANYA!"
-to be continued-
Aku lupa deh, sebelumnya karakter Bintang ini udah pernah aku kenalin siapa visualisasinya belum ya?
Kalau belum, lemme introduce..Mei Bintang Maharani, ketua kelas 11 Mipa 6. Alasan kenapa dia bisa jadi ketua kelas karena mukanya yang galak bikin temen-temennya segan dan mutusin buat nyoblos dia waktu pemilihan ketua kelas #TMIBANGET