48: High Five!

186 20 1
                                    

Setelah penampilan catwalk dari para duta, acara dilanjut dengan penampilan dari ekstrakurikuler yang ada di Taruba. Sesekali juga diselingi dengan penampilan taruband.

Saat ini, video 34th Tarubest (Taruna Bangsa Festival) persembahan ekstrakurikuler fotografi tengah ditayangkan. Video berdurasi 10 menit itu menayangkan hasil editing perjalanan SMA Taruna Bangsa dan kegiatan serta pencapaian yang diraih dalam setahun belakangan.

Tepuk tangan meriah menyambut video yang ditampilkan di layar putih besar di samping panggung. Setelah video selesai, kepala sekolah menaiki panggung bersama dengan beberapa panitia yang membawa tumpeng. Prosesi pemotongan tumpeng menjadi acara utama dari sekian banyak rangkaian pesta dies natalis Taruna Bangsa. Dimulai dengan doa dan pemotongan yang dilakukan oleh Pak Kamal, kepala sekolah SMA Taruna Bangsa.

"Yeay! Sekali lagi selamat ulang tahun untuk SMA Taruna Bangsa yang ketiga puluh empat. Semoga bisa menjadi sekolah yang lebih baik kedepannya."

"Terima kasih untuk Bapak Kemal kesayangan kita semua. Akhirnya inti dari acara ini udah dilakukan ya."

Gavin menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan Hawa. "Nah, berarti kita udah ada di pertengahan acara nih. Tapi, temen-temen gak perlu khawatir. Masih ada penampilan yang udah ditungu-tunggu semua orang. Ada yang tahu siapa?"

"HIVI!"

"Apa? Apa? Kurang keras."

"Vin, masa di sebelah kiri tadi ada yang bilang Pak Didik belum dangdutan. Kalian ini ya astaga."

"Waduh, sayangnya Pak Didik lagi ada keperluan di luar kota nih. Jadi kali ini kita gak bisa dangdutan sama Pak Didik. Mungkin next time, guys."

"Tapi guest star kita kali ini gak kalau keren dari Pak Didik, guys. Siapa yang udah gak sabar nunggu hivi! angkat kaki," seru Gavin.

"Waduh, ya jangan angkat kaki juga dong, Vin."

Riuh terdengar saat personil hivi! satu per satu datang ke atas panggung menggantikan Hawa dan Gavin.

"Selamat pagi semuanya! Udah siap bersenang-senang hari ini? Taruba mari bernyanyi!" sapa Ilham Aditama, vokalis hivi! memulai penampilan mereka dengan lagu Satu-satunya.

Haris dan Viona yang tadinya berdiri di backstage, kini agak berlarian ke pinggir lapangan agar dapat menonton penampilan hivi! lebih dekat. Anak laki-laki itu sama sekali tak berniat melepas genggaman tangannya dengan Viona. Keduanya menikmati lagu 'Satu-satunya' yang mengalun indah di telinga keduanya.

Dengarkanlah...
Hanya kamulah satu- satunya
Di antara yang pernah singgah di relung jiwa
Dan takkan pernah lagi ada
Manusia lainnya
Sudah cukup satu hanya kamulah satu-satunya

Haris dan Viona bernyanyi bersama, lalu keduanya tertawa kecil saat menyadari festival sekolah seakan menjadi concert date mereka.

Lagu 'Satu-satunya' berakhir dan langsung dilanjut dengan 'Kereta Kencan'. Viona mendengarkan tiap liriknya, menyadari bahwa lirik lagu 'Kereta Kencan' cukup cocok untuk ia dan laki-laki yang sedang menggenggam tangannya itu.

"Tau lagi ini gak, Vi?" tanya Haris memecah diam antara ia dan Viona.

Viona menganggukkan kepala pelan. "Tau kok. Salah satu lagi favorit gue di album Kereta Kencan. Kalau lo gimana?"

Belum Haris membuka mulutnya, Viona kembali berkata, "Gue gak menerima jawaban kalau lo bilang lebih suka gue daripada lagu hivi!"

Haris terkekeh kecil saat menyadari Viona sudah hapal dengan tabiatnya.

Kau temaniku berlari
Antarkanku untuk menggapai hati
Kau saksi bisu indah jalan cintaku

"Padahal gue mau jawab Siapkah Kau 'Tuk Jatuh Cinta Lagi."

Viona hanya berdecak pelan lalu beralih ke panggung. Menyaksikan para personil hivi! yang sedang mengambil minum.

Setelah Febrian Nindyo menyapa para penonton, kini gantian vokalis perempuannya yaitu Neida yang menyapa.

"Sebelumnya kita ucapkan terima kasih ke temen-temen panitia yang udah berkenan mengundang kita di festival dies natalis Taruna Bangsa yang keren ini. Tadi kita juga udah nonton perform dari temen-temen band di sini dan semuanya keren-keren banget."

"Wah bener sih. Tadi juga pada ikut sing along, mana kenceng-kenceng banget lagi suaranya," timpal Febrian Nidyo.

"Temen-temen Taruba keren. Terima kasih banyak apresiasinya, ini adalah salah satu moment menyenangkan karena kita bisa perform di depan anak-anak SMA yang lucu-lucu. Dan sekali lagi selamat pagi, senang jumpa anda semua. Salam kenal, kami ...."

"HIVI!"

Tepuk tangan meriah kembali menyambut tiga personil hivi! di atas panggung sana.

"Dan karena kita lagi perform di depan temen-temen yang masih sekolah, gimana kalau kita lanjut ke ..."

"Remaja."

Intro lagu Remaja terdengar mengalun merdu. Senyum lebar tercipta di banyak wajah karena lagu ini sangat merepresentasikan mereka yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.

"Kita remaja yang sedang dimabuk asmara."

Intro legend itu dinyanyikan para siswa bersamaan dengan personil hivi!. Mereka menikmati bagaimana weekend mereka dihiasi dengan dies natalis sekolah, menyaksikan hivi! dengan teman atau bahkan orang terkasih mereka.

Benar kata hivi! bahwa tiada masa-masa yang lebih indah dari masa remaja. Saat putih abu-abu menjadi saat paling bahagia mereka ketika merasakan sulitnya menjadi siswa, dituntut banyak hal, namun mereka juga ingin bebas melakukan banyak hal. Masa emas yang tak akan pernah mereka ulang lagi. Hanya sekali dalam seumur hidup dan tak ada satupun dari mereka yang ingin membuat penyesalan dalam masa terbaiknya.

Indahnya kisah-kasih kita di masa remaja
Di bawah rayu senja kita di madu bermanja
Tiada masa-masa yang lebih indah dari masa remaja
Seakan dunia milik berdua

-to be continued-

PUTIH ABU-ABU [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang