Orion masuk ke kamar asramanya setelah seharian di latih oleh Cain.
"Nona Linn sendirian, dimana nona Lettice?" Orion menanyakan keberadaan Lettice karena beberapa hari ini dia hanya melihat Lettice saat pagi hari.
"Kenapa mencari ku? ada yang mengganggu mu saat dikelas?" Lettice masuk dari jendela kamar Orion yang setengah terbuka dan sedikit kesusahan masuk karena badannya yang gemuk.
Dengan sigap Orion membantu Lettice turun dari jendela
"Tidak ada, hanya saja jadi jarang melihat nona."
"Aku membutuhkan waktu sendirian setelah seharian di seret berbelanja." Lettice meregangkan tubuhnya karena demi apapun berbelanja dengan Linn adalah ide yang buruk. Linn akan memasuki semua toko sampai ia mendapatkan apa yang ia inginkan sesempurna mungkin.
"Apa belanja sebanyak itu?"
"Kamu akan tahu saat pulang ke rumah."
Lettice memang tak menyebutkan seberapa banyak tapi jawaban yang ia berikan membuat Orion memandang Linn seolah bertanya apa sebanyak itu?
"Hentikan tatapan matamu itu, belanjaan ku tidak sebanyak itu."
Orion menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil tersenyum.
"Orion, kamu ada papan catur?" tanya Lettice yang masih merebahkan dirinya di kasur.
"Tidak, tapi aku menemukannya di laci kamar."
Lettice meminta Orion mengambilnya, dan merubah dirinya menjadi manusia. Lettice mengajarkan cara bermain catur pada Orion.
Kenapa si pikachu ini
Linn makin tak habis pikir dengan kelakuan Lettice padahal jika ingin bermain catur dia hanya perlu mendatangi asrama anak-anak kelas A dan sudah pasti mendapat anak yang akan bermain catur dengannya. Tapi Lettice memilih repot mengajari Orion bermain catur. Linn merebahkan dirinya dan tidur, menghadapi dua awakend yang mengganggu acara belanjanya sungguh repot.
*********
Ayah!!
Tolong!!!
Selamatkan kami!!
Leight terbangun dari tidurnya, keringat bercucuran dari tubuhnya. Mimpi buruk yang sudah lama hilang itu kembali datang padanya. Ia mengambil segelas air mineral yang ada di meja dekat tempat tidurnya. Pikirannya mengawang pada kejadian tadi yang sudah terjadi berpuluh tahun silam.
Sekelompok orang dengan jubah hitam datang entah dari mana dan menyerang ayahnya. Beruntung sang ayah merupakan sosok yang mudah terbangun oleh gangguan kecil. Ibunya pun ikut terbangun, pertama kali yang ia lihat adalah kepala anak sulungnya yang sudah terpisah dari badannya.
"Rosaline, Larilah secepat mungkin jika wilayah ini sudah tidak aman terus berlari sampai kemanapun asal selamat bawa Leight bersamamu, dan apapun yang terjadi jangan pernah menoleh kebelakang kau paham?"
Wanita itu membawa anaknya dalam dekapan berlari secepat mungkin, air matanya terus berlelehan mengingat suaminya sudah bersimbah darah dan saat ia keluar dari rumahnya kota benar-benar dalam keadaan kacau.
Rosaline memberanikan diri memasuki kediaman pimpinan masih dalam jarak yang jauh ia melihat kepala dari pemimpin beserta istri dan kedua anaknya telah di gantung di pagar rumah. Leight kecil hanya bisa menangis dalam dekapan ibunya dan mendengar jeritan menakutkan yang entah sampai kapan tidak pernah ia lupakan.
Pembantaian organisasinya yang mungkin tak menyisakan siapapun selain dirinya dan sang ibu, dan mungkin putra bungsu pemimpin pun sebenarnya ikut mati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our World
FanfictionSelamat datang di dunia kami! cara bertahan hidup paling benar adalah dengan tumbuh menjadi lebih kuat.